Untuk hari ini emang Dandy terlihat nyebelin banget. Tapi, bukan kah semua yang dilakukan suami lo itu hanya karna dia ngerasa cemburu dengan apa yang ia pikir akan menjadi saingannya mendapatkan perasaan lo? Jadi enggak ada salahnya Dandy berlaku seperti tadi. Toh, emang hal itu memberatkan lo banget ya?
Setelah kata-kata Eren yang terus berputar dalam otak gadis itu, kini dirinya tidak lagi bisa berpikir buruk tentang Dandy. Semuanya memang benar, namun baginya Dandy sedikit keterlaluan. Bahkan kadar kecemburuannya melebihi Agatha sebelumnya. Ia juga pernah berpikir sadis tentang Aira, tapi setidaknya tidak membuat Agatha hilang kendali sampai melabrak perempuan itu dihadapan Dandy langsung.
Ah, memang Dandy berlebihan dalam menyikapi masalah. Atau karna Dandy merasa takut untuk menyakiti hati Agatha lagi?
-
Duduk sendirian diteras rumah, sembari menatap lurus pepohonan yang terlihat rindang dalam pekarangan rumah itu, sendirian dimalam hari. Baginya, hal yang memang paling menyenangkan disaat perasaan kesal masih bertengger kokoh dalam hatinya.
Agatha meraih gelas yang berisikan minuman hangat lantas dengan cepat mengarahkan gelas tersebut ke mulutnya untuk menyeruput pelan-pelan isi dalam gelas miliknya. Sudah hampir satu jam dia berada disana, perlu menghabiskan banyak waktu dalam meminum susu coklat itu. Tentu, karna pikirannya yang menerawang jauh tentang kejadian-kejadian yang sudah dialaminya semenjak ia resmi menjadi istri Dandy sampai perjanjian perpisahan yang akan dilaksanakannya nanti.
Ah. Mungkin cukup berat menjalani kehidupan setelah hari ini berlalu, namun janji adalah janji. Akan menjadi yang terbaik jika ia melaksanakan itu.
"Sedang apa?"
Suara milik Dandy itu sontak membuat Agatha merasa terkejut, lantas ikut dengan bibirnya yang mengeluarkan suara decakan satu kali. Tidak ada jawaban, Dandy segera duduk di kursi satunya lagi untuk menemani Agatha yang entah sampai kapan akan sendirian diluar rumah.
"Sudah malam, kamu enggak tidur?" tanya Dandy.
"Enggak, belum mau." tuturnya pelan.
Hening. Keduanya kembali bermain dalam pikiran mereka masing-masing, terlebih raut wajah Dandy terlihat kaku. Tidak beberapa lama, pemuda itu mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku celananya, lantas segera menyodorkan ke arah sang istri.
"Apa ini?" sembari meraih kertas tersebut ikut dengan raut bertanya-tanya dari mimik wajah gadis itu.
"Surat kontrak kita," ucap Dandy disertakan dengan senyuman kaku. Lagi. Entah, perasaan kecewa ikut menyerang hati Agatha saat itu juga, namun secepat mungkin Agatha menampik dengan tidak memperlihatkan secara rinci tentang apa yang dirasakannya.
"Ohh." sahutnya pelan.
"Agatha, gue mau lo simpen surat itu," sergah Dandy.
"Kenapa harus gue, bukannya lo yang ngotot buat nyimpen waktu kita buat perjanjian kontrak nikah kita?"
"Hhh, tapi gimana ya? Sekarang gue enggak bisa simpan suratnya lagi."
"Kenapa?"
Dandy menghela napas panjang, sebelum pemuda itu benar-benar mengucapkan uneg-uneg dalam hatinya untuk Agatha dengarkan. Dan setelahnya...
"Karna setiap kali ngeliat surat itu, gue enggak bisa membayangkan bagaimana nanti hubungan kita setelah lulus. Apa benar, lo atau gue akan melaksanakan semua tentang apa yang dibicarakan dalam surat kontrak itu. Lebih-lebih lagi perasaan gue udah nyaman dengan hubungan kita yang sekarang. Menurut lo?"
Kali ini Agatha meletakkan surat itu disisi minumannya lalu ikut tersenyum kecil ke arah Dandy.
"Semuanya sudah ada jalannya Dan, tinggal bagaimana kita menyikapi nanti. Kalau sekarang, baik lo atau gue memang enggak bisa ngambil keputusan yang resikonya untuk masa depan kita,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Teen Fiction(TAMAT DAN LENGKAP) Star. 2 Mei 2018 End. 17 oktober 2018 Rank : 194 dalam humor. (Dan Beberapa kali enggak tercatat) salah satu siswi yang berwajah manis dengan sifat yang tomboy harus merasakan menikah di usia yang baru saja menginjak 16 tahun...