3. Eren batal tau

21.1K 561 9
                                    

"Apa?!" teriak Agatha.

Hal yang sungguh mengejutkan ketika Agatha baru saja mendengar apa yang tidak pernah ada dalam benaknya. Ya, menikah.

Jangankan untuk menikah, memikirkan seorang lelaki saja dia bahkan tidak pernah melakukan hal itu. Hanya ada satu laki-laki yang selalu dipikirkannya, tapi itu juga adalah Dandy. Agatha memang tidak pernah bisa lepas untuk dari bayangan pemuda itu. Bukan, dia tidak menyukainya. Agatha hanya berpikir bagaimana cara menghindari ocehan Dandy yang menurutnya tidak berguna saat berada di sekolah.

Gadis berwajah manis itu lalu menghentakan kakinya ke lantai, lantas menggeleng cepat. Raut wajah yang tadinya begitu ceria kini berubah masam dalam waktu sekejap. "Ayah. Bunda.. Maksudnya apa kalian ngomong gitu?" kata Agatha yang akhirnya memecahkan keheningan.

"Duduk dulu sayang. Dan tenangkan diri kamu." kata Danial Damoy, laki-laki yang selalu dipanggil Ayah oleh Agatha.

"Bagaimana mau tenang, kalau kabar ini memang sangat mengejutkan ku yah." sahut Agatha dengan sedikit meninggikan nada bicara.

"Makanya. Kamu harus mendengarkan ucapan ayah kamu dulu nak. Lagian ini belum ending. Kalau pun kalian menikah, bukan berarti kami membiarkan kamu untuk tinggal berdua dengan calon suamimu nanti." timpal sang bunda yang juga berusaha memberi pengertian pada gadis 16 tahun itu.

Agatha mendengus kesal, memejamkan mata dan berusaha untuk menenangkan hatinya. Tapi tetap saja, otaknya masih terus bekerja untuk berpikir. semuanya tidak masuk akal saat harus menikah di usianya yang baru saja menginjak 16 tahun.

"Agatha. Ayah bunda mengharapkan kamu karna kakak kamu.."

"Bun, coba pikirkan lagi. Agatha masih sangat kecil untuk menikah bunda, ayah. Bagaimana ayah berpikir menikahkan Aga,sedangkan Aga saja tidak pernah terbayang sama sekali tentang itu?." jelas Agatha menatap kedua orangtuanya dengan penuh harap agar ayah dan bundanya tidak lagi membahas hal yang mungkin akan membuatnya gila.

Tetapi keduanya hanya melempar pandangan, seolah-olah salah satu dari mereka bisa menjelaskan apa maksud dan tujuannya untuk melaksanakan pernikahan dini ini. Dan pada akhirnya Danial menghembuskan napas pelan lalu kembali membuka suara.

"Kamu tau kan bagaimana ayah sama bunda membesarkan kalian dengan penuh kasih sayang." kata Danial. "Dan bagaimana kami memikirkan masa depan kamu dan juga kak Arin. Cukup kakak kamu saja yang terus memikirkan pekerjaan dan juga pendidikannya, kamu jangan sayang." jelas Danial menatap Aga penuh harap.

"Iya sayang, apa yang dikatakan ayah kamu benar. Ayah dan bunda hanya tidak mau melihat kalian menjadi perempuan yang terkenal tanpa pendamping disisi mu nak." sambung Elisa.

Tak ada kalimat, Agatha hanya menatap keduanya dengan penuh kekecawaan lantas segera melangkah masuk kedalam kamar miliknya, yang tidak jauh dari ruang tamu rumah itu.

"Aga! Coba pikirkan lagi sayang. Ayah dan bunda tidak akan memaksa kamu..!" teriak sang bunda yang hanya menatap punggung Agatha dan berlalu begitu saja.

-

Agatha membanting kasar tubuhnya diatas ranjang hingga menghadapkan wajahnya keatas langit-langit lantas kembali mengingat kalimat terakhir sang bunda beberapa menit yang lalu. Kabar yang sungguh buruk setelah melaksanakan acara ulang tahunnya bersama Eren tadi.

Membayangkan kembali kehidupan setelah pernikahan sungguh akan sangat menyita banyak waktunya hanya untuk mengurus rumah tangga seperti sang bunda yang terus mengurus ayah dan kedua putrinya. Pasti sangat membosankan setiap hari melihat wajah baru, tidur bersama orang baru. Membayangkannya saja sudah membuat Agatha bergidik ngeri, bagaimana kalau benar itu terjadi dalam hidupnya dalam waktu yang tidak akan lama lagi. Tidak. Tidak! Umpat Agatha lantas menaratapi dirinya begitu frustasi.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang