part 21

13.5K 496 44
                                    

Teeettt.. Teett..

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Untuk beberapa detik kemudian seluruh siswa/i sudah mempersiapkan diri untuk segera mengakhiri jam-jam yang membosankan itu.

Ibu Suci, selaku guru sejarah yang sedang asik menerangkan lalu segera menutup pembelajaran hari itu dengan memberikan satu tugas makalah pada siswa/i kelas XI IPA yang tidak lain adalah kelas kedua pasutri itu. "Ampun deh ada tugas lagi. Yang kemarin aja belum kelar." gumam Agatha sembari memasukkan beberapa peralatan tulis menulis kedalam tas ransel yang berukuran sedang.

Mendengar itu, sedikit banyak membuat Eren tidak percaya. Tentulah mengeluh tentang tugas sekolah adalah hal yang tidak biasa dilakukan sahabatnya itu. Eren mengalihkan pandangan ke arah Agatha lantas menatap bingung gadis itu. "Apa sih?" kata Agatha merasa risih ketika mendapati Eren yang terus memperhatikannya dengan wajah datar.

"Ya enggak, abisnya lo sih. Baru kali ini gue denger lo ngeluh karna tugas sekolah."

"Yee, emangnya kenapa kalau gue ngeluh soal tugas? Toh, gue juga manusia biasakan. Ada saatnya gue males sama semua tugas-tugas sekolah." Agatha yang sudah menggendong tas ransel miliknya, segera bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan kecil diantara apit meja dan kursi untuk bisa berada disisi bangku tersebut. "Nih ya. Biasanya kalau cewek yang pinter di sekolah, trus udah males kayak gini. Dia itu sedang jatuh Cinta sama seseorang." jelas Eren.

"Ha?! Gila kali lo, siapa juga yang jatuh Cinta sama Dandy." ceplos Agatha.

"Lah gue kan enggak bilang Dandy. Ow.." goda Eren dengan tersenyum mengejek.

Merasa terjebak akan pertanyaan dan pertanyaan Eren, cepat-cepat Agatha kembali meralat ucapan yang dilontarkan sebelumnya.

"Eh. Enggak, maksud gue, siapa juga yang lagi jatuh Cinta? Enggak ada, udah ah." jelas Agatha lantas segera melenggang pergi dari hadapan Eren. "Yaelah, bilang aja kali. Sekarang emang perasaan lo kayak gitu kan?!" teriak Eren diiringi dengan tawa kecilnya.

-

Agatha tersenyum tipis ketika melihat Dandy masih berada diparkiran sekolah yang berusaha mengeluarkan kendaraan miliknya dari deretan kendaraan-kendaraan lain disana.

Kali ini Agatha menghampiri Dandy dengan berlari kecil untuk sampai disana. "Pulang nih?!" teriaknya ketika dirinya sudah semakin dekat dari pemuda itu.

"Eh Aga. Lo mau pulang sama gue?"

"Iyalah, tadi kan kita ke sekolah bareng, gue tungguin di luar gerbang.."

"Agatha! Sorry banget nih, sorryyy banget. Gue harus pergi sekarang. Lo pulang sama Eren dulu ya."

"Ha? Seriusan lo? Mau kemana?"

"Iya, Aira sakit. Katanya dia sendirian dirumah enggak ada siapa-siapa. Lo tau kan, kasian orang sakit kalau sendirian enggak ada yang rawat. Yah, gue pergi dulu ya. Kalau udah selesai, gue langsung pulang kok." ucap Dandy lantas segera menyalakan mesin motor.

"Tapi Dan.."

"Eh satu lagi, kalau nyokap gue udah ada dirumah. Jangan bilang gue ketemu sama Aira ya." kali ini tanpa menunggu, Dandy segera melesatkan jauh motornya meninggalkan Agatha yang masih bingung disana.

Agatha tersenyum miris melihat situasi yang tidak mengenakkan kembali harus dia rasakan. Bukan hanya itu, tentu ketika mendengar nama Aira, gadis itu merasa ingin menyerah saja saat ini juga. Tentu ia tidak bisa memendam perasaan itu dengan membiarkan orang lain mengambil perhatian Dandy untuknya.

Padahal baru malam tadi pemuda itu bersikap manis padanya, dan sekarang ia kembali menelan bulat-bulat rasa kecewa itu. 'harusnya ini udah menjadi kebiasaan gue ditinggal oleh Dandy karna Aira. Kenapa masih juga sih, perasaan gue enggak rela gini.' batin Agatha lantas turut melenggang pergi dari parkiran sekolah tersebut.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang