part 35

11.6K 503 32
                                    

Agatha menelan salivanya kasar ketika satu pertanyaan Sandra sang ibu mertua yang terlihat seperti menginterogasinya. Gadis itu bahkan menyempatkan melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 19.00, tentu saja Sandra tidak akan mempercayainya saat harus mengatakan dirinya baru pulang dari sekolah. Lagipun, mana ada sekolah yang memulangkan siswa/i nya begitu larut.

Lalu, bagaimana dengan Dandy. Tampak raut wajahnya biasa saja saat Sandra memergoki keduanya baru tiba di rumah.

"Anu mah, tadi aku sama Agatha sempatin singgah ke rumah mamah Elisa. Katanya Aga kangen sama mamahnya," ucap Dandy. Lagi-lagi berbohong, gadis itu benar-benar tidak tau jika Dandy begitu cepat menjawab pertanyaan Sandra dengan lancar dan mulus dalam keadaan seperti ini. Yang lebih menyebalkannya lagi, Dandy justru menjual namanya di hadapan Sandra untuk menyelamatkan mereka berdua.

"Ah, kebetulan kalau begitu. Mamah ingin sekali Dinner sama orangtua kamu Agatha. Sudah lama kan kita tidak Dinner bersama," terang Sandra. Mendengar itu, keduanya kompak bertatap kikuk satu sama lain. Tak hanya itu, Dandy bahkan sempat menyesali ucapan sebelumnya.

"Mamah bener mau Dinner sama orangtua Agatha?"

"Iya," kata Sandra.

"Trus, rencananya kapan mah?" sambung Agatha.

"Ya kalau bisa besok malam aja, mumpung mamah enggak ada arisan atau acara-acara yang lain, gimana kalian setuju enggak?" ucap Sandra seraya tersenyum senang ke arah Agatha dan Dandy. Sementara keduanya justru terlihat bingung dengan kemauan Sandra yang terbilang tiba-tiba.

"Trus papah gimana mah?" tanya Dandy

"Papah? Memangnya kenapa sama papah?"

"Iya loh mah, kan papahnya lagi Dinas keluar kota. Enggak seru aja kalau enggak ada papah, Dandy punya usul..." sembari berucap, Dandy melangkah perlahan ke arah Sandra lantas setelah sampai disisi perempuan paru baya itu, Dandy segera merangkul Sandra lalu mengusap pelan lengan mamahnya. Agatha yang melihat itu hanya bisa terdiam menatap lamat kedua anak-ibu itu.

"Gimana Dinner nya kita tunda sampai kepulangan papah. Nah, kalau papah udah ada di Jakarta, baru deh kita ajakin orangtua Agatha biar makan malam bareng kita, setuju enggak?" alih-alih ingin menimbang-nimbang usulan Dandy, Sandra justru melepaskan rangkulan tangan sang anak dan menggeleng cepat.

"Ya kelamaan kalau nunggu papah kamu, dia itu sibuk banget. Mana mungkin ada waktu buat kita makan malam bersama. Lagian kenapa sih kalau mamah mau makan malam sama besan mamah sendiri?"

"Bukan begitu mah, tapi..."

"Dandy, mamah bosen kalau di rumah terus. Mana kalian juga jarang bisa di ajakin ngobrol-ngobrol. Pokoknya mamah akan telfon Elisa buat persiapan makan malam kita di Restoran," jelas Sandra. Tanpa menunggu, perempuan berkepala empat itu lalu segera melenggang pergi dari hadapan anak dan menantunya menuju kamar.

Sementara keduanya hanya menatap punggung Sandra yang terus melangkah sampai menghilang dari pandangan mereka masing-masing.

Untuk beberapa saat kemudian Agatha mengalihkan pandangan matanya ke arah Dandy yang masih mematung disisinya, sembari berdecak sebal. "Apa?" ujar Dandy merasa risih akan sorot mata Agatha yang seolah ingin meledak saat itu juga.

"Awal permasalahannya kan sama lo, kenapa bawa-bawa gue sih?" sinis Agatha.

"Yaelah begitu doang, emang kenapa?" elak Dandy.

"Bukan apa Dandy, entar kalau mereka ketemu. Trus mamah lo bahas soal hari ini, kita harus jawab apa? Emang tadi kita beneran pergi ke rumah orangtua gue? Kan enggak!" terang Agatha.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang