"Agatha belum pulang, mamah pikir bakal pulang sama kamu."
Dandy termangu, mendengar ucapan Sandra. Wajah perempuan itu sangat meyakinkan kalau dia benar-benar tidak tahu hal itu menimpa kedua pasutrinya.
Dandy mengerang frustasi lantas menatap lekat wajah Sandra dan kembali menuturkan kalimat. Dia bahkan baru menyadari kalau saat ini mungkin Agatha merasa kurang nyaman. "Lagian kamu darimana sih? Tadi bukannya istirahat malah keluyuran gak jelas. Harusnya pulang dari acara sekolah langsung tidur." kata Sandra.
"Iya mah tadi ada sedikit masalah diluar rumah. Aku pikir Agatha bakal langsung pulang kerumah dan tidur. Makanya aku keluar sebentar."
"Yaudah kalau gitu, kita telfon mertua kamu saja. Siapa tau Agatha pulang kerumah mamahnya, mungkin udah kangen banget." kata Sandra.
Dandy kembali berpikir, mengingat kejadian dimana Agatha sangat marah dan cuek saat masih berada di Puncak. Dan hari ini Agatha sudah membuktikan kalau mungkin ada yang mengganjal dalam hati gadisi itu.
Melihat Sandra mulai meraih gagang telfon, lantas dengan cepat Dandy kembali menahan langkah Sang mamah untuk menelfon. Lagipula ini sudah malam, lebih baik jangan menelfon.
"Kamu yakin?" tanya Sandra tidak percaya.
"Iya mah, Dandy mau kesana aja. Kalau perlu jemput Agatha pulang kembali ke rumah." sahut Dandy.
"Ini kan udah malam. Mending kalau emang mau kesana, sekali-sekali nginep dirumah mertua gak masalah kan?" Dandy terdiam beberapa waktu, dan ikut tersenyum. Benar juga.
"Mau kemana? Sudah malam begini, kamu tidak capek?" sambung Danial dengan membawa segelas susu hangat lantas mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu.
"Enggak kok pah." sambung Dandy.
Tanpa babibu, segera pemuda itu berpamitan dan melenggang pergi dengan memakai pakaian seadanya.
Dia kenapa? Pertanyaan itu terus memutar diotak Dandy, padahal baru kemarin sudah mendapat maaf dari Agatha, dan sekarang Agatha kembali dengan kemarahannya.
Dandy benar-benar merasa bingung, apa yang salah dari dirinya. Ia bahkan sudah memperlakukan gadis itu dengan sangat baik, setidaknya. Tidak ada alasan bagi Agatha untuk (lagi) marah pada Dandy.
Untung saja, jika menyangkut masalah Agatha, kedua orangtua Dandy tidak lagi berpikir-pikir untuk meminjamkan mobil pada putranya itu, dan saat ini Agatha adalah sumber kebahagiaan Dandy kalau sudah menyangkut masalah pinjam meminjam barang antara orangtua dan anak.
-
Elisa terdiam ketika melihat Dandy sudah berada didepan pintu rumah dengan wajah lelahnya. Dirinya bahkan tidak percaya kalau si anak menantu akan mengunjungi rumah itu malam-malam begini.
"Masuk nak." kata Elisa.
"Ma.makasih mah." ucap Dandy lantas segera masuk kedalam dan mendudukkan dirinya di kursi ruang tamu. Terlihan Arin sedang asik menonton acara tv. Arin hanya tersenyum, melihat Dandy disana.
Skip_
"Kamu gak bilang kan sama suami kamu kalau mau ke sini?" tanya Elisa. Suaranya terdengar marah, bahkan tatapan mata perempuan itu pun membuat Agatha tak dapat berkutik.
"Bunda, gimana mau bilang. Orang Aga langsung kesini kok, sama mamah Sandra aja gak sempat pamit."
"Ya tapi kan kamu bareng-bareng pergi ke acara sekolah, disana kalian ketemu. Kenapa gak pamit sebelumnya?" tanya Elisa lagi.
"Bunda. Udah ah, Aga capek mau tidur."
"Iya, Dandy juga capek mau tidur. Kasian kan kalau dia tidurnya diruang tamu, jadi dia tidur bareng kamu disini." tegas Elisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Fiksi Remaja(TAMAT DAN LENGKAP) Star. 2 Mei 2018 End. 17 oktober 2018 Rank : 194 dalam humor. (Dan Beberapa kali enggak tercatat) salah satu siswi yang berwajah manis dengan sifat yang tomboy harus merasakan menikah di usia yang baru saja menginjak 16 tahun...