part 33

12K 502 32
                                    

"Gila tuh anak!" umpat Eren. Kedua tangannya sibuk mengutak-atik ponsel sembari berdecak kecil. karna ketidak hadiran Agatha yang terbilang tiba-tiba, membuat ia semakin yakin benar ada yang terjadi padanya.

Disusul dengan Lucky yang ikut mengutak-atik ponsel miliknya, mencoba menghubungi Dandy beberapa kali namun tidak ada jawaban dari anak itu. "Wah, gue curiga nih anak dua emang udah niatin buat bolos kayaknya," terka Lucky. Pemuda berwajah blesteran Amerika itu lalu segera melangkah ke arah Eren yang masih duduk terdiam dibangkunya.

"Kalau Agatha sih enggak mungkin banget anak itu bolos, pasti ini karna ajakannya si Dandy kali,"

Entah ucapan Eren membuat Lucky ikut terheran dengan berkerut dahi, tangannya menopang dagu lalu dengan raut wajah yang masih terlihat berpikir.

"Lama-lama gue curiga sama mereka berdua," kata Lucky.

"Curiga? Emang kenapa?"

Kali ini Lucky kembali membetulkan posisi duduknya lantas ikut dengan tarikan napasnya yang kuat. "Gue yakin, kalau saat ini keduanya baru merasakan dan menikmati diri mereka masing-masing sebagai sepasang suami-istri," terang Lucky.  Lagi-lagi entah itu suatu kebetulan atau sudah menjadi takdir ketika pernyataan Lucky ikut terdengar dengan murid yang lain seperti ia dulu, bagaimana tidak. Untuk sepersekian detik Sean dan Fandy ternganga saat itu juga, cepat-cepat keduanya melangkah dengan tergopoh-gopoh menuju bangku Eren. Wajahnya terlihat tak percaya dengan apa yang ia dengarkan.

"Apa? Agatha Dandy suami istri? Enggak salah?!" teriak Sean, diikuti dengan langkah kakinya yang semakin mendekat kearah Eren dan Lucky. Sedangkan mereka yang asik membicarakan kedua pasutri itu langsung mengunci mulut mereka rapat-rapat tanpa ada yang mau menjelaskan dengan apa yang sudah terlanjur terdengar dari yang lain.

"Kok malah diem gitu sih? Emang bener apa yang baru kita denger tadi, Agatha-Dandy suami istri?"

"Udah deh, enggak usah bahas. Apa yang kalian dengar juga kan enggak ngaruh buat nilai kalian kan?" sambung Eren. Tak sampai disitu, hati Eren tidak dapat menahan untuk memaki Lucky melihat kecerobohan pemuda itu, dan memang benar apa yang dikatakan Agatha beberapa waktu yang lalu, 'tidak lama lagi akan ada saatnya kalian membahas pernikahan gue sama Dandy lantas tanpa sengaja ada yang mendengar kalian, dan saat ini juga semuanya akan terbongkar'. kalau sudah seperti ini, Eren bukan lagi kawan yang bisa menjaga rahasia besar sahabatnya. Ah, padahal siang ini keduanya hanya ingin tau kenapa Agatha membolos?

Sementara Lucky cepat-cepat mendorong Sean dan Fandy untuk keluar kelas, tanpa mau menjelaskan apa-apa.

"Gila, Lucky kita juga temen lo kali, apa lagi yang kalian sembunyikan," ucap Sean. Saat berada dipintu kelas Lucky menghentikan aksinya lantas menatap kedua sahabatnya bergantian. Pemuda itu menelan salivanya kasar sembari menghembuskan napas pelan.

"Lucky,"

"Gue minta sama kalian berdua, jangan sampai kalian menginterogasi Agatha sama Dandy di sekolah, dan juga jangan sampai rahasia besar sahabat kita terbongkar seantero sekolah," bisik Lucky berusaha mengucapkan kalimat itu setenang tenangnya.

"Lucky, bukannya apa-apa tapi kita kan,"

"Sean, pliss. Gue bisa... abis digantungin ke tiang bendera sama Eren setelah obrolan kita, jadi jangan perpanjang masalah ini. Ok, gue enggak mau pusing!"

tanpa menunggu pemuda itu berlalu meninggalkan Sean dan Fandy yang masih ternganga, seakan membutuhkan penjelasan dari apa yang sudah Lucky ucapkan tanpa sengaja.

Kembali pemuda itu berjalan menuju bangku Eren yang sorot matanya sedikit membuat Lucky bergidik takut.

"Pokoknya gue enggak ikut-ikutan ya kalau Agatha marah," kata Eren.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang