Tak terasa. Matahari kembali memunculkan diri untuk menyapa pagi ini. Hal yang paling disenangi Agatha karna munculnya matahari tanda akan keberangkatannya untuk pergi ke sekolah.
Agatha membuka selimut perlahan, gadis itu baru menyadari kalau dirinya sedang tidak dirumah mertua. Agatha tersenyum, untuk hari ini membayangkan masakan Elisa yang juga sangat dirindukannya. Tentu, ada satu hal yang dilupakannya, dan baru tersadar saat mengingat kejadian malam tadi tentang pertengkaran antara dia dan Dandy.
Yap. Agatha terkejut lantas membekap mulutnya sendiri dan berbalik perlahan, berharap Dandy masih tertidur pulas tanpa tahu kalau gadis itu sudah bangun lebih dulu.
Tapi ternyata, tidak ada orang disisinya, Dandy tidak bersamanya. Dan lagi, Agatha berkerut dahi, mengingat sangat jelas tentang kejadian malam tadi tentang kelakuan pemuda itu saat bersamanya. 'Kemana dia?' Agatha bergumam sendiri.
Agatha menyibak selimut dengan sempurna, lalu segera turun dari ranjang, tatapan matanya menyapu ke seluruh ruang kamar itu, dan terhenti ketika melihat seseorang di meja belajarnya. Dengan cepat, Agatha melangkah dan memperhatikan orang itu. "Dandy.! Hey!" teriak Agatha saat tau orang itu adalah Dandy. Jadi malam tadi, Dandy tidak benar-benar tidur disisinya dan memilih untuk tidur dalam posisi duduk.
Agatha tersenyum senang, kali ini Dandy begitu mengerti kalau gadis itu memang risih harus membagi tempat tidur dengannya.
"Bangun.!" kata Agatha seraya menggoyangkan tubuh Dandy sekuat mungkin. Sementara pemuda itu matanya masih terlihat sayu lantas mendongakkan kepalanya ke arah Agatha. Ia bahkan menyempatkan tersenyum dan bangkit dari kursi yang didudukinya.
Siapa sangka? Ternyata pemuda itu tidak benar-benar bangun, kali ini Dandy melempar tubuhnya diatas kasur dan melanjutkan tidurnya. Ck, Agatha berdecak sembari melipatkan kedua tangannya dan ikut berjalan ke sisi ranjang.
"Dandy. Kita mau sekolah, ayo bangun.!" teriak Agatha.
"Aaa, apaan sih. Gue capek banget nih, lo enak tiduran dikasur, semalam gue gak bisa tidur karna gak ada tempat." sambung Dandy yang berusaha mengeluarkan kata demi kata dengan kondisi nyawa yang belum terkumpul sempurna.
"Lagian siapa suruh tidur disana, kalau gak mau juga lo kan bisa tidur di sofa ruang tamu." celetuk Agatha.
"Ntar bunda lo marahin lo lagi kalau ngeliat gue tidur diluar. Udah ah, jangan ganggu dulu. Gue mau tidur nih. Belum cukup tidur gue." kata Dandy yang kali ini sudah tidak memperdulikan gadis itu.
"Terserah, gue mau sekolah." sahut Agatha sembari melenggang pergi dari kamar. Gadis itu menyempatkan diri untuk mengambil handuk dan segera masuk ke kamar untuk sekedar membersihkan diri.
**
Setelah mengenakan baju seragam dan siap berangkat ke sekolah kini Agatha kembali menyempatkan waktu untuk memeriksa Dandy dikamarnya, benar saja. Dandy masih asik tertidur entah ia menikmati mimpi apa?.
"Aga."
Mendengar suara sang bunda, spontan membuat gadis itu merasa terkejut sembari memegangi dadanya. "Bunda."
"Kamu ngapain disini? Kenapa belum berangkat?" tanya Elisa.
Agatha mengangkat kedua bahunya lantas mengisyaratkan Elisa untuk menengok masuk kedalam kamar miliknya.
"Astaga, Dandy belum bangun? Kamu gak bangunin dia buat ke sekolah?"
"Tuh kan. Suudzon lagi sama anak sendiri. Orang dianya yang enggak bangun-bangun kok, Aga udah bangunin juga." elak Agatha.
"Ya tapi kenapa belum bangun.?"
"Agatha enggak tau bunda, yang jelasnya kan Agatha udah bangunin dia, berpuluh puluh kali malah. Udah ah, Agatha mau berangkat sekarang aja." tuturnya sembari meraih tangan sang bunda untuk disalaminya. Sementara Elisa hanya terdiam membiarkan putrinya berlalu begitu saja.
📖📖
"Apa?! Hahhaaha.."
Melihat reaksi Eren yang berlebihan membuat Agatha semakin bingung, baru mendengar Dandy menyusul dia kerumahnya sudah membuat Eren tidak lagi mampu menghentikan tawanya, lantas bagaimana kalau Eren tau keduanya sampai tidur bersama.
Sebenarnya keduanya tidak sampai tidur bersama, justru Agatha lah yang mempunyai reaksi berlebihan malam tadi.
"Ini gimana ceritanya sih? Lo ngambek? Abis itu lo kabur ke rumah orangtua lo, terus si Dandy nyusulin lo?" tanya Eren yang disertakan dengan tawa lepasnya. Sementara Agatha tidak lagi bisa mengelak, benar apa yang dikatakan Eren, Agatha melakukan itu karna kemarin ia merasa cemburu dan ingin marah pada Dandy, bahkan sampai tidak mau melihat pemuda itu, dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Tapi, jika mengharapkan Dandy untuk menyusulnya, ia bahkan tidak pernah berpikir sampai kesitu.
"Udah deh, gak usah berlebihan gitu kali." ujar Agatha sembari menatap Eren malas.
"Ya abis gimana, kalian itu kayak pasangan suami istri yang udah lama, udah bertahun-tahun pake acara ngambek-ngambekkan, lo ngambek pulang kerumah biar disusul Dandy."
"Siapa yang bilang gue disusul sama dia, orang gue cuman mau ketemu sama bunda kok. Aaah udah ah, males gue."
"Et, mau kemana? Bentar gue belum selesai. Seandainya semalam gue liat kejadian itu, gue bakal nyanyi lagunya Nike Ardilla, lo tau lagu yang mana kan?" tanya Eren. Agatha hanya berkerut dahi mendengar Eren terus berbicara tanpa henti dihadapannya. "Iya, itu tuh, ehemm bentar.." Eren mengambil napas dalam dan ia pun mulai bernyanyi riang.
"Pulangkan saja, aku pada ibuku. Atau ayahku..." Eren berputar memutari Agatha dengan menyanyikan satu bait lagu berulang-ulang.
Agatha mendengus kesal lalu tanpa aba-aba gadis itu berlalu meninggalkan Eren disana.
Skip_
Bel sekolah berbunyi, terdengar sampai ketelinga para siswa/i PERTIWI, tanda pelajaran sebentar lagi akan dimulai. Begitu pun dengan kedua Agatha dan Eren. Keduanya kini melangkah semakin mendekati kelas mereka.
"Aga!"
Tapi siapa sangka? Langkahnya terhenti ketika suara yang tidak asing berhasil menyebutkan nama orang ter-nomor 2 di sekolah itu. Agatha berbalik dan sedikit banyak mengejutkannya ketika melihat Dandy berjalan menghampirinya.
"Loh, katanya dia gak ke sekolah?" bisik Eren. Agatha hanya diam ikut merasa aneh saat tau Dandy sudah berada disekolah ia bahkan berpikir pemuda itu akan membolos sekolah untuk pagi ini. "Yaudah, gue masuk kelas duluan ya, kayaknya bakal ada perang dunia kedua nih, liat muka Dandy asli bikin gue merinding, bye Agatha, baek baek ya." kata Eren lantas dengan cepat meninggalkan Agatha yang masih berdiri diluar kelas.
"Heh, curang lo ya?!" umpat Dandy.
"Curang? Maksud lo apa?!"
"Iyalah, curang. Apa namanya kalau bukan curang. Kasih tau gue.!" kata Dandy sembari memajukan dagunya dan terlihat songong oleh Agatha.
Tidak terima. Kali ini Agatha ikut mengeluarkan ke tidaksopanannya dengan berkacak pinggang dihadapan Dandy, bahkan sampai mengikuti gaya bicara pemuda itu.
"Heh! Gue gak terima ya, lo bilang gue curang. Gue curang darimananya? Jelasin!"
"Lo. Sengaja kan gak bangunin gue tadi? Supaya gue gak pergi ke sekolah pagi ini. Sengaja kan lo?!"
Mendengar itu Agatha tertawa sumbang sembari mentoyor kepala Dandy.
"Eh. Lo tau gak! Sampe ribuan kali gue panggil nama lo DANDY DANDY DANDY, tapi siapa yang tidurnya kayak orang mati? Heh!"
"Alesan aja."
"Alesan-alesan, lo tuh yang alesan." sahut Agatha merasa tidak terima. "Lagian siapa suruh tidur dirumah gue, dasar kunyuk!" umpat Agatha bahkan kali ini dirinya segera melenggang pergi dari hadapan Dandy. Hatinya sudah terlalu emosi meladeni Dandy yang kekanakan itu. 'Lagian tidur kayak orang pingsan.' batinnya.
"Itu karna gue orang bertanggung jawab kali! Gak ada terimakasihnya ya jadi istri." kata Dandy tanpa sadar.
"Istri? Siapa istri lo, Dandy?" tanya salah seorang teman kelas yang berada tepat dibelakang Dandy.
Deg!
Tbc!
Assalamualaikum, gimana nih perseteruan mereka? Tinggalkan like+komentarnya dong buat Author. 😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Teen Fiction(TAMAT DAN LENGKAP) Star. 2 Mei 2018 End. 17 oktober 2018 Rank : 194 dalam humor. (Dan Beberapa kali enggak tercatat) salah satu siswi yang berwajah manis dengan sifat yang tomboy harus merasakan menikah di usia yang baru saja menginjak 16 tahun...