Part | 15

2.3K 69 1
                                    

Hari pernikahan Raga semakin dekat. Semua persiapan telah di siapkan dan sisanya hanya tinggal beberapa hal saja.

Raga tengah berada di ruang keluarganya. Tempat ia berkumpul dulu saat masih ada kedua orangtuanya.

Raga membuka album foto yang berada di rak paling atas disana. Ia meniup debu yang menyelimuti album itu.

Saat Raga mulai membuka halaman demi halaman ia menemukan potret dirinya dengan Sheilla. Saat Sheilla baru lahir.

Disana, Raga sedang menciumi wajah Sheilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana, Raga sedang menciumi wajah Sheilla.

Raga mengusap foto itu, seolah ia masuk pada dimensi waktu saat ia pertama kali menemukan Sheilla yang tengah menangis di atas kasur bayinya.

Sheilla melihat Raga yang tengah menatap album foto itu dengan tatapan sendu. Lalu Sheilla menghampiri Raga.

"Eh, Sheii.. sini duduk" kata Raga dengan menepuk sofa di sebelahnya.

Sheilla mengangguk lalu duduk "Kaka liatin apa?" Tanyanya.

"Kaka lagi liat foto kaka sama kamu dulu," jawabnya dengan tatapan sendu.

"Ini aku?"

"Iya, hobbi nya tidur terus" ucap Raga dengan kekehannya.

"Ko, kaya bukan aku yah"

"Kan ini masih kecil"

Sheilla hanya mengangguk saja.

"Kamu tau, Shei.."

"Ngga, Ka.."

"Belum, Shei. Kaka belum beres ngomongnya" Raga mulai kesal sendiri.

"Yaudah, lanjutin aja Ka"

Raga menghembuskan nafasnya pelan dan tersenyum hangat. Sehangat mentari di pagi hari ini.

"Dulu, kaka gamau punya adik. Tapi saat lihat kamu lahir, kaka malah senang punya adik"

"Kenapa?"

"Karena kaka dulu berfikir, kalo punya adik itu Ayah sama Mama akan pilih kasih. Dan ternyata engga. Kaka malah di sayang banget, bahkan di perhatikan dengan sangat. Dan foto ini.." Raga menunjuk foto dirinya dengan Sheilla tadi.

"Saat kaka pertama kali denger kamu nangis, kaka ga tega. Kaka berusaha buat nenangin kamu, awalnya kamu malah semakin kenceng nangisnya. Tapi saat kaka lebih sabar lagi dan cium wajah kamu.. kamu jadi tenang"

"Saat itu juga, kaka jadi ingin lindungi dan selalu ada buat kamu"

Entah sejak kapan air mata Sheilla jatuh begitu saja tanpa permisi. Ia lalu memeluk Kakanya erat, seolah tak ingin kehilangannya.

"Kenapa nangis?"

"Akh-akhu sah-yang.. Kakaa" lalu Sheilla kembali menangis dengan sesenggukan di pelukan Raga. Raga yang mendengarnya pun teriris pedih. Sebentar lagi ia akan menikah, dan akan ada dua perempuan yang harus ia jaga. Sheilla dan Yuvi.

"Sayang kaka apa sayang Reyhan?" Goda Raga dengan masih memeluk Sheilla.

Sheilla langsung menarik tubuhnya dari pelukan Raga dan memukul lengan Raga, lalu ia mengaduh pura-pura kesakitan.

"Kaka itu ga bisa di beda-bedain,"

"Ohh ya?". Sheilla mengangguk.

"Kamu ga jalan sama Reyhan?" Tanya Raga menggoda Sheilla lagi.

Sheilla terdiam lalu tersipu "Aku malu Ka,"

"Malu kenapa? Kamu cantik ko. Malah si Reyhan yang beruntung bisa naklukin singa kaya kamu" kata Raga dengan tawanya.

"Ih, Ka Ragaaaa!" Raga terkekeh kembali.

"Tapi, Shei. Kaka seneng kamu udah ga judes-judes sama orang. Kaka sangat berterimakasih sama Taqqi yang udah mau terapiin kamu di Rumah Sakit keluarganya,". Sheilla tersenyum.

"Iyah, Ka. Aku juga sangat berterima kasih sama Kaka dan Ka Rey, soalnya udah bantu dan suport aku. Biar jadi Sheilla yang keluar dari masalalu,"

"Bilang makasihnya langsung ke Rey aja dong," goda Raga lagi.

Sheilla kesal karena setelah ia bercerita Reyhan yang mengungkapkan perasaanya pada Raga, Raga jadi setiap hari tak pernah absen menggodanya.

"Tau ah, aku mau ke kamar," katanya dengan menghentakan kakinya.

***

Sheilla melihat notifikasi di ponselnya, lalu ia melihat ada nama Reyhan disana.

From : Rey ❤
Pagi, sayang 😙

From : Rey ❤
Sayang?? 😑

From : Rey ❤
Belum bangun yah? Ko kebo sih 😲

From : Rey ❤
Sheillaaa??

From : Rey
Ko vicall aku ga di angkat? 😢

From : Rey
Kamu kemana 😟

From : Rey

Aku kangen kamu, Peri Kecil 😢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kangen kamu, Peri Kecil 😢


Sheilla terkiki geli melihat pesan dari Reyhan. Lalu ia mem-vicall Reyhan, karena itu sudah menjadi kebiasaan barunya sekarang.

"Haii," sapa Sheiila.

Reyhan masih menutup matanya dan membalas sapaan Sheilla dengan suara khas bangun tidurnya.

"Hai, Peri Kecil. Kamu kemana aja? Baru bangun yah? Kebo,"

"Aku tadi abis dari bawah, lagian kamu yang kebo" balas Sheilla dengan menjulurkan lidahnya.

Di sana Reyhan terlihat tersenyum dengan berusaha membuka matanya.

"Kamu belum mandi aja ko cantik sih? Aku jadi makin sayang,"

"Masa aku harus ganteng?"

"Huam.. ngga Shei ah, terserah. Sekarang kamu mandi. Nanti jam 11 aku jemput di rumah. Dandan yang cantik,"

"Tadi katanya gini aja aku udah cantik, kenapa di suruh mandi dan dandan lagi?"

Reyhan menghembuskan nafasnya dengan kesal. 'Ujian apa di pagi hari ini, Ya Alloh' katanya dalam hati.

"Aku suka kamu lagi dalam keadaan apapun. Tapi aku lebih sayang sama kamu kalo kamu mandi sekarang, ngerti?"

Sheilla mengangguk "Yaudah aku mau mandi dulu yah,"

"Eh bentar, kamu pake baju yang bener yah. Awas kalo kaya kemarin-kemarin lagi"

Sheilla terkikik geli dan tersenyum "Aku tutup yah"

***

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang