Part | 5

2.9K 92 1
                                    

Sheilla berjalan gontai menuju kasurnya dengan memegang perut yang sedari tadi menyiksa dirinya. Hari ini ia tidak sekolah karena, ya kalian tau sendiri jika awal-awal datang bulan seperti apa. Huft.

Ia di rumah hanya sendiri karena Raga ke kantor tentunya untuk berkerja. Untuk menghilangkan rasa kesepiaannya Sheilla membuka ponselnya yang banyak sekali notif dari teman-temannya.

MELANKOLIS

Melody C.
Si Sheilla kemana?

Beby
Iya lah si mayat idup kemana sih. Bete gue duduk sendiri 😥

Maudy
Songong lo ke calon ade ipar gue bilang mayat idup. Kualat lo!

Beby
Hellooww. Bang Raga ya sama gue lah.

Melody
Ngarep lo pada 😫

Beby
Sheeeeiiiiiiillllllaaaaaaa!!! Kenapa lo ga sekolah? Elahh. 😲😲😲

Melody
.2

Maudy
.351793000183765

Bebby
Apaan deh 😑

Sheilla
Sick.

Beby
Omaygatt!! Elo ko ga ada surat gitu sih? Yampun gue harus tengokin elo nih 😣

Melody
Halah modus lo receh kampret!

Maudy
Eh lo kembaran! Bilangin Bunda ya lo. Bahasa lo kasar 😗

Sheilla
Gue tggu.

Beby
Iyah ade ipaaarrqquuu 😎😘😚

Setelah itu Sheilla menutup akun WA nya dan mematikan ponselnya karena perutnya semakin nyeri dan panas.

Sheilla menarik selimut dan menangis. Seperti inilah keadaannya. Sakitpun ia tak ada yang menemani, ia terus menangis sampai ia lelah dan tertidur.

***

Raga berlari menuju kamar Sheilla. Karena ia mendapat telpon dari pihak sekolah jika Sheilla tidak masuk entah dengan alasan apa.

Bukannya Raga marah, tapi ia khawatir terhadap adiknya. Biasanya Sheilla jika tidak ingin sekolah selalu bilang terlebih dahulu. Ini salah dirinya juga. Raga pergi ke kantor sebelum matahari terbit.

Sepanjang jalan pulangnya ia terus menyalahkan dirinya sendiri jika terjadi apa-apa pada adiknya itu. Ia mengetuk pintu kamar Sheilla.

"De.."

"Shei.. buka ya, Shei"

"Ini kaka. Maafin kaka Shei"

Tak ada sahutan akhirnya Raga masuk ke dalam. Dilihatnya Sheilla tengah tidur dengan sisa air mata di pipinya yang lembut.

Seakan dunia Raga runtuh melihat seorang yang ia sayangi tengah menahan sakit. Di usapnya pipi Sheilla dengan lembut dan hati-hati karena takut Sheilla terbangun.

"Maafin kaka, Shei"

Sheilla merasa pipinya di sentuh langsung membuka matanya "Kaka udah pulang?"

Raga mengangguk "Kamu sakit de?"

Sheilla mengangguk dan meneteskan air mata bukan karena ia sedih tapi ia tak kuat dengan suhu tubuhnya yang panas.

"Kaka panggilin dokter yah" Sheilla mengangguk.

Raga berjalan ke luar kamar Sheilla entah berbicara dengan siapa di telponnya.

Sheilla mencari letak ponselnya. Ia membukanya dan terdapat beberapa notifikasi lagi dari para sahabatnya yang sedang belanja makanan untuk menengoknya.

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang