Part | 48

1.9K 44 2
                                    

Saya ucapkan banyak terimakasih atas vote kalian semua!
Pada baik deh hehe.

Jujur aja nih yah, sebenernya nih aku akan berhenti aja gitu di cerita ini, maksudku gak akan kulanjutkan lagi karena kurang semangat. Namun, entah kenapa.. makin kesini banyak banget notif wattpadku yang ini hihi.
Alhamdulillah, mungkin Reyhan dan Sheilla bisa bikin kalian semua terhibur dan penasaran. 😂

Kalau begitu, aku akan update deh!
So? Vote dulu yah hehe.

HAPPY READING!!!

****

Reyhan menatap gadis yang telah sepenuhnya miliknya kini. Wajahnya yang polos dan lugu, semuanya... Reyhan sangat menyukainya. Jika memakan gula terlalu banyak ia akan merasa eneg, berbeda dengan saat ia melihat istrinya. Semakin di pandang... rasanya taman bunga dalam hatinya semakin bermekaran dan merebak wangi nan indah. Ia menyelimuti si peri kecilnya itu lalu memeluknya hangat agar lelapnya tak terganggu oleh si dingin malam.

Reyhan berusaha memejamkan matanya. Perlahan terlelap. Lalu air matanya keluar dalam diam, dalam lelap. Ia khawatir mengenai umur Sheilla yang masih terbilang muda jika untuk mengandung anaknya. Bodohnya ia, malah melakukan hal itu sekarang. Ia terus mencaci dirinya sendiri dan sangat merasa bersalah pada Sheilla. Perlahan hidungnya tak bisa di ajak kompromi. Reyhan berusaha mengatur nafasnya, agar suara isaknya tak membangunkan sang Ratunya kini.

"Engh~"

Sheilla menggeliat, dengan buru-buru Reyhan merubah air mukanya menjadi wajah yang sangat lelah.

Sheilla perlahan mengusap pipi seseorang yang kini telah berhasil mengambil seluruh hidupnya itu. Tanpa ragu ia mempelajari setiap inchi wajah suaminya. Ia mencolek-colek hidung Reyhan dengan pelan, tak berniat membangunkan.

 Ia mencolek-colek hidung Reyhan dengan pelan, tak berniat membangunkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok bisa sih ada manusia kaya kamu." Sheilla mulai berbicara sendiri. Jarinya mulai menuju bulu mata lentik milik suaminya itu.

"Ini... kenapa Tuhan gak adil. Ngasih bulu mata cantik gini ke orang yang pas-pasan."

Lalu turun ke bibir sang suami, "Ini juga. Warnanya ko merah banget. Reyhan pake lipbalm apa sih."

Dalam diam, yang semula kegundahan menguasai hati Reyhan kini berganti dengan perasaan hangat yang menyeruak dalam hatinya. Ia mati-matian berusaha menahan senyumannya. Sheilla membelai rahang tegas milik Reyhan dengan hati-hati.

"Ko basah? Masa nangis?"

Lampu terang dalam hati Reyhan perlahan meredup lagi. Ia menghembuskan nafasnya gusar, dan dengan gerakan cepat Sheilla menarik kembali tangannya dan pura-pura tertidur. Ia menarik selimut sampai ke telinganya, lalu berdoa agar Reyhan tak mendengar semua ucapannya.

Reyhan menarik Sheilla mendekat dengan senyuman gelinya dan mencium keningnya, "Terimakasih, sayang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang