Hari pernikahan Raga dan Yuvi telah tiba. Semua tamu undangan hadir dengan wajah turut bahagianya, seorang idola kaum muda menikah dengan seorang dokter cantik dan anggun membuat para Fans patah hati.
Bian datang menghampiri Raga "Lo ganteng, Ga. Tapi masih gantengan gue" ucapnya seraya membuat semua tertawa.
Raga mencium kening Yuvi "Yang, aku ngambil minum dulu yah" Yuvi mengangguk.
"Sosor boss, sosor" celetuk Bian dengan tawanya. Raga hanya tertawa garing lalu menghampiri Reyhan yang tengah duduk di dekat stand makanan.
"Mau kemana tuh penganten?" Tanya Taqqi pada Bian yang tengah tertawa lepas dengan rekan dokternya Yuvi. Sementara Bian hanya mengendikan bahunya acuh.
***
"Rey, gue mau ngomong". Reyhan mengangguk "Apa?"
Raga terlihat sedang mengatur nafasnya, sambil sesekali melihat ke arah Sheilla yang sedang berkumpul dengan para sahabatnya.
"Rey, lo beneran sayang sama ade gue?" Tanya Raga memastikan.
"Kenapa? Lo ragu?" Tanya balik Reyhan merasa tersinggung oleh pertanyaan Raga.
"Gue hanya memastikan,"
Reyhan dan Raga sama-sama terdiam memperhatikan Sheilla yang sedang tertawa.
"Lo tau, Ga? lo bener, Sheilla itu sosok peri, Peri Kecil. Yang harus gue jaga, gue lindungin. Datangnya dia di kehidupan gue memberi banyak keajaiban, yaitu kebahagiaan. Bahkan hanya dengan liat dia tersenyum hati gue seneng dan menghangat.." Reyhan menjeda ucapannya.
"Lo juga bener, lo bisa gila jika Sheilla kenapa-kenapa. Gue rasain itu. Gue terlajur jatuh cinta sama ade lo, Ga" panjang Reyhan dengan tersenyum hangat.
Raga tersenyum lega mendengar penuturan Reyhan lalu ia menepuk pundak Reyhan.
"Sheilla itu rapuh karena masalalu yang merenggut orangtua kita, Rey. Maka dari itu, lo jangan sampe buat dia kembali merasa kehilangan. Lo ngerti maksud gue?"
Reyhan mengangguk mantap dan tersenyum "Gue pastiin itu ga akan terjadi,"
Raga membawa dua gelas minuman lalu pamit untuk kembali pada istrinya.
"Gue samperin istri gue," pamit Raga.
***
Reyhan menghampiri Sheilla dan teman-temannya. Dilihatnya Ferdika tengah berusaha menggombali Beby dengan gombalan recehnya.
"Shei," panggil Reyhan.
Melody, Maudy dan Beby memberikan isyarat pada Sheilla untuk melihat ke arah keberadaan Reyhan.
Sheilla berbalik dan menunduk, "Ma-maaf,"
Reyhan mengernyit "Apa sih?"
Sheilla mendongkak dan menyembunyikan tangannya kebelakang.
"Kamu udah ga marah?" Tanya Sheilla.
Reyhan nampak berfikir "Em.. ngga. Karena kamu cantik hari ini" ucapnya dengan kekehan kecil.
"Cieee.."
Reyhan mendekatkan wajahnya ke arah telinga Sheilla "Aku punya sesuatu buat kamu,"
"Apa?"
"Jangan disini,"
"Kenapa?"
"Udah sih, tinggal ikutin aja susah amat" sahut Maudy kesal dengan Sheilla yang bertele-tele.
"Yaudah yu ikut aku!" Ajak Reyhan dengan senyumnya lalu mengalungkan tangannya di pundak Sheilla.
Mereka berjalan ke arah yang tak banyak di kunjungi orang dan para wartawan.
Disinilah Reyhan dan Sheilla, tepat di taman belakang rumah Yuvi yang indah. Dimana banyak bunga-bunga dandelia disana, dengan bunga mawar serta ayunan yang cukup menampung tiga orang.
Reyhan berjalan mendahului Sheilla dan berhenti di depan ayunan itu.
"Kamu duduk yah,". Sheilla mengangguk. Lalu Reyhan berjongkok di hadapan Sheilla.
"Kamu ga akan ngapa-ngapain aku kan?" Tanya Sheilla dengan was-was.
Reyhan terkekeh "Belum saatnya," jawabnya dengan nada pelan.
"Eh, apa Rey?". Reyhan dengan cepat menggeleng "Ngga, Sayang" sekestika wajah Sheilla memerah yang langsung membuat Reyhan tergelak.
"Lucu banget sih," Sheilla hanya tersenyum.
"Jadi, Rey mau kasih aku apa?". Reyhan tampak berfikir "Emm.. tutup mata dulu,"
Sheilla segera menutup matanya. Reyhan memandangi wajah Sheilla dengan lekat dan terpancar kasih sayang yang tulus disana.
Reyhan memperhatikan bulu mata lentik Sheilla di susul dengan pipi merahnya lalu berakhir di bibirnya, seketika niat buruk menyerangnya. Namun segera ia tepis.
Tapi Reyhan menginginkannya. Reyhan memejamkan matanya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Sheilla namun seketika ia terhenti.
"Ko lama, Rey" Reyhan segera menjauhkan wajahnya dari Sheilla.
'Astaghfirulloh hampir aja. Lo buat gue gila!'. Gerutu Reyhan dalam hati.
"Sebentar," Reyhan berjalan ke arah belakang Sheilla. Ia mengeluarkan kotak panjang berwarna hitam dari saku jasnya.
Sheilla merasakan sesuatu melingkar di lehernya, "Sekarang kamu boleh buka mata," bisik Reyhan tepat di telinga Sheilla.
Sheilla melihat sebuah liontin berbentuk bunga lili tepat melingkar di lehernya dengan berlian berwarna biru langit menutupi bagian permukaan bunga lili itu.
Sheilla memegang liontin itu.
"Rey, ini bagus banget!!" Pekik Sheilla dengan senangnya. Reyhan melihat Sheilla memakai manset berwarna putih sesuai dengan baju yang ia kenakan.
Reyhan terseyum lalu berjalan ke hadapan Sheilla, "Dan ini, buat Peri nya Reyhan" ucapnya seraya menyerahkan buket bunga lili berukuran sedang.
Sheilla yang senang langsung saja menarik Bunga lili itu dari tangan Reyhan. Namun,
"Aw," tiba-tiba ada bercak darah dari permukaan manset putih Sheilla.
"Kenapa Shei, kamu sakit? I-ini..?" Reyhan seperti mengerti sesuatu lalu menarik kembali buket bunga itu.
Reyhan membelalakan kedua matanya melihat telapak tangan Sheilla yang di tutupi manset itu sudah penuh dengan darah.
Reyhan segera membuka manset itu, betapa terkejutnya Reyhan. Ia melihat bekas luka sayatan yang masih basah disana.
Sheilla merasakan pusing di kepalanya lalu pandangannya menghitam dan ia tak ingat apa-apa setelah itu.
***
.
.
.
.
.Guys!! ini ceritanya Yuvi yah 😂
Bingung mau siapa, akhirnya aku pilih Elle Fanning buat jadi pemeran Yuvi. Muhehe ✌💙
Tbc,
Dinan ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Fairy (TAMAT)
Storie d'amore#6 Schoollife 🌸 #8 Youngmarriage #8 Sahabat Kamu akan mengerti semuanya saat kamu telah merasakannya. Saat kamu melihat duniaku dengan matamu sendiri. Kamu akan mengerti bayangku dan takutku. Karena kamu bagian hidupku, kini. Love, Reyhan Anugrah...