Part | 50

2.3K 65 21
                                        

Jangan pelit Bintang dan komennya yah.

Selamat membaca ☺
Oh, iya. Bantu saya temukan typo teman-teman😊

***

Sheilla melipat selimutnya lalu ia merebahkan tubuh dengan menghirup udara dalam-dalam. Urusan kemarin sudah selesai, memang. Tapi masih tetap ada yang mengganggu pikirannya.

"Kok Reyhan kayak takut apa-apain aku gitu, yah?" Ia bergumam pelan hingga suara pintu di tutup terdengar. Reyhan keluar dari kamar mandi dengan mengusap rambutnya yang basah.

"Wahh~ kamarnya rapih banget. Pinter deh punya Bojo." Reyhan duduk di sebelah Sheilla lalu menarik Sheilla agar bangun dan mencium rambutnya.

"Wangi."

Sheilla terkekeh, "Padahal aku belum mandi, lohh."

"Seriusan?"

Sheilla mengangguk.

"Gak jadi deh wanginya."

"Oke."

"Ish. Sarapan yuuuk.." Reyhan mulai lendat-lendot di lengan Sheilla.

"Aku lagi males makan. Kamu aja deh yah? Aku bikinin omelet, mau?"

Reyhan lantas menggeleng, "Gak. Gak usah. Bisa bahaya nanti kalau villa ini tiba-tiba kebakar."

Sheilla mencebikkan bibir, "Segitunya yah."

"Kayak biasanya aja. Pesan ke mbak-mbaknya, Yang."

"Jadi lebih enak makanan si mbak itu yah? Gitu?!"

Reyhan mengusap wajahnya, "Bukan gitu. Makanan buatan kamu enak kok. Serius deh. Cuman kan kalau di rumah kayak waktu itu ganti kompor sama benerin dinding gampang meski kebakarnya parah. Kalau disini ribet entar. Bulan madu kita keganggu deh."

"Aku marah!"

"Bener niih??"

Sheilla diam dan memunggungi Reyhan. Ia sedikit kesal dengan ucapan suaminya itu. Tiba-tiba ia merasa ada tangan polos hangat mendekapnya dari belakang dan menciumi kepalanya bertubi-tubi, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Gak mempan!" Ucap Sheilla masih ngambek.

"Iyah gak apa-apa. Aku gini karena kangen kamu yang nurut aja dan lagi imut-imutnya."

Sheilla berbalik dengan cepat, "O YAH? MASA?!" Lalu secepat kilat ia berbalik lagi namun berhasil Reyhan tahan. Dengan cepat juga Reyhan mengecup bibir manis itu lembut dan hangat.

"Kalau yang itu karena aku kangen ucapan manisnya."

Sheilla menahan bibirnya agar tidak tersenyum. Ia memalingkan wajahnya.

"Seenaknya yah cium-cium aku!"

"Lah? Kan kamu istri aku. Halal dong, bahkan kalau aku minta lebih pun sah-sah aja."

"REYHAAANNNNN!!! IIIIHHHH!!!"

Reyhan tertawa. Ia tahu bagaimana menaklukan belahan jiwanya, tahu takarannya dan tahu bagaimana harus bersikap di segala waktu pada istrinya. Ia semakin dewasa. Ia menghentikan pukulan kecil Sheilla dan memeluknya.

"Kalau lagi marah tuh gini coba. Kan enak, nenangin. Lagi marah berapi-api di kasih ice cream kan seger."

"Iiihhh. Hahaha." Sheiila membalas pelukannya, "Kamu udah pinter yah ngambil hati aku." Tambahnya dengan tersenyum.

"Harus. Dari awal juga kamu udah kepincutkan sama aku?"

"MEHONG!"

***

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang