Part | 10

2.4K 87 1
                                    

Reyhan menyimpan kantung kresek besar di meja makannya lalu menghampiri Ayuni dan mencium kedua pipi Ayuni.

"Udah Rey?" Tanya Ayuni yang masih mencuci piringnya.

"Udah, Bun. Tapi dua bahan ini ga ada katanya lagi kosong"

"Oh iya sih. Itu jarang banget ada"

Reyhan hanya mengangguk "Sini Bun. Reyhan lanjutin cuci piringnya"

"Udah gausah, kamu pasti cape seharian di luar rumah" tolak Ayuni secara halus. Karena ia saking tak mau nya ada yang lecet dari Reyhan.

"Udah sih gapapa. Berati sekarang saatnya Rey bantuin Bunda" paksanya dengan mengambil alih sponce dan piring dari genggaman Ayuni.

Ini yang Ayuni suka dan banggakan. Meski Reyhan seorang anak laki-laki dan masih muda di tengah kesibukannya ia tak pernah lupa untuk membantunya walau hanya sekedar sapu-sapu atau hanya menyiram tanaman.

Ayuni membereskan bahan-bahan kue yang ia pesan tadi ke dalam lemari khusus. Di tengah kesibukan mereka masing-masing Ayuni bertanya pada Reyhan.

"Sheilla itu gimana orangnya, Rey?" Tanyanya dengan terkikik geli.

Reyhan yang sedang mencuci piring tiba-tiba tersenyum sendiri.

"Ko diem sih? Lagi senyum yah?" Goda Ayuni yang masih menata bahan membuat kue.

Reyhan terkekeh "Sheilla orangnya baik, tapi garang juga"

"Gimana sih kamu, baik tapi garang?" Tanya Ayuni dengan senyum penuh arti.

Reyhan mengelap tangannya lalu minum dan duduk di kursi meja makan.

"Masa Reyhan pernah di kasih uang seribu logam, di kiranya Rey tukang dilivery, Bun" adunya dengan wajah kesal namun tak bisa ia sembunyikan ia juga mengagumi suara Sheilla.

Ayuni tertawa "Emang gimana ceritanya?" Tanyanya dengan menutup lemari lalu duduk di depan Reyhan.

"Ya gitu, Raga nitip pizza buat di anterin ke rumahnya soalnya dia lagi ada di studio" jawabnya dengan malas karena mengingat wajah dan sikap Sheilla beberapa waktu lalu.

Ayuni manggut-manggut "Emang dia sekarang sama siapa?" Tanya Ayuni. Bertepatan dengan itu kilatan cahaya dan petir terdengar.

"Sendir.." ucap Reyhan terpotong. Tiba-tiba ia ingat amanah dari Raga, Sheilla belum sembuh sempurna dan ia tidak bisa mendengar bentakan atau suara keras.

Reyhan segera beranjak lalu memakai jaket bomber putihnya lalu meminta izin pada Ayuni.

"Bun, aku harus ke rumah Sheilla, Bun. Kasian, dia sendiri di rumah. Rey-Rey harus kesana.." paniknya dan mencium punggung tangan Ayuni.

"Rey.." panggil Ayuni. Reyhan berbalik dengan muka melasnya "Apa sih, Bun. Rey bur--"

"Kamu bawa aja kesini. Kalo kamu kesana malam-malam gini ntar bahaya ah" ucapnya dengan terkikik geli melihat anak semata wayangnya panik karena perempuan.

Reyhan mengangguk dan memberi salam "Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, ganteng"

Ayuni menghela nafasnya pelan lalu tersenyum "Bentar lagi punya cucu" lalu ia terkikik geli.

***

Reyhan menjalankan mobilnya seperti orang kesetanan, yang ada di fikirannya adalah Sheilla sedang frustasi dan berteriak-teriak minta tolong.

Reyhan masuk ke dalam rumah Sheilla tanpa peduli mobilnya yang belum terkunci dan di matikan. Ia berteriak memanggil nama Sheilla.

"Sheillaaa!!"

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang