Part | 52

125 3 0
                                    

Hallo? Apa kabar para pembaca ceritaku sayang 😆
Nggak nyangka yah ternyata aku malah balik lagi ke wattpad.

Kayaknya jangan banyal basa basi deh, ini hadiah akhir tahun 2022.

Selamat membaca fangirl dan fanboy-nya Sheilla!

PART TERAKHIR DI SINI NANTI AKAN ADA SPESIAL PARTNYA BUAT TAMBAHAN INSYAA ALLAH!
***

Sheilla membanting pintu kamar mandi dan merasa cemas dengan dirinya sendiri, ia menggigiti jari kukunya dan berkeringat dingin. Raga adalah kakaknya, satu-satunya keluarga yang sedarah dengannya. Sementara Reyhan adalah suaminya kini, yang bahkan rela melakukan apapun deminya. Meski kini tak sama lagi, suami tercintanya itu lebih sibuk dengan dunianya.

Ia bertanya-tanya mengapa tak ada yang menyusulnya kesini? Apa semuanya sudah tidak memperdulikannya lagi dan sibuk dengan urusan masing-masing?

Sheila memukuli kepalanya dengan keras, lalu ia melihat sebuah batu bulat menjadi alas sebuah bathup yang tersusun rapih disana. Entah ide gila dari mana ia merangkak perlahan dan meraih satu batu disana lalu dengan mantap ia lemparkan ke arah cermin yamg berada di sebelah kirinya.

Seperti dejavu, saat ia melihat pecahan kaca membuatnya ingin melihat darah.

BRAK!
BRAK!
BRAK!

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi setelah mendengar pecahan kaca dari dalam, namun suara gebrakan kamar mandi itu kini sudah tak dihiraukan kembali oleh Sheila. Ia memandangi pecahan-pecahan itu dan meringis perih, entah kenapa tiba-tiba kepalanya pusing dan bertepatan saat itu Reyhan masuk lalu berusaha menyadarkan Sheila, namun Sheila kehilangan kesadaran dan pingsan.

***

Raga terpaksa membiarkan Reyhan untuk berada dikamar adiknya dulu sebelum mereka menikah. Lagi dan lagi hatinya teriris melihat kejadian itu. Yuvi menyentuh pundak Raga dan meminta waktu untuk ia berbicara pada Reyhan.

"Anak kita kaget dan ingin bertemu ayahnya." Tutur Yuvi lembut dan Raga mengerti maksudnya. Ia segera menemui Dewa dan meninggalkan Yuvi yang hendak mengajak Reyhan bicara.

"Rey." Panggil Yuvi.

Reyhan melihat Yuvi duduk di sebelah Sheila yang terlelap tenang meski masih pucat namun lagi dan lagi tangannya di infus.

"Kamu beneran nggak tahu kalau Sheilla pernah keguguran?"

Reyhan menunduk dan terisak, "Aku nggak pernah tahu, Kak." Ia menyesal dan merasa sangat tidak berguna.

"Dulu, saat Sheilla sakit dan aku pertama kalinya menginjakan kaki disini untuk memeriksanya.. dia bilang ingin jadi Ibu muda." Yuvi menghentikan ucapannya dan memberikan Reyhan tisu lalu melanjutkan kembali, "Jujur aja, saat mendengar dia tadi keceplosan keguguran dan kamu nggak tahu, aku juga ikut marah."

Reyhan makin terisak dan nafasnya tak beraturan.

"Beberapa waktu lalu aku melahirkan, rasanya sakit. Tapi seketika hilang karena mendengar tangisan Dewa dan semua terganti dengan bahagia. Perlu kamu ketahui, Rey, Sheilla ini masih muda dan sudah merasakan keguguran. Selain sakit fisik, batinnya juga terluka. Setelah berjuang merasakan sakitnya keguguran, tidak ada yang membuatnya bahagia atas kelahiran anak atau kata-kata hangat dari suaminya. Kamu malah terus menerus mementingkan karir dan perusahaan.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang