Part | 24

1.7K 44 1
                                    

Sheilla dan ketiga temannya kini tengah berada di mall dekat komplek rumah Sheilla. Ketiga sahabatnya sedang sibuk memilih pakaian yang pas untuk Sheilla.

Beby berdebat dengan Maudy karena ia ingin memilihkan dress untuk Sheilla, sementara Maudy ingin membelikan baju-baju pilihannya.

"Lo ga ngerti apa gimana sih? Jelas dress itu lebih cocok di pake sama Sheilla, liat nih" keukeuh Beby dengan menunjukan dress pilihannya.

"Heh, norak ya lo. Zaman sekarang masih pake ginian? Mending juga yang gue nih," balas Maudy tak mau kalah.

"Elah kampret! Si Reyhan kan kantoran, terus bentar lagi beresan kuliah. Yang udah aga berumur gitu ya pasti sukanya sama yang feminim lah,"

"Eh, Bangus!. Belum saatnya Sheilla feminim di depan Reyhan. Dia belom di nikahin, eek!"

Sheilla hanya geleng-geleng saja dan terkekeh.

Sementara Melody tengah mencari aksesoris, sepatu dan tas.

"Lo suka ini ga?" Tanya Melody.

"Agak.. glamor yah," ucap Sheilla tak enak.

"Yaelah gausah gaenakan gitu Shei sama gue. Kalo yang ini suka ga?"

"Yang itu kaya mau ke kondangan deh,"

Melody menyipitkan matanya, "Tunggu disini,"

Melody berjalan ke arah rak tas-tas branded di toko ini.

Kini Sheilla sendiri, ia memainkan ponselnya, semoga saja ada kabar dari Reyhan.

From : Rey ❤
Shei maaf yah, tadi aku kecapean dan istirahat.

Sheilla menghela nafasnya pelan, fikirannya mulai menjadi negatif.

"Cuma satu pesan, padahal biasanya bejibun"

Sheilla memasukan kembali ponselnya ke dalam tas selempangnya. Ia memperhatikan liontin yang di berikan Reyhan beberapa bulan yang lalu, saat Raga menikah.

Sheilla tersenyum manis.

"Mungkin, iya. Kamu lagi jenuh,"

***

Reyhan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia bersenandung kecil di dalam mobil.

Sepulang dari kampus, Reyhan berniat untuk ke kantor properti nya. Hanya untuk sekedar mengontrol saja.

Reyhan masuk ke dalam kantornya dengan angkuh, tanpa senyum. 'Senyum gue cuma buat peri kecil gue dan Bunda' katanya dalam hati.

Saat ia hendak masuk ke dalam ruangannya ia di hentikan oleh sekertarisnya, Mario.

Reyhan sengaja memakai sekertaris laki-laki, karena ia tak ingin Sheilla salah faham padanya.

"Ada apa?" Tanya Reyhan

"Tadi ada yang mencari Pak Bara," ucap Mario sopan. Reyhan memang lebih akrab di panggil Bara saat di kantor.

Mario, laki-laki yang mungkin seumuran dengannya dan sudah mempunyai dua anak. Nikah muda katanya. Mario lulus kuliah saat berumur 21 tahun, dan menjadi mahasiswa berprestasi. Tak salah jika Reyhan merekrut Mario sebagai sekertarisnya.

"Siapa?"

"Algivan Pratama, utusan dari perusahaan Garuda. Dia menitipkan ini," Mario menyerahkan map itu kepada Reyhan.

"Ada lagi?"

Mario terlihat gusar, "aaa-anu Pak,"

"Anu apa?"

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang