Part | 37

1.5K 34 0
                                    

Alwi sesekali meringgis kesakitan saat di obati. Mukanya penuh dengan tanda lebam bahkan matanya sebelah bengkak dan bibirnya sobek sedikit besar.

Ia menyandarkan badannya di sofa sambil mengatur nafasnya perlahan.

"Selesai!"

Alwi berdecak dan memandang sinis orang itu.

"Bilang terima kasih kek lo,"

"Makasih,"

"Kaya yang... gak ikhlas,"

Alwi hanya diam dengan pandangan menerawang ke atas. Pikirannya masih di selimuti oleh bayangan Sheilla.

Bodoh!

Dia hampir saja melukai dan merusak Sheilla. Alwi merasakan matanya mulai memanas dan setelah itu pandangannya
berkabut.

"Wi?! What the.. lo nangis?"

Alwi menggelengkan kepalanya. Lalu ia merasa ada yang menepuk-nepuk punggungnya dan ia langsung memeluk orang itu dengan menangis tersedu-sedu.

"Lo yang tenang yah..."

Alwi masih menangis, mengingat apa yang terjadi sebelum ia ke apartemen ini.

"Lo gak usah malu kali, cowok juga manusia bisa mewek juga. Lo boleh ko cerita ke gue,"

Alwi melepaskan pelukannya lalu menatap seseorang yang berada di hadapannya, "Gue... gue..."

"Gue apa? Lo laper?"

Alwi mengangguk. Lalu seseorang yang berada di hadapannya segera berdiri berniat mengambilkan makanan. Namun sebelum ia melangkah Alwi lebih dulu menarik tangan putih mulus itu.

"I want you..."

***

Sheilla membuka matanya saat di rasa secelah cahaya kecil mengganggu tidurnya. Sheilla menguap pelan lalu termenung kembali.

Semalam.

Seolah semuanya seperti mimpi. Paling buruk. Saat orang yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri berniat merusaknya.

Dan lagi. Sheilla harus melihat kejadian kejam tepat di depan matanya. Walaupun itu sebenarnya untuk melindungi dirinya. Reyhan seperti kesetanan saat melihatnya sedang tak berdaya oleh Alwi.

"Pagi, Sheilla..."

Yuvi masuk ke kamar Sheilla dengan membawa segelas susu vanila hangat dan bubur manis kesukaan Sheilla.

Sheilla tersenyum sedikit.

"Udah agak baikan? Mas Raga bilang kamu demam,"

Sheilla mengernyit lalu ia diam tak berniat membalas ucapan Yuvi.

"Kaka suapin yah?". Sheilla mengangguk.

Satu suapan masuk ke dalam mulut kecil Sheilla.

"Ka Yuvi gak ke rumah sakit?"

Yuvi menggeleng, "Mas Raga yang minta. Katanya Kaka harus segera cuti,"

Sheilla mengangguk dengan menerima suapan dari Yuvi lagi.

"Kalo punya suami emang harus gitu yah ka?" Sheilla bertanya dengan muka cengonya.

Yuvi terkekeh pelan lalu mengangguk, "Iya dong. Sebagai istri kita harus nurut terhadap suami, Shei. Karena pastinya itu untuk kebaikan istrinya..."

"Tapi aku suka lihat di tv banyak yang malah mencelakai atau bahkan nyuruh hal-hal yang negatif?"

"Itu suami yang tidak bertanggung jawab dan tidak menyayangi istrinya,"

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang