Part | 27

1.5K 41 2
                                    

Sheiilla menuruni tangga dengan berlari. Air matanya membasahai seluruh permukaan pipi lembutnya.

Krakk!

"Aw,"

Highils Sheilla patah. Saking terburu-burunya ia berlari. Sheilla menangis semakin menjadi ketika mengingat apa yang ia dengar dan lihat tadi.

"Aku harus lupakan Reyhan. Dia gamau sama aku. Dia hanya ingin MAIN-MAIN!!" Teriaknya dengan jeritan kesakitan mendalam.

Sheilla kembali berdiri dengan tertatih, ia masih menuruni tangga lalu masuk ke dalam ruangan yang Reyhan tunjukan sebelumnya.

Ia melihat begitu banyak potret dirinya disana yang di ambil secara diam-diam semua. Sheilla tertawa getir menahan sakit.

"KAMU BOHONG!!"

"BRENGSEK! PENGECUT!!"

"I HATE YOU!!

Teriak Sheilla di ruangan itu, ia berjalan dengan tersenggal-senggal dan memecahkan foto dirinya satu persatu yang ada di lemari, meja kerja, nakas, dan ia melihat potret dirinya bersama Reyhan di dinding yang begitu besar sedang tertawa bahagia.

Sheilla memandang foto itu dalam diam. Ia melangkah secara perlahan.

"Kenapa.."

"Padahal aku sayang kamu,"

"Tapi, kamu gamau hidup sama aku," Sheilla mulai terisak kembali.

"Apa karena penyakit aku?"

Sheilla tertawa pedih dengan tangan berdarah karena tergores pecahan kaca, lalu kaki tanpa mengenakan alas yang bisa saja pecahan kaca itu menancap mulus di telapak kakinya.

Sheilla masih memegangi sepatunya yang patah seperti hatinya. Sepatu pemberian Reyhan.

"Iyah, ini semua karena penyakit aku kan?"

"Kamu pasti malu!"

"AKU BENCI AKU SENDIRI!!"

Sheilla menangis histeris dengan menengadahkan kepalanya seolah minta keadilan pada Tuhan.

Inikah sakit hati? Inikah patah hati? Dan inikah yang sering disebut dengan cinta?

Yang banyak orang bicarakan tentang keindahannya? Sheilla menggeleng dan menatap lurus ke arah foto itu.

Ia berjalan ke arah potret dirinya dengan Reyhan. Lalu,

BRAKKK!!

***

Reyhan semakin mempercepat langkahnya ketika mendengar suara gaduh dari ruang pribadinya.

BRAKK!!

Sheilla melemparkan sepatunya ke arah foto itu tepat di wajah Reyhan.

Reyhan membeku tatkala ia berada tepat di mulut pintu. Ia menatap dengan nanar apa yang terjadi di hadapannya.

Ruang Pribadi.

Ruang Pribadinya hancur. Hancur sehancur-hancurnya.

Ia ingat percakapannya dengan Sheilla beberapa jam yang lalu.

'Bisa di bilang ini semua isi otak aku..'

Dan kini, semuanya hancur. Fikirannya hancur bahkan hatinya pun ikut hancur bahkan pecah.

Foto-foto seseorang yang ia cintai bahkan ia rela mengorbankan nyawanya demi seseorang itu pecah, hancur, berserakan.

Reyhan menatap itu semua dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Lalu ia mencari keberadaan Sheilla, karena ia yang terpenting.

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang