Part | 42

1.4K 33 1
                                    

Hari pernikahan Sheilla dan Reyhan tiba. Kini semua orang yang berada di hotel elite di Bandung sama-sama bisa merasakan debaran kuat dalam dada mereka masing-masing.

Keadaan sangat menegang di tambah saat Reyhan salah mengucapkan Ijab di hadapan Raga selaku wali dari Sheilla yang juga Kakak kandung Sheilla.

Sheilla yang berada di dalam kamar rias sudah semakin cemas dengan kegugupan Reyhan. Disisinya ada Yuvi yang menguatkannya agar bisa sesikitnya tenang walaupun itu akan sia-sia.

"Shei, kamu tenang yah.. jangan gugup. Reyhan pasti bakal jadi adik iparnya Kakak," kata Yuvi dengan menenangkan walaupun ia sama-sama gugup.

Suara Bas dan merdu Raga terdenagr kembali.

"Sodara REYHAN ANUGRAH REKSABARA. SAYA NIKAHKAN DAN KAWINKAN ENGKAU DENGAN ADIK SAYA YANG BERNAMA SHEILLA LUNA ADIKARA BINTI ADAM ADIKARA DENGAN MAHAR EMAS 124 GRAM 24 KARAT DAN SATU RUMAH DI BAYAR TUNAI--"

"SAS--SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA ADIK ENGKAU YANG BERNAMA SHEILLA LUNA ADIKARA BINTI ADAM ADIKARA DENGAN MAHAR EMAS 124 GRAM 24 KARAT DAN SATU RUMAH DI BAYAR TUNAI--"

"SAH?"

"SAH!!!"

Semua tersenyum bahagia dan mulai merapalkan doa.

"Alfaatihah..."

***

Pintu besar yang telah di rias seperti layaknya pintu kerajaan terbuka menampilkan para putri cantik empat orang memakai gaun berwarna biru langit dan satu yang mencolok dan mencuri setiap pandangan mata menggunakan gaun kuning dengan riasan rambut yang indah dan elegan.

Sheilla Luna Adikara telah resmi menjadi istri dari seorang CEO juga pemilik banyak perusahaan olnline, resort, dan fashion di ASIA itu meski masih kalah sedikit oleh keluarga Adikara.

Dari jauh terlihat enam orang pria bertubuh tegap dan yang paling mencolok adalah Reyhan dengan pakaian kerjaannya sesuai tema yaitu Beauty and The Beast. Mereka juga mengenakan topeng penutup mata yang sama kecuali Reyhan yang tidak memakai topeng. Karena ia adalah pangerannya hari ini.

Keduanya saling melemparkan senyum bahagia dan malu-malu. Mereka berjalan saling menghampiri dengan di dampingi ajudan dan dayang masing-masing.

Sheilla memakai gaun kuning dengan mahkota yang begitu elegan di kepalanya dan membiarkan leher sampai pundaknya terbuka yang menampilkan betapa apiknya si pemilik gaun itu.

Sheilla berhenti melangkah bersama ketiga sahabatnya dan Yuvi yang menjadi dayang tepat beberapa meter di hadapan Reyhan dengan kelima ajudannya yang juga para personel Axempo yang tentunya moment ini tidak mungkin tidak di abadikan oleh para wartawan.

Sheilla dan Reyhan berjalan kembali saling menghampiri namun tak lagi di temani dayang atau ajudannya. Mereka berjalan sambil saling tatap lalu Reyhan berjongkok ala romantis untuk mengajak Sheilla berdansa.

Sheilla menerima uluran tangan itu lalu mereka saling melempar senyuman. Bisa terdengar pekikan dan tawa bahagia yang terdengar di sekeliling mereka dengan bunga yang berhambur di awang seolah menyambut kedua pasangan pengantin dari kerajaan yang sedang di mabuk cinta itu.

Reyhan mendekatkan kepalanya ke arah Sheilla dengan pelan dan senyuman yang menawan menatap wajah cantik istrinya itu.

Cup

Reyhan mendaratkan bibir merahnya di kening Sheilla yang berhasil membuat semua orang yang ada di sana iri dan gemas melihatnya.

Reyhan merengkuh pinggang Sheilla posesif sampai ke lantai dansa.

Di sana telah ada beberapa pasangan lainnya termasuk Beby dan Ferdika yang baru jadian dua hari yang lalu.

Cinta memang tidak bisa di tebak.

Musik mulai di putar para pasangan menggerakan kaki ke sana kemari sesuai dengan tempo musik yaitu lagu Christina Peri Thausand Years yang di aransemen dengan alumnan Biola dan piano.

Reyhan tersenyum pada Sheilla dengan hangat, "My Lovely Wife," lalu ia mencium pipi kanan Sheilla.

Terdengar siulan di berbagai penjuru.

"Gue sih gak nyangka Axempo soldout lagi anjir,"

"Yoi, cepet lagi!" Sahut Bian sambil minum dan memperhatikan Sheilla dan Reyhan.

"Gausah tereak kali!" Bian hanya terkekeh.

"Eh si Alwi ko diem mulu dia," Bian.

Taqqi mengikuti arah pandang Bian ke arah makanan manis, "Dia lagi makan gak diem,"

Biam memutar bola malas, "Maksud gue dia gak gabung sama kita stelah nganterin penganten,"

Taqqi membenarkan dalam hati ada yang lebih menganehkan lagi. Kenapa Alwi begitu menyukai makanan pedas? Setahu mereka -anak Axempo- tak ada yang menyukai pedas kecuali Bian.

Musik masih mengalun indah dengan tarian-tarian yang mengikuti melodi musiknya.

Sheilla tersenyum manis lalu membisikan sesuatu di telinga Reyhan yang membuat Reyhan seakan tuli dan otaknya memerintahkan untuk tidak memfungsikan tubuhnya.

"Aku udah siap punya anak,"

Reyhan melotot dan menegang. Sheilla tersenyum lagi dan masih mengayunkan tangannya.

"Kata Kakak, Kamu jago banget bikinnya. Nanti kita bikin yu?.."

Reyhan semakin mematung bahkan ucapan Sheilla setelah itu membuat Reyhan semakin membelalakan matanya bak nyaris keluar.

"Soalnya aku gak bisa. Ajarin aku yah.."

Reyhan tak bisa memfungsikan seluruh tubuhnya kecuali debaran jantung yang semakin meningkat setiap kali Sheilla tersenyum dan tertawa ringan sambil sesekali mencuri ciuman di pipi Reyhan.

Dalam hatinya ia merasakan banyak suatu hal salah satunya adalah. Bahagia.

Sheilla menyadari perubahan Reyhan lalu ia menghentikan atunan tangannya dan berusaha menyadarkan Reyhan dari lamunannya.

"Hey? Sayang?"

Reyhan seolah kembali ke alam sadar dan mengerjapkan mata beberapa kali, "Ap-apa?"

"Kamu kenapa? Capek ya? Mau duduk?" Tanya Sheilla cemas.

Reyhan menyunggingkan senyumnya dan menggeleng lalu melekatkan jemarinya di jari mungil Sheilla.

"Nggak ko. Kamu pengen punya anak berapa?" Tanya Reyhan dengan senyum mengejek.

Sheilla terdiam sebentar dan terbitlah senyum devil dari Reyhan sementara Sheilla tersenyum mengembang.

"100!" Dengan antusias.

Reyhan melotot dan terlonjat kebelakang lalu geleng kepala tak habis fikir dengan gadis yang sekarang telah menjadi istrinya ini.

"Reyhan kenapa?"

"Ah? Nggak. Kamu gak salah pengen punya anak sebanyak itu? Dikira kita itu kucing apa?". Sheilla terkekeh melihat wajah baru dari Reyhan.

"Kak Bian bilang kemarin anak itu pembawa rezeki. Jadi kalo banyak anak banyak rezeki,"

Reyhan menggeram kalau saja ini bukan acara pernikannya ia akan mematahkan leher cucu Nenek Bella dan Abah alex itu.

"Kamu gak mau yah? Padahal aku bakal bahagiaaaaa banget kalo punya banyak anak,"

Reyhan tersenyum kikuk, "Iya sayang. Anything for you "

Sheilla tersenyum kembali dan mencium pipi Reyhan. Ow, entah sudah berapa kali Sheilla melakukan itu. Mentang-mentang sudah halal. Haha.

Reyhan termenung meskipun ia tersenyum tapi di fikirannya ia memikirkan sesuatu.

"Gimana caranya 'hajar' Sheilla buat 100 anak?"

***

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang