Part | 40

1.5K 31 0
                                    

Lima hari berlalu sejak acara pingit Sheilla di mulai. Hari itu, tepat saat Ivan dan Sinta bertunangan.

Baik Sheilla maupun Reyhan keduanya sama-sama menahan gemuruh rindu dalam dada masing-masing. Apalagi Ayuni menjabel ponsel milik Reyhan agar tak bisa sembarang mengangkat telpon dari kantor sehingga membuat anak semata eayangnya itu harus meeting meeting dan meeting.

Padahal hari pernikahannya tinggal 2 hari lagi. Dan kedua pasangan kesayang author itu akan menikah.

Reyhan berjalan manja ke arah Ayuni di ruang jahitnya yang tengah memasangkan kancing di jas pernikahan Reyhan.

"Bun, ini udah jam 12 malem. Harusnya Bunda udah tidur," ujar Reyhan dengan mengucek matanya.

"Kamu juga belum tidur, Rey"

Reyhan menghela nafas pelan, "Rey kan harus beresin kerjaan kan--- engh huamm.. Rey ngantukk Bun--"

"Udah berapa kali Bunda bilang! Kamu itu harus banyak istirahat, Rey. Sebentar lagi kamu nikah dan Bunda udah pengen punya cucu. Gimana kamu bisa ngasih Bunda cucu kalo kamu tidur malem-malem terus, kamu bisa-bisa gak produktif," ceramah Ayuni dengan kesal.

Reyhan sontak melotot, "Bunda~"

"Apa? Mau ngomong apa?" Cerca Ayuni.

Reyhan menggeleng lalu berjalan ke arah kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasur King Size nya itu.

Reyhan bergumam sendiri dengan sesekali tersenyum geli.

"Cucu?"

***

Yuvi tengah mengangkat telpon di dekat ruang keluarga dan entah berbicara dengan siapa. Setahh Sheilla Yuvi berbicara mengenai catering.

Dari jauh Raga datang dengan dua gelas susu hangat di tangannya. Lalu Raga berjalan ke arah Sheilla dan menyerahkan segelas susu berwarna pink itu pada adiknya.

"Nih, minum ya cantik,"

Sheilla mengangguk dan melihat ke arah susu berwarna coklat di tangan Raga satunya lagi.

"Itu buat Kak Yuvi?" Tanya Sheilla.

"Iyah, kamu mau juga?"

"Emang boleh?"

"Boleh, tapi nanti kalo udah ada buah cinta di perut kamu," goda Raga dengan terkekeh.

Sheilla mengernyit tak mengerti setelah itu ia melihat Yuvi mencubit lengan Raga.

"Kamu gak boleh ngomong gitu, Mas"

Raga hanya tertawa lalu memberikan susu hamil pada Yuvi dan mencium perut buncit Yuvi.

"Perut aku juga nanti akan besar gitu, Kak?" Polos Sheilla bermaksud pada Yuvi.

Raga terkekeh, "Iyah. Nanti kamu bakal gendut kaya Kak Yuvi,"

Yuvi melotot tajam ke arah Raga, "Siapa yang bikin gendut?!" Gerutu Yuvi.

Sheilla semakin tak mengerti, "Kak Raga emang bisa bikin gendut ya? Wah! HEBAT!!!" Sheilla bertepuk tangan ria senang.

Raga tertawa terbahak-bahak. Kali ini Raga sering mnjahili Sheilla. Apalagi di waktu-waktu hangat seperti ini.

"Iya dong!" Sahut Raga.

Yuvi hanya memutar bola matanya malas.

"Shei.." seru Yuvi.

Sheilla melirik lalu bertanya, "Apa Kak?"

"Kamu sudah siap punya anak?"

Sheilla terdiam begitu juga tawa Raga yang mereda. Sheilla menatap perut Yuvi dengan intens lalu perlahan pandangannya turun dan menunduk.

"Kenapa?" Tanya Raga cemas di sebelah Sheilla.

Sheilla menggeleng, "Gak papa Kak,"

Yuvi merasa tak enak, "kamu ngomong aja, Shei. Ada apa? Kamu belum siap punya anak? Kakak tau cara untuk mencegahnya. Kamu tinggal minum pil kontrasepsi ter---"

Sheilla menggeleng, "Bukan..." lirihnya.

Raga berpindah duduk berdekatan dengan Sheilla, "Kamu kenapa de? Kangen yah sama Reyhan?" Tanya Raga cemas namun ada nada malas saat menyebutkan nama Reyhan.

Sheilla diam lalu memandang Raga pekat dengan sendu. Ah! Raga paling tidak bisa melihat adiknya itu bersedih.

Sheilla menggeleng, "Bukan masalah rindu..." ucap Sheilla menggantung. Yuvi dan Raga sama-sama mengerutkan kening dan menunggu kelanjutan ucapan Sheilla.

"Ajarin aku, Kak".

Yuvi dan Raga semakin tak paham dengan ucapan Sheilla.

"Ajarin... apa?" Tanya Yuvi dengan mengusap perutnya.

"Aku.. aku gak bisa bikin anak," lirihnya.

Detik itu juga Raga tertawa terbahak-bahak padahal ini sudah larut malam. Sementara Yuvi melotot dan malu sendiri memalingkan muka saat Raga mengarahkan pandangannya pada Yuvi dengan seringaian nakal.

Raga menatap Sheilla, "Kalo urusan itu.. Reyhan pasti udah ahli,"

Raga terbahak kembali lalu berpindah duduk lagi berdekatan dengan Yuvi.

"Sayang... ayo udah malem. Kita kasih tau cara bikin anak ke Sheilla.." goda Raga.

Yuvi sudah menatap garang Raga namun Raga seolah tak memperdulikan itu. Ia malah terus menggoda Yuvi di depan Sheilla.

"MAS!"

Raga terbahak sementara Sheilla mengacuhkan keduanya, "Aku juga bisa mesraan gitu. Tapi nanti sama Reyhan.. hu"

"Aku ke kamar ah, dasar Kakak-Kakak mesum!" Gerutu Sheilla lalu berjalan ke arah kamarnya di lantai dua dengan menghentakan kakinya.

Raga terkekeh, "Ayok, cayang..." manja Raga pada Yuvi dengan mendekatkan wajahnya pada Yuvi.

Yuvi mendelik jijik dan melepaskan kalungan tangan Raga di lehernya dari samping lalu menjauhkan wajah Raga dengan kasar dengan tangannya.

"Amit-amit!" Gerutu Yuvi sambil berjalan ke arah kamarnya dan membanting pintu dengan kencang.

Tawa Raga terhenti lalu ia berjalan cepat ke arah pintu kamarnya saat mendengar suara pintu di kunci dari dalam.

"Gawat nih.."

Raga mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dan Yuvi.

"Sayang buka sayang..."

"Aku ngantuk nihhh..."

"TIDUR DI LUAR!" Raga melotot. Lalu melemah dan menunduk.

"Ck, nasib aing.".

***

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang