Part | 30

1.6K 40 2
                                        

Sheilla masih menangis menahan malu. Malu oleh Reyhan. Ia duduk di brankar yang baru di bawakan oleh para perawat.

Reyhan menatap Sheilla geli, "Udah ah jangan nangis,"

Sheilla malah semakin merengek malu. Bagaimana tidak malu? Sheilla tak menyadari dirinya datang bulan. Dan itu pasti tembus di atas kasurnya.

Penderitaan malunya tak sampai disitu, yang lebih mencengangkan adalah Reyhan meminta para perawat di rumah sakit itu untuk tidak membersihkannya karena Reyhan yang akan mencucinya sendiri.

Awalnya petugas rumah sakit menolak karena itu tugas mereka. Namun mendengar alasan yang Reyhan berikan membuat para petugas luluh sehingga tidak mempermasalahkan ini.

Kamar Sheilla luas. Karena itu kamar VVIP. Sheilla kurang suka hal berisik dan banyak orang.

"Tapi aku malu," rengek Sheilla.

Reyhan tertawa geli lalu mengusap puncak kepala Sheilla. Saat ini Reyhan sedang menyuapi Sheilla bubur.

"Jangan malu, kalo sama aku" ucap Reyhan dengan seulas senyum sambil membenarkan poni Sheilla.

"Tapi kamu kenapa mau bersihin itu. Itu kan jijik, aku gamau kamu jadi ilfil terus tinggalin aku," Sheilla menitikan air matanya lagi.

Reyhan terdiam sejenak teringat sesuatu saat ia baru keluar dari Rumah Sakit tadi.

"Tapi aku ga jijik. Aku juga ga ilfil apalagi tinggalin kamu. Imposible sayang.."

"Kenapa?" Sheilla berhenti menangis walau masih ada sisa air mata di pipinya yang lembut.

Reyhan mencekam bahu Sheilla, lalu memposisikannya agar berhadapan dengannya.

"Karena, aku juga gatau. Yang pasti aku ngerasa itu emang udah suatu keharusan bagi aku,"

Hening.

Sheilla nampak diam tak berkutik sama sekali.

"Will you marry me? Sheilla Luna Adikara,"

Reyhan meyakinkan dirinya bahwa ini bukan hayalan. Ini nyata.

Ini kenyataan.

Di terima atau tidaknya, itu urusan belakangan. Yang penting ia telah memberanikan dirinya.

Sheilla masih diam bahkan tak mengalihkan pandangannya dari Reyhan. Ia juga sejak tadi tak berkedip. Mungkin Sheilla pencetak rekor baru untuk kategori menahan tak berkedip selama itu.

Lebay.

"Tapi, tapi kalo kamu belum mau jawab gapapa ko. Asalkan kita ga putus. Aku akan tunggu sampai kamu mau dan kamu terima aku. Bahkan sampai aku tua pun aku tunggu kamu sayang. Aku ga akan paksa kamu, semua kep--"

"Rey.."

Seketika Reyhan berhenti. Jantungnya berdebar lebih kencang. Ia takut.

Sheilla berkedip dan tersenyum. Kalian tau? Sheilla gadis yang mempunyai senyum mematikan. Jika saja ia tersenyum pada siapapun orang itu, Reyhan yakin seluruh perhatian mereka akan teralihkan pada Sheilla.

"Rey.."

"I-iya sayang,"

"Aku.."

Reyhan menunggu dengan cemas apa yang akan di utarakan oleh Sheilla.

"Aku.. aku ingin kita sudahi semuanya," lirih Sheilla.

Glek!

Dunianya runtuh. Harapan, masa depan, semua runtuh! Tak ada lagi yang tersisa. Dunianya yang bahagia lenyap. Dalam waktu kurang dari semenit.

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang