Part | 43

1.5K 39 2
                                    

Sheilla terkekeh saat Bian dkk mengusili pengantin pria nya, Reyhan sang suami.

Bian berselfi ria bersama Sheilla terus menerus sementara Ferdika dan Beby memanas manasi Reyhan dengan ucapan pedasnya.

Taqqi diam dan sesekali terkekeh melihat mereka. Meskipun sekarang tamu undangan sudah tak ada lagi yang datang---

"Sorry,--- gue telat,"

Seseorang memakai gaun hijau tosca berlari dengan menenteng sepatu tingginya ke arah mereka dengan tergopoh-gopoh.

Semua tak ada yang bersuara dan memerhatikan perempuan di depan mereka dengan heran kecuali satu orang.

"Raras?"

***

Semua memandang satu sama lain saat Taqqi bersuara dengan wajah pucat pasinya.

"Jadi, lo kenal Naya dimana?" Tanya Reyhan dengan heran dengan melirik ke arah Sheilla, Beby dan Friska yang tengah mencicipi hidangan dan sesekali terkekeh ala perempuan.

Bian mengangguki setuju dengan pertanyaan Reyhan, "Iya, maneh tau dari mana?"

Pasalnya karena hanya Taqqi sajalah yang bebas kontaminasi dari perempuan dan hanya dialah juga yang tidak kuliah di dalam negri. Reyhan, dia baru lulus dan wisuda bersama Bian dan Ferdika.

Taqqi mengambil sesuatu di dalam saku jasnya dan mengeluarkan selembar foto lalu menunjukannya pada mereka.

"Dia.. diaa cewek yang lo cari selama 10 tahun itu?" Kaget Reyhan.

Taqqi mengangguk.

"Kenapa lo gak peluk dia Taq?" Sahut Bian nakal.

PLAKK!!

"Aw, lo paan sih jomblo yang baru jadian!" Sinisnya pada Ferdika dengan sengit.

"Ya mana mungkinlah, Taqqi kan anti sama cewek yang bukan mahromnya, atau gak paling kalo nyentuh itu pasiennya,"

"Oh iyayah, si Taqqi kan doyannya sama Ukhty-ukhty," ucap Bian membuat yang lainnya tertawa termasuk Taqqi.

"Kalian mungkin gak sadar, dari dulu gue pakai ini.." mengeluarkan kalung yang ada gantungan cincinya itu dari bajunya.

Sebuah cincin pernikahan.

"Maksud lo?" Sahut Bian.

"Apaan sih gue gak ngerti," Ferdika.

"Yang jentrě dong, Qi" kesal Reyhan.

Taqqi menarik nafasnya dalam lalu ia terkekeh pelan.

"Dulu... dulu banget. Saat gue baru lulus SMA. Gue ketemu cewek manis yang lagi duduk nungguin jemputan di halte depan SD Tumbuh Kembang. Gue samperin dia dan duduk di sebelahnya dan gue nanya dia lagi ngapain tapi dia malah senyum ngeliatin gigi ompongnya.." Taqqi terkekeh.

Waw.

Rasanya baru kali ini semua personil Axempo -kecuali Raga yang sedang mojok sama Yuvi- melihat Taqqi seperti orang yang hampa.

"Gue ngesejajarin kepala gue sama dia dan kasih dia permen karet tapi dia nolak dia bilang Ayah sama Bunda nya larang dia terima barang dari orang asing dan---"

"Qi, jangan bilang... dia gadis yang..." gantung Reyhan.

"Iyah, dia orangnya. Yang mampu ngambil hati gue seolah gue itu pedofil yang suka sama anak kecil kelas 6 SD,"

"Gelo! Maneh beuki cengek atah?" Seru Bian heboh.

PLAKKK!!!

Ferdika menoyor kepala Bian lagi tanpa iba dan Bian hanya cengengesan tak jelas.

"Gue gak sebejad yang ada di fikiran lo, cucu Bella.." gerutu Taqqi lalu di ikuti tawa renyah dari yang lainnya.

"Hai!!" Pekik Melody dan Maudy yang telah berganti pakaian menjadi lebih casual.

"Hai, Mel-mel.." Bian so imut. Melody membuang muka jijik.

"Jangan gitu ah, Beby aja dulu bilangnya gamau sama temen gue eh tau-tau udah jadian sama si Buta dari Gua Hantu,"

"Bangsit! Lo kata gue apa hah?!" Kesal Ferdika yang menonjok lengan otot Bian.

Yang laintertawa lagi kecuali Taqqi. Diam-diam Reyhan memperhatikan sahabatnya itu sejak tadi. Ia tau apa yang di rasakan Taqqi karena Taqqi sahabat sejak masih berada dalam kandungan.

"Eh, Kak! Beby sama Shei dimana?" Tanya Maudy dengan senyum ramah.

"Tuh.." Reyhan menunjuk mereka dengan dagunya.

"Oke kalo gitu, kita samperin dia dulu yah---"

"Tunggu,". Dua kembar itu berhenti melangkah dan berbalik dengan mengangkat satu alis mereka seolah bertanya 'apa?'

"Maudy, lo keliatan beda.."

Tiba-tiba wajah Maudy pucat pasi dan tangannya berkeringat basah.

"Lo keliatan... cantik,"

Semua orang berkernyit aneh melihat ke arah sumber suara.

Alwi?

Detik berikutnya semua tertawa, "Lo jatuh cinta sama Ade gue, Wi?" Tanya Melody.

"Syukur deh. Lo bisa mupon dari Bojo gue sekarang," sindir Reyhan bengis.

"Jangan ngimpi! Dia udah di jodohin Papa sama anak temennya," sadis. Melody berkata sadis dan Maudy semakin pucat saja.

Alwi memandang Melody datar dan menusuk lalu ia pergi bagaikan orang yang patah hati. Uh sakit.

"Lah kenapa tuh anak? Datengnya gak ketauan pergi nya gak beralasan. Dasar jailangkung," cibir Ferdika dengan heran.

Reyhan merasa ada suatu yang aneh tak mau banyak fikiran Reyhan memanggil Sheilla dengan kencang hingga membuat seisi hotel tempat ia menikah tadi hening bahkan tak ada yang berani bergerak bahkan bernafas.

"SAYANG AYO! SEKARANG KITA TERBANG KE MALDIVE BUAT NANEM BUAH CINTA KITA!"

Dari jauh Raga melotot dan menatap Reyhan berang. Saat akan melangkah ia di hentikan oleh pekikan dari sebelah timur dengan suara yang amat Raga kenali.

"ASYIKK! NANEM SERATUS YAH?!"

Detik berikutnya Raga berlari kencang ke arah Reyhan dengan membawa pisau dan sepuluh piring kecil di tangannya.

"PAEH SIAH REHANN!!!"

***

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang