Part | 46

2K 43 2
                                    

Sebelum baca, plis vote nya yah hehe.
Btw, author juga belum nikah sih
Kalo baca part ini tahan dulu bapernya hehe *doeng!

Happy reading!

~~~~~~~~~~~~

Deburan ombak yang tenang. Semilir angin mengelus helai-helai rambut Sheilla dengan pelan. Terik matahari yang sebentar lagi akan tenggelam. Benar-benar panorama yang indah.

“Aku gak akan biarin moment ini terlewatkan,” bisik Reyhan tepat di telinga istrinya.

Kedua pasangan yang baru menikah itu berjalan santai menyusuri pesisir pantai sambil bergandengan tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua pasangan yang baru menikah itu berjalan santai menyusuri pesisir pantai sambil bergandengan tangan. Menikmati waktu-waktu berdua mereka di sana.

Benar-benar waktu yang tepat.

Sheilla menghentikan langkahnya dan memutar badan tepat ke arah pantai yang terbentang luas dihadapannya. Ia memejamkan mata dan membentangkan tangannya dengan menghirup dalam aroma laut dengan tenang.

Angin-angin seolah ingin menyapa Peri cantik itu. Mereka terus mengapung-apungkan rambut Sheilla sehingga membuat si mpunya semakin terlihat cantik dan anggun.

Reyhan tak luput dari pemandangan itu, ia mengabadikannya lewat kamera yang baru ia beli sebulan lalu. Setelah puas mengambil gambar istrinya ia membisikan sesuatu tepat di telinga Sheilla.

“Kamu cantik, dan akan terus semakin cantik”. Sheilla tersenyum dan membuka matanya lalu mengalihkan matanya ke samping. Di lihatnya Reyhan tengah tersenyum hangat padanya.

Sheilla melakukan hal yang sama ia membisikan sesuatu pada telinga Reyhan, “Kamu gak terlalu ganteng apalagi keren, tapi...” Sheilla menjeda ucapannya. Kening Reyhan berkedut dan menantikan apa yang akan di ucapkan istrinya lagi.

“I LOVE YOU!! ANAK BUNDA!!”

Reyhan membelalakan matanya dan buru-buru menutup telinganya, “Aduduh, kamu nakal yah!”.

Sheilla tertawa terbahak seolah tak pernah ada masalah di antara keduanya. Reyhan dengan cekatan langsung menggendong Sheilla dan membawanya berlari ke sana-kemari.

“Ah! Aduduh, Rey turunin!” pinta Sheilla dengan tawanya.

“GAK MAU! KAMU HARUS DI HUKUM!”

“AKU SERIUS! AKU CAPEK!” Sheilla terus meminta di turunkan meski ia tak berhenti tertawa. Akhirnya Reyhan berhenti dan menurunkan Sheilla di pasir.

Keduanya masih tertawa lalu mereda.

“Jadi itu hukumannya?” tanya Sheilla menantang. “Kenapa?” tanya balik Reyhan dengan tatapan mengejek.

“Aku kira kamu bakalan lemparin aku ke laut sana tuhh..” ujar Sheilla menunjuk air pantai yang ada di depannya dengan dagu.

Reyhan terkekeh pelan lalu mengusap puncak kepala Sheilla dengan lembut, “Aku gak akan pernah biarkan itu terjadi,”

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang