Part | 13

2.3K 77 1
                                    

Raga menatap Reyhan dengan senyuman dan tatapan tak sukanya. Senyum yang apabila Raga tunjukan pada rival bisnisnya, maka mereka akan lebih memilih untuk pergi segera dari hadapan Raga.

Reyhan menatap Raga bingung. Sebenarnya apa maksud Raga memanggilnya ke apartemen miliknya?

Raga melangkah dengan perlahan yang bisa saja membuat seseorang langsung lari terbirit karena melihat sikap Raga yang seperti ini. Tapi tidak dengan Reyhan, ia malah geli di buatnya.

"Lo bawa kemana adik gue?" Tanya Raga dengan sinis dan masih dengan senyumnya.

Reyhan mengernyit tak mengerti. Dan hal itu membuat Raga geram seketika ingin menghajarnya saat ini.

"Maksud lo Sheilla?" Tanya Reyhan dengan polosnya. Memang dia tidak tau apa-apa.

"YA!".

E-buset si Raga kenapa. Kagetnya dalam hati.

"Lo kenapa sih, Ga? Gue udah jaga ade lo seharian penuh. Dan lo malah berterimakasih dengan cara bentak gue?!" Kesal Reyhan dengan nada yang mulai meninggi.

Raga meneguk cairan yang berada di gelasnya dengan rakus. Reyhan membelalak, ia tahu bahwa Raga belum dan sangat anti meminum air haram itu.

 Reyhan membelalak, ia tahu bahwa Raga belum dan sangat anti meminum air haram itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Raga Adam Adikara)

"Kenapa? Kaget?" Tanya Raga seraya tertawa. Kini Reyhan mengerti. Raga sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja dan melarikan diri ke dunia gelap seperti ini.

"Lo ngapain aja sama ade gue, hah?! JAWAB TOLOL!!"

"Maksud lo apa hah?!" Bentak Reyhan tak mau kalah.

"Gue cemas mikirin ade gue! Gue hubungi dia semalaman tapi hp dia ga aktif, da LO!.." Raga menunjuk Reyhan tepat di depan matanya.

"LO JUGA SAMA! JADI SEKARANG JELASKAN APA YANG LO LAKUIN TERHADAP SHEILLA!" lanjut Raga dengan kehabisan kesabaran.

Reyhan tak habis fikir dengan cara berfikir Raga yang menurutnya dangkal. Bagaimana ia bisa menuduh sahabatnya berbuat yang tidak-tidak kepada adik sahabatnya?

Reyhan menghembuskan nafasnya pelan "Gue bawa dia ke rumah.."

Raga melemparkan gelasnya ke dinding dan menatap tajam Reyhan.

"BANGSAT! LO HARUS TANGGUNG JAWAB!" Teriaknya. Bahkan burung-burung dan hewan liar pun langsung bertebaran mengumpat karena takut dengan teriakam Raga.

"Tanggung jawab apa?! Kalo maksud lo gue harus tanggung jawab jagain dia gue udah lakuin semua itu!"

"Oh? Gue kaget. Lo jagain dia dengan cara lo main-mainin ade gue di rumah lo ha?! Dan ga biarin gue kakanya untuk sekedar tau keadaan ade gue?! LO TEMAN MACAM APA"

Cukup. Kali ini Reyhan sudah habis kesabaran ia mencekam kerah baju Raga dengan kencang namun tak berefek apapun pada Raga.

"GUE EMANG BAWA SHEILLA KE RUMAH GUE.." ucap Reyhan mencoba menjelaskan dengan masih mencekam kerah baju Raga.

"TAPI GUE GAK SE BRENGSEK YANG LO PIKIR!.."

"GUE BAWA DIA KARENA GUE KHAWATIR SAMA ADE LO GA! SHEILLA!"

"LO YANG BILANG DIA GAK BISA DENGER SUARA BENTAKAN DAN KERAS! MAKA DARI ITU GUE TENGAH MALAM BELAIN BAWA DIA KE RUMAH KARENA GUE KHAWATIR, TAI!" Reyhan melepaskan cekalannya di kerah baju Raga.

Raga mencerna ucapan Reyhan. Ia menyimpulkan dari semua perkataan dan nada bicara Reyhan, tak lupa Raga sedari tadi mengamati sorot wajah Reyhan yang benar-benar terlihat jujur.

Reyhan mengatur nafasnya agar ia bisa mengendalikan emosinya. Ia tak mau sampai harus menggunakan otot lagi.

"Dan untuk masalah hp ade lo, gue gatau" ucapnya dengan pelan dan menahan emosi.

Reyhan berbalik dan pamit "Gue pulang.." pamitnya dan mulai berjalan menuju pintu.

"Apa lo suka Sheilla?" Tanya Raga yang berhasil menghentikan Reyhan. Lalu Reyhan berbalik.

 Lalu Reyhan berbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Reyhan Reksabara)

"Apa harus gue jawab?" Reyhan menutup pintu apartemen Raga dengan membantingnya kencang.

Raga menatap pintu dan tersenyum penuh arti.

"Gue rasa iya" gumam Raga.

***

"Pemirsa, benarkah gitaris dari Group Band  papan atas AXEMPO, Reyhan. Yang juga seorang pengusaha kaya raya di bidang property dan fashion.. tengah dekat dengan seorang gadis SMA? mari kita lihat cuplikannya.."

Alwi mematikan televisinya lalu bergumam "bener dugaan gue, Sheilla"

Alwi dengan cepat menghubungi seseorang. Setelah itu ia pergi menggunakan motor besarnya.

***

"Jadi bener, Bang?"

"Gue rasa iyah"

"Lo setuju?"

"Gue gimana Sheilla"

Alwi menghembuskan nafasnya pelan. Jujur, Alwi menyimpan rasa pada Sheilla sejak ia mulai berkerja sebagai menejer Band Axempo, dan itu berarti ia telah memendamnya selama 3 tahun lamanya.

"Lo kenapa?" Tanya Raga heran melihat perubahan raut wajah Alwi.

Alwi gelagapan dan tersenyum palsu "Gue? Gapapa, Bang. Cuman jangan sampe aja Bang Rey nyakitin si Shei"

"Gue udah sempet mikirin itu. Tapi, kalo ade gue emang ada hati sama dia? Gue bisa apa" jawaban Raga semakin membuat dada Alwi semakin sesak.

"Btw, wi.. pas di Malaysia gue ketemu kaka lo, Yuvi" ucap Raga sambil tersenyum.

Alwi memandangnya malas "Dia udah punya tunangan" tandasnya dengan nada dingin.

"Yah, gue keduluan. Emang siapa?" Tanya Raga dengan hati yang menciut.

"Vokalis Band Axempo" jawab Alwi lalu menghilang begitu saja di hadapan Raga.

Raga mencerna ucapannya Alwi karena ia bingung, tunggu..

"Gue dong?" Saat Raga tersadar ia melihat Alwi sudah melajukan motornya dengan sangat kencang.

"Wii!!"

"Gue bukan?!"

" Lo setuju?!"

"ALWII!!"

***

My Little Fairy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang