👤8

93.3K 5.8K 69
                                    

Jam menunjukkan pukul 21.21
Karin tengah berada didalam kamarnya mengerjakan tugasnya.

"Yah, kertas karton-nya nggak cukup."gumam Karin kemudian mengganti pakaiannya.

Karin berjalan lumayan jauh untuk pergi membeli kertas karton.
Melewati jalan jalan sepi tentu saja Karin bergidik takut.

"Halo cantik"ucap salah seorang cowok.

Karin menelan ludahnya dan berjalan semakin cepat.
Tangan seseorang mencekal tangan Karin.

"Lepasin !"bentak Karin.

"Enak aja. Main sama kita dulu baru dilepasin"

"Lepasin dia !!"teriak seorang cowok dari atas motornya.

Cowok itu membuka helmnya dan kemudian berjalan kearah Karin dan cowok yang tidak dikenali Karin.

"Ck, lo lagi. Ketemu lagi kita !" ucap cowok itu.

Karin segera berlari mendekati Alvaro yang berjalan mendekat kearahnya.

"Nggak usah basa basi lo DIMAS ALEDRA   !!''bentak Alvaro dengan menekan nama Dimas.

Dimas tertawa mengejek kemudian menatap Karin yang berada dibelakang Alvaro."Dibayar berapa lo sama Alvaro. Gue bisa bayar lebih dari DIA"

Alvaro maju beberapa langkah dan langsung menendang perut Dimas hingga terkapar.

"Jaga omongan lo !!"bentak Alvaro sambil menatap tajam Dimas yang sedang terkapar.

Alvaro berjalan kemudian menggenggam tangan Karin.

"Naik !"suruh Alvaro.

Karin menggeleng canggung."Makasih kak. Tapi gue bisa pulang sendiri."

Alvaro menatap tajam Karin lagi. "Silahkan kalo lo mau pulang sendiri. Tapi gue cuman ngasih tau. Gue nggak tanggung jawab kalo lo digodain kayak gitu lagi"

"Eh gue ikut"ucap Karin dan langsung menaiki  motor Alvaro.

Suara motor Alvaro membelah kesunyian dijalan yang mereka lewati.

"Rumah lo dimana ?"tanya Alvaro sambil melihat wajah Karin dari spion kanannya.

"Bisa minta tolong nggak ?"tanya Karin.

"Gue nanyain alamat rumah lo bege"ucap Alvaro kesal.

"Eh maaf maaf. Gue cuman mau bilang temenin gue beli kertas karton dong"

Tak ada jawaban.

Motor Alvaro yang tadinya melaju dengan kecepatan tinggi berubah menjadi pelan karena hujan yang mengguyur saat itu.

"Lo mau neduh dulu atau lanjut aja ?"tanya Alvaro sedikit berteriak.

"Lanjut aja."

"Kalo lanjut percuma. Nanti kertas karton lo basah."

"Ternyata kak Alvaro beneran mau temenin gue beli kertas karton ?"batin Karin.

"Langsung pulang aja"jawab Karin.

"Alamat ?"

"Jalan lambangan"jawab Karin lagi.

Hujan sangat deras membuat Karin yang tidak memakai jaket itu kedinginan.
Secara tidak sadar perlahan kedua tangan Karin melingkar di pinggang Alvaro.

Hal itu saja membuat Alvaro kaget.
Alvaro melihat kedua tangan Karin yang melingkar di pinggangnya kemudian melirik Karin dari spion kanannya.

Vote.
Gak sukak? disukain ajalah.



Dear BADBOY' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang