Bosan. Itulah yang Karin rasakan saat ini. Anya sahabat dekat Karin, sedang sakit hingga tidak bisa mengikuti pelajaran.
Duduk sendirian di kantin tanpa ada yang menemani.
Alvaro bersama kedua sahabatnya memasuki kantin dengan santainya. Banyak pasang mata yang tertuju pada mereka.
Tatapan Alvaro tertuju kepada seorang gadis yang duduk disudut kantin.
"Kok nggak gabung sama temen-temen kakak ?"tanya Karin sambil memotong bakso yang ada di mangkuk nya.
"Gak pengen aja"jawab Alvaro singkat kemudian merogoh sakunya untuk mengambil bungkusan rokok lengkap dengan pemantik nya.
Karin mendengus sebal kemudian merampas bungkusan rokok yang sedang dipegang Alvaro.
"Siniin rokok gue"sergah Alvaro yang berhadapan dengan Karin.
"Lo kalo mau ngerokok, cari tempat sunyi sana. Yang nggak ada orangnya."
Alvaro mendengus sebal kemudian memati-nyalakan pemantik yang
sedang digenggamnya."Lo kenapa sendirian ?"tanya Alvaro.
"Anya sakit"
Alvaro hanya ber-'oh' lalu memilih diam sambil menatap lekat sepasang mata Karin. Karin yang sadar dengan hal tersebut merasa risih.
"Muka gue kenapa ?"tanya nya penuh kebingungan.
"Nggak kenapa-napa"
"Terus kenapa liatin nya kayak gitu ?"tanya Karin dengan balas menatap Alvaro.
"GAK KENAPA-NAPA"jawab Alvaro kemudian beranjak dari hadapan Karin dan langsung menuju ke arah meja kedua sahabatnya.
"Galak amat"gumam Karin lalu melahap potongan baksonya.
--&--
Bel pulang sudah berdering sejak 30 menit yang lalu. Namun Karin masih berada di halte menunggu angkot.
Rencananya, Karin akan menjenguk Anya di rumah sakit.arin melirik jam kecil yang melingkar indah dipergelangan tangannya. Sudah pukul setengah empat.
Mata Karin berbinar-binar saat melihat kedatangan Alvaro dan kedua sahabatnya itu.
"Kak Roo !"panggil Karin.
"Kita cabut duluan"sahut Aldi sambil menyikut lengan Alfin.
Alvaro menatap jengkel kepada kedua sahabatnya itu. Kemudian beralih menatap Karin."Kenapa ?"tanyanya singkat.
"Gue boleh minta tolong nggak ?"tanya Karin yang menghampiri Alvaro.
"Apa ?"tanya nya datar lengkap dengan wajahnya yang datar pula.
"Anterin gue ke rumah sakit."
"Lo kenapa ? sakit ? atau--"
"Gue nggak sakit. Gue cuman mau jenguk Anya. Anya sakit"
Jadi pengen sakit. batin Alvaro.
"Tapi gue ada urusan. Tetap mau ikut ?''tanya Alvaro lagi.
Karin mengangguk cepat.
"Ya udah"
--&--
Alvaro mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ingin sekali rasanya Karin mencubit pinggul Alvaro, tapi Karin mengurungkan keinginan nya itu. Toh dia yang minta nebeng.
Sampailah mereka di depan rumah yang cukup megah dan mewah.
"Ini rumah siapa ?"tanya Karin berhadap mendapat jawaban Alvaro.
"Nanti juga tau."
Karin berjalan dibelakang Alvaro memasuki rumah tersebut.
Karin cukup kagum dengan isi dalam rumah tersebut."Gue kira lo nggak bakal dateng."ucap seorang cowok yang menghampiri Karin dan Alvaro. "Mah, pah. Alvaro dateng"
Tunggu, Karin mengenali suara itu.
"Kak Anjas ?"
"Hai"sapa Anjas sambil mengkerutkan keningnya.
"Lo berdua temenan ?"tanya Karin lagi sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
Anjas tertawa kecil kemudian menoleh kepada Alvaro sebentar."Kita sodaraan"
"Hah ?! serius ? kok bisa-- eh maksudnya--"
"Alvaro"panggil seorang wanita yang tidak terlalu tua dan tidak begitu muda yang berdiri di atas tangga.
Alvaro menoleh ke asal suara kemudian memalingkan wajahnya.
"Sini mah"ucap Anjas kepada perempuan yang disebutnya mama.
"Itu mama lo ?"tanya Karin berbisik tepat ditelinga Alvaro.
Alvaro mengangguk.
"Yang sopan !"ucap Karin sambil mencubit lengan Alvaro.
"Dia siapa ?"tanya mama Alvaro sambil melihat ke arah Karin.
Karin mencium punggung tangan mama Alvaro kemudian tersenyum manis. "Karin, tante"
"Cantik sekali" puji mama Alvaro.
"Nggak kok. Biasa aja"sergah Karin yang merasa malu.
"Kamu siapa Alvaro ?"tanya mama Karin sambil mengelus punggung Karin.
"Saya--"
"Pacarnya ?"potong mama Alvaro.
"Ng-nggak kok. Cuman temen"
Alvaro beranjak dari sofa kemudian menghampiri Karin."Lo bilang mau jenguk Anya. Ya udah ayo"
"Saya pamit dulu Tante, kak Anjas"pamit Karin.
"Kapan-kapan ke sini lagi"
"Lo kok nggak bilang kalo mau nemuin orang tua lo"
"Emang kenapa ?"tanya Alvaro.
"Kan gue udah ganggu waktu kalian. Mending gue naik taksi aja. Udah sana lo masuk aja, nanti gue naik taksi"ucap Karin sambil mendorong punggung Alvaro untuk masuk kembali ke rumah itu. Namun, Alvaro sama sekali tidak tergerak sedikit pun.
"Nggak. Gue malas ke sana."
"Kenapa ?"
"Kan gue udah cerita"
"Menurut gue, mama lo baik kok"
Alvaro mendengus kesal kemudian menarik paksa Karin. "Rumah sakit apa ?"
Assalamualaikum 😘.
Author kemaren nggak up soalnya author refreshing dulu 😂😎Vote dan komen.
Kalo perlu share juga.jangan ada sider di antara kita 😨.
- Ig : @puspittassari
*Atarika hanya nama samaran ea 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear BADBOY' (Selesai)
RomanceAlvaro Pratama Adinata dikenal dengan nama Alvaro . Siapa yang tidak mengenal dirinya di SMA Pertiwi. Sikapnya yang kasar dan dingin membuat dirinya disegani di SMA Pertiwi. Terlebih lagi Alvaro merupakan leader di geng motor'DESAGE'. Merokok, bolos...