👤42

51.9K 2.7K 55
                                    

BACA SAMPE BAWAH.
Ada yang mau author kasih tau.

---------------------------------------------------------

Karin melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Sudah 15 menit berlalu, namun tidak ada angkot yang berhenti.

Huft.

Karin menoleh melihat 3 motor sport keluar dari gerbang.
Mata Karin terfokus pada pengendara motor sport merah.

Mata mereka bertemu, namun Alvaro segera memutuskan kontak mata tersebut, dan melajukan motornya meninggalkan Aldi yang berdecak kesal karenanya.

"Apaan sih, masa gue ditinggal kayak gini"celoteh Aldi sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Karin memicingkan matanya mencoba menerawang apa yang terjadi dengan Alvaro.

"Lo mau nunggu angkot atau mau bareng sama gue?"

Karin mendongak menatap Alfin yang berdiri di depannya.

"Nggak pa-pa, lo duluan aja"

"Kalo lo nunggu bakal lama, bareng gue aja." Aldi tersenyum tipis "Aman terpercaya"lanjutnya.

Karin tidak ada pilihan.
Ia menatap Alfin disertai anggukan.

--&--

Karin menuruni motor Alfin dengan perlahan.

"Makasih kak"

Alfin mengangguk kemudian tersenyum simpul.

"G-gue boleh minta nomer Wa lo?"tanya Aldi kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

Karin terdiam sejenak.
Untuk apa Alfin meminta nomor Wa nya.

Alfin berdehem kecil membuyarkan lamunan Karin.

Karin menyodorkan ponselnya yang berisi tampilan nomornya, Alfin segera menyalin nomor itu.

"Ok, Gue balik dulu" ucap Alfin sambil  memakai helm full face nya.

--&--

Karin yang sedang berbaring di kasur dibuat bingung dengan pesan yang dikirim kepadanya.

Hai.

I

a mengetahui siapa pengirim pesan tersebut. Terlihat dari foto profilnya adalah wajah Alfin.

Iya

balasnya singkat.

Berselang beberapa detik, ponselnya bergetar kembali.

Lo udah makan ?

Deg!

"Maksudnya apa coba"Karin berdesis sambil menaruh kembali ponselnya di atas nakas.

Lebih dari 10 kali ponsel Karin bergetar, Karin sudah tau siapa yang mengirimi nya pesan.
Karin lebih memilih menutup wajahnya dengan bantal.

Ponsel Karin berhenti bergetar kemudian berdering.

Karin berdesis jengkel kemudian mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

ucap Karin malas.

Lo udah makan?

Karin tertegun mendengar ucapan Alfin dari suara telepon.
Kesambet apaan tuh anak.

"U-udah"
jawabnya singkat.

"Emang kenapa ?"tanyanya kemudian.

Nggak sih, cuman pengen tau aja

"Oh ya udah, gue matiin telepon nya ya"

Tunggu bentar.

"Apaan sih?"tanya Karin mulai jengkel.

Jangan telat makan.

Lagi-lagi Karin terdiam mendengar suara Alfin.

Jangan lambat tidur.

Karin mengernyitkan dahi, maksudnya apa coba.

"Gue mau ke kamar mandi, gue matiin teleponnya, bye!"

Karin mendengus kesal, tau begini dia tidak akan memberikan nomornya pada Alfin.

--&--

Di tempat lain seseorang sedang gusar memikirkan sesuatu.

Alvaro mendengus pelan.

"Gue rela ngorbanin perasaan gue biar lo aman Rin"

--&--

Karin mendecak sebal melirik jam tangannya.

Jarak ke sekolah nya sudah tidak terlalu jauh, bahkan atap sekolah nya saja sudah terlihat.

Karin merutuki dirinya sendiri yang tidur larut malam hingga membuatnya bangun setengah 7.

Detak jantung Karin berdetak tidak karuan karena berlari dengan sekuat tenaga, nyaris saja dirinya ditutupi gerbang oleh satpam.

Karin mengatur napas sebentar kemudian melanjutkan lari menuju kelasnya.

"Aw!" ringis Karin ketika tubuhnya menabrak  cowok jangkung yang entah sedari kapan ada di situ.

"Maaf-maaf"lanjutnya kemudian mendongak ke atas.

Alvaro menatap Karin dingin.
Kemudian melanjutkan jalannya tanpa meninggalkan sepatah katapun.

Karin diam mematung menatap punggung Alvaro yang makin menjauh.

"Gue telat!"pekiknya

---------------------------------------------------------
Maaf lagi nih, author telat up.
Ah nggak nyangka udah 400K+ yang baca nih cerita 💚
Tq 💚❤

Aku cmn mau ngasih tau :

Aku bakal cepetin alur cerita ini:)
Karena...

Aku mau bikin cerita lagi ❤
Jadi ceritanya tentang cowok dingin + badboy ketemu sama cewek bawel 😂😅

Yah pokoknya kayak gitulah.

Satu lagi.
Author seneng bat dah baca komentar klean 🤗😍

Dear BADBOY' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang