👤31

65.7K 3.5K 74
                                    

Aku tak mudah mencintai, tak mudah bilang cinta. Tapi mengapa, kini denganmu aku jatuh cinta (?)

-Alvaro ❤

(Menyimpan rasa - Devano Danendra)

---------------------------------------------------------

Alvaro : Gw udh d dpn rmh lo.

Karin segera berjalan keluar untuk memastikan apa benar Alvaro sudah berada didepan rumahnya.

Karin diam mematung.
Betapa mempesonanya Alvaro malam ini dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang namun digulung sebatas siku, dan celana jeans yang digunakannya.

"Udah ngeliatin nya ? Yuk jalan"ucap Alvaro sambil mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Karin.

"Iya. Eh mak--"

"Ngomong-nya bentar aja ya, ayo cepet, nanti kemalaman"

Karin mengangguk.
Saat ini, Alvaro sangat berbeda dengan yang Karin temui sebelum-sebelumnya.

"Motor lo mana ?"tanya Karin sambil mengedarkan pandangannya mencari motor yang biasa digunakan Alvaro.

Alvaro terkekeh sebentar."Gue nggak bawa motor. Bawanya mobil." jawabnya sambil berjalan ke arah mobil berwarna hitam yang ada didepan gerbang rumah Karin.

"O-oh" Karin mulai mengikuti Alvaro yang berjalan didepannya.

--&--

"Kita mau kemana ?"tanya Karin dengan sedikit melirik Alvaro yang sedang menyetir.

Seketika Alvaro menge-rem mendadak mobilnya kemudian beralih menatap Karin.

"Kita mau kemana ?"

Tawa Karin seketika pecah memandang wajah bingung Alvaro.
Alvaro terus-menerus menatap Karin yang terus tertawa.

Entah kenapa, gue selalu jatuh cinta berkali-kali sama lo karin.

"Gimana kalo kita makan pecel mang Udin aja"kata Karin dengan menatap Alvaro penuh dengan kelembutan.

"Dimana ?"tanya Alvaro.

"Agak jauh sih dari sini"

"Iya dimana ?"

"Jalan aja, ntar gue tunjukkin"

Alvaro mengangguk kemudian menyalakan kembali mesin mobilnya.

--&--

"Lo sering makan di sini ?"Tanya Alvaro yang duduk berhadapan dengan Karin.

"Hm--Mang Udin"Panggil Karin kepada seorang pria paruh baya yang sedang memberikan pesanan pecel kepada orang lain.

"Eh neng Kurin, tumben dateng sama cowok, pacarnya ya ?"Tanya mang Udin sambil membenarkan posisi handuk kecil yang melingkar di lehernya.

"Eh enggak, temen doang kok."Jawab Karin sambil melirik Alvaro.

"Oh. Kalo gitu neng Kurin sama mas ganteng ini mau pesen apa ?"Tanya mang Udin lagi.

"Pecel dua. Minumnya teh anget aja"jawab Karin diakhiri senyumannya.

"Oke"

"Kurin ?"tanya Alvaro dengan wajah seriusnya.

Karin terkekeh mendengar pertanyaan Alvaro."Hehe. Mang Udin ganti nama gue jadi Kurin."

Alvaro begitu kagum dengan Karin.
Karin berbeda dengan gadis-gadis lain. Saat gadis-gadis lain menghabiskan waktu dan uang mereka hanya untuk makan di restoran terkenal. Karin lebih memilih makan di warung emperan seperti ini.

"Janji ?"Tanya Karin sambil mengangkat jari kelingking kanannya tepat di wajah Alvaro.

"Janji apa ?"Alvaro balas bertanya sambil menatap kelingking yang berada tepat di wajahnya.

"Sebentar lo nggak bakal nge-dugem, lo harus istirahat di apart lo"Jawab Karin masih tetap dengan kelingking terangkat.

Alvaro mengikatkan kelingkingnya dengan kelingking Karin. "Iya, janji"

--&--

Alvaro terus menerus menatap Karin yang tertidur di kursi yang ada disebelahnya.
Mereka telah sampai didepan gerbang rumah Karin sejak 10 menit yang lalu. Namun Alvaro tidak ingin membangunkan Karin saat ini.
Menurutnya, Karin sangat lelah hari ini.

Karin mengerjapkan matanya berkali-kali kemudian tersadar dia berada di mana saat ini.

"Kenapa nggak bangunin gue kalo udah nyampe ?"tanya Karin kepada Alvaro yang sibuk memainkan ponselnya.

"Tadi lo tidur nyenyak banget. Nggak enak kalo dibangunin"

"Oh, makasih"ucap Karin lalu membuka pintu mobil Alvaro.

"Hm"

"Inget. Lo udah janji sama gue !"kata Karin diakhiri dengan senyuman hangatnya.

Alvaro mengangguk.

"Gue masuk dulu. Bye"

Alvaro menjalankan mobilnya ketika melihat Karin benar-benar masuk kerumahnya saat itu.

--&--

"Gue liatin, lo sama Alvaro makin deket aja"ucap Anya sambil membuka earphone nya ketika melihat Karin memasuki kelas.

"Hehe iya. Emang kenapa ?"tanya Karin lagi sambil mengamati kelasnya yang begitu sepi. Mungkin karena masih terlalu pagi.

"Suka nggak sama Alvaro ?"tanya Anya lagi.

"Ya enggak lah."

"Masa sih ?"

"Hm"

"Kok gue nggak percaya."

Karin mendengus sebal kemudian menoleh kepada Anya."Nggak usah nanya lagi kalo masih nggak percaya"

"Yah dia ngambek"

.
.
.
.
.
.
.

📢Vote dan komennya mana (?)
😊|😔

Yang sudah vote, komen, dan yang sudah nambahin cerita saya ke list bacaan kalian. Author sangat berterima kasih ❤

Yang Sider cepet-cepet insyaf.

Dear BADBOY' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang