👤21

76.7K 4.3K 77
                                    

"Jadi kemaren  gimana ?"tanya Anya ketika melihat Karin meletakkan tasnya di atas kursinya.

"Ya biasa aja"jawab Karin seadanya.

Anya mendadak memalingkan wajahnya kemudian memasang wajah kecutnya."Gue kira ada yang spesial."

"Spesial gimana ?" tanya Karin diikuti mengkerutnya dahinya.

Anya terkekeh kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Gue kira Alvaro bakal nembak lo"

"APAAN SIH LU ! YA KALI GUE DI TEMBAK KAK ALVARO, GUE BAHKAN GAK AKRAB SAMA DIA" balas Karin kemudian mengatur nafasnya karena telah berbicara dengan sedikit teriak, ditambah Karin mengucapkan kalimat itu hanya dengan satu tarikan nafas.

Anya tertawa kecil kemudian mengangkat kedua tangannya menunjukkan tanda damai.

--&--

Maksud dari perkataan Alvaro apaan sih ? kok jadi hantuin gue kayak gini.
Mana dia pake bawa orang tua dia lagi.Batin Karin.

Tapi kalo dipikir secara logis. Alvaro mungkin nggak diperhatiin irang tuanya deh.

"KARIN OCTAVIANI ZAHRA !" panggil Bu Ima dengan suara yang keras.

Seketika Karin terbangun dari lamunannya.

"I--iya Bu ?"tanya Karin gelagapan.

"Keluar kelas sekarang ! dan balik lagi sehabis istirahat" perintah Bu Ima disertai tatapan galaknya.

Karin mengikuti perintah dari Bu Ima untuk keluar kelas.

Gue mau kemana ?

Benar benar seperti orang yang ditelantarkan.
Akhirnya Karin memilih untuk pergi ke perpustakaan.

Sepanjang perjalanannya, koridor begitu sepi, mungkin karena KBM masih berlangsung.

"ALVARO ! ALDI ! ALFIN ! JANGAN LARI KALIAN !!!"

Spontan Karin membalikkan tubuhnya mendapati pak Bobby selaku guru BK sedang mengejar tiga berandal. Alvaro, Aldi, dan Alfin.

Bugh.

Seketika Karin terhuyung dan akhirnya terjatuh.

"Aw"ringis Karin.

Bukannya menanyakan keadaan Karin, Alvaro malah menarik paksa Karin dan membawa Karin lari larian bersamanya.

"E-eh kakak mau bawa gue kemana ?"tanya Karin yang benar benar lelah.

Alvaro tak menjawabnya.

Karin dan Alvaro berlarian di koridor yang benar benar sepi.
Alvaro melihat kebelakang.
Tidak ada Aldi, Alfin, dan pak Bobby dibelakang mereka.
Alvaro mulai berjalan normal dengan dada yang naik turun.
Alvaro kemudian melepaskan genggaman tangannya di tangan Karin.

Karin mulai melangkah dibelakang Alvaro.
Seketika Alvaro berhenti dan mengakibatkan jidat Karin terbentur dengan punggung Alvaro.

"Ngapain di gudang ?"tanya Karin hati hati. Bisa saja Alvaro macam macam kepada dirinya.

"Bolos" jawabnya singkat.

Dear BADBOY' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang