👤28

66.1K 3.6K 61
                                    

"Lo mau kemana ?"tanya Alvaro ketika Karin mulai melangkahkan meninggalkan tempat itu.

"Ya ke kelaslah, gue udah telat 10 menit"

"Yakin lo mau masuk kelas dengan keadaan pipi lo merah merah gitu ?. Mending gak usah"

Karin terdiam memikirkan pernyataan Alvaro. Apa yang dikatakan Alvaro ada benarnya juga.

"Terus maksud lo, gue bolos gitu ?"

"Gue gak suruh lo bolos kok. Gue cuman ngasih saran aja"

"Terus kalo gue bolos, gue harus kemana ?"

"Terserah"

Karin melanjutkan langkahnya, belum genap enam langkah, Alvaro memanggilnya.

"Lo mau kemana ?"tanya Alvaro.

"Depan kelas, duduk-duduk"

"Lo mau bolos ?"

"Iya"

Alvaro menghela nafasnya, kemudian menatap Karin dengan menahan tawanya.

"Ngapain lo bolos terus duduk-duduk di depan kelas ?"

"Abisnya gue nggak tau mau kemana"

"Mending lo ikut gue" kata Alvaro sambil mengangkat sebelah alisnya

"Kemana ?"tanya Karin ragu.

"Ikut aja"

--&--

"Lo sering ke sini ?"tanya Karin kepada Alvaro yang duduk dipinggiran rooftop.

"Sering"jawabnya singkat kemudian mengambil bungkusan rokoknya.

"Ngapain aja kalo disini ?"

"Bolos atau enggak biasa gue ke sini cuman buat ngerokok sambil liatin kendaraan lalu lalang" jawab Alvaro kemudian menyalakan rokoknya yang ia tempelkan dibibirnya dengan pemantik.

Karin yang berada lumayan jauh dari Alvaro memperhatikan gerak-gerik Alvaro.

"Sejak kapan lo nge-rokok ?"tanya Karin lagi sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Gue ngajak lo ke sini biar gak ketahuan guru kalo lo lagi bolos. Bukannya wawancarain gue kayak gini"

Karin terkekeh mendengar ucapan Alvaro.

"Gue penasaran tau, jawab aja kenapa sih ?"

Alvaro menoleh kebelakang tepatnya kepada Karin."Dari awal gue masuk SMA"

Itu artinya, Alvaro sudah mengonsumsi rokok kurang lebih selama satu tahun.

"Oh"

Suasana tiba-tiba hening. Hanya terdengar hembusan angin.

"Pipi lo nggak diobatin ?"tanya Alvaro memecah keheningan.

"Ntar aja. Nanti kalo udah dirumah"

Alvaro beranjak dari tempatnya kemudian melangkah menuju pintu rooftop.

"Lo mau kemana ?"tanya Karin.

"Udah jam pulang, lo masih mau tetap disini ?"

"Ya nggak lah"

--&--

Alvaro memasuki apartemennya dengan perasaan senang.
Mungkin, karena dirinya bisa sedekat itu bersama Karin.

Alvaro yang sedang asik berkutat dengan ponselnya terganggu akibat ketukan pintu.
Dengan malas dirinya berjalan kemudian membuka pintu tersebut.

"Ngapain ke sini ? tau gue tinggal di apart ini dari siapa ?"tanyanya bertubi-tubi.

"Gue cuman mau bilang, besok sore bokap sama nyokap bakal balik ke sini tapi cuman tiga hari. Gue harap lo bisa dateng ke rumah besok"

"Ngapain ke sana ? gue udah tinggal di sini, lagian gue juga udah di usir sama mereka. So, ngapain gue ke rumah itu lagi ?"

Alvaro membanting pintu apartemennya kemudian menguncinya.

--&--
"

Pesen apa ?" tanya bartender tersebut kepada Alvaro yang baru saja duduk.

"Yang biasa"jawabnya dengan sedikit keras akibat suara dentuman musik DJ yang begitu keras.

Alvaro tengah berada di klub malam saat ini. Untuk melupakan masalahnya saat ini.
Rasanya, Alvaro ingin menghancurkan apa saja yang ada didekatnya ketika mendengar kedua orangtuanya akan kembali ke Indonesia.

Alvaro merogoh sakunya kemudian mengambil ponselnya sambil menunggu pesannya datang.

Alvaro : Gimn kabar lo ? pipinya udh diobatin ? (01.54 pm )

Karin : Baik. Udh kok. Tadi pas plg sklh lngsng gw ksh obat. (02.01 pm )

Alvaro : Kok lo blm tdr ?

Karin : Hehe :) blm ngantuk.

Karin : Lo sendiri knp blom tdr ?

Alvaro : Ya kali gue tidur di klub.

Karin : KAKAK LAGI DI KLUB ?!! KAKAK MABOK YAH !?

Alvaro : Gue blm mabok, mungkin bentar lagi.

Tak ada balasan setelah itu, mungkin Karin sudah terlelap tidur.

--&--

"Eh ? Kakak ngapain disitu ?"tanya Karin ketika melihat Alvaro duduk di kursi teras rumahnya.

"Mau berangkat bareng lo. Lo mau kan ?"jawab Alvaro kemudian balik bertanya.

"Ta--"

"Udah yuk"sergah Alvaro sembari menarik tangan Karin.

Karin menaiki motor sport merah milik Alvaro.

"Kakak semalam mabuk ?"tanya Karin sambil menatap wajah Alvaro lewat pantulan spion motor Alvaro.

"Hm"

"Oh" Karin menoleh ke kiri-kanan jalan."Apa kita nggak kecepatan ke sekolah ?"

"Daripada terlambat ?"



.

Vote dan komen (!)

Author seneng baca komentar-komentar kalian ♥.
Yang udah kasih semangat, Dll.

Happy ending Or Sad ending ?

Kalau author pengennya sih, happy ending. Nggak tau kalo para readers (?)

Tau gak sih ?? *Pasti belumlah.

Author tambah semangat tauk ,- baca komentar kalian ♥

Dear BADBOY' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang