👤26

68.5K 3.9K 47
                                    

"Cie yang jadi trending topik"sahut Aldi yang memasuki kantin.

"Lo ngomong sama siapa ?"tanya Alfin karena di kantin hanya ada mereka bertiga dan penjual di kantin.

"Sama Alvaro"

Alvaro menghembuskan asap rokoknya ke sembarang arah, lalu menoleh ke arah Aldi.

"Lo suka sama tuh cewek ?"tanya Aldi.

"Lo kalo ngomong yang jelas bangsud !"

Aldi duduk di sebelah Alvaro kemudian mengambil bungkusan rokok milik Alvaro lalu mengambil sebatang rokok.

"Lo suka sama Karin ?"tanya Aldi lagi.

"Nggak tau"jawab Alvaro singkat.

"Bego lu ! masa nggak tau sih"sahut Alfin.

"Gue nggak tau cara jelasinnya gimana bangsat. Gue bingung gue tuh suka sama Karin atau nggak"

"Aelah lo gaje banget !"

--&--

"Bu, saya izin ke toilet"ucap Karin seraya menunjuk atap.

"Silahkan"ucap Bu Ima yang sedang duduk sambil mengawasi muridnya.

Karin beranjak kemudian keluar dari pintu kelas.
Melewati koridor yang begitu sepi lalu memasuki toilet.

Setelah keluar dari toilet, Karin segera berjalan kembali menuju kelas. Namun, langkahnya terhenti ketika dua cewek menghadangnya.

"Lo Karin kan ?"tanya salah satu cewek yang memakai seragam begitu ketat, rok di atas lutut, make up berlebihan, dan rambutnya diurai.

"Iya kak"

Karin mengenali kedua cewek tersebut. Syahila Riri dan Kezia kevamon. Dua cewek populer di SMA Pertiwi.

"Sini lo !"tanpa aba-aba tangan Karin ditarik untuk membawa Karin entah kemana.

"Aw. Lepasin kak"ringis Karin sambil mencoba melepaskan cengkraman kuat Kezia.

Sampailah mereka di gudang sekolah yang begitu sepi.

Tubuh Karin di dorong kuat hingga punggung Karin membentur dinding yang ada dibelakangnya.

"Lo ngapain deket deket sama Alvaro ?"tanya Kezia sambil mencengkram kedua pipi Karin.

"Gue gak deket deket sama Alvaro"jawab Karin.

"Alah bohong lu ! mana mungkin cowok kayak Alvaro mau deket deket sama lo ! dasar jadi cewek kegatelan !"

Tangan Karin terangkat untuk menampar wajah Kezia, namun Riri segera menahan tangan Karin.

Prak.

Tamparan pedas tepat mengenai pipi Karin.

"Itu hukuman gara gara lo deket sama Alvaro ! setelah ini lo nggak boleh deket sama Alvaro dengan urusan apa pun !"ucap Kezia lalu meninggalkan Karin yang bersandar sambil memegang pipinya.

Buliran halus jatuh membasahi kedua pipi Karin.

--&--

"Karin lo ke toilet apa ke pasar sih ? kok lama banget !"

"Tadi gue ke UKS--"

"Ngapain ke UKS ? terus kenapa pipi lo merah ?"

"Makanya kalo gue lagi ngomong jangan dipotong dulu. Gak tau kenapa, tiba-tiba pipi gue gatel terus gue garuk, eh jadi merah merah. Ya udah gue ke UKS, siapa tau ada salep gatal-gatal."

"Oh, lo mau ke kantin atau mau di kelas ?"

"Gue di kelas aja deh. Ngantuk soalnya"jawab Karin sang langsung menenggelamkan wajahnya di atas meja.

Gue sekolah bukan mau nyari sensasi dan nyari masalah. Kenapa tiba-tiba gue jadi kena masalah kayak gini sih ? Tau kayak gini mending dari awal gue gak mau kenal sama Alvaro.

--&--

"Saya ada urusan, jadi kalau sudah selesai ngerjain tugasnya, kumpulkan kepada Karin. Karin, jam pulang kumpulkan tugas teman kamu lalu bawa ke meja saya."

"Iya Bu"

"Karin, gue duluan yah. Sorry, nggak bisa nemenin lu bawa tuh buku"

"Gak pa-pa duluan aja. Toh lo cuman mau nemenin doang, bukan bantuin"

"Hehe. Gue duluan yah. Bye"pamit Anya kemudian berjalan pergi.

"Mau gue bantu ?"tanya Alvaro yang entah sejak kapan berdiri disebelah Karin.

Karin menoleh kepada Alvaro."Nggak usah. Makasih. Gue bisa sendiri"

Karin segera berjalan meninggalkan Alvaro yang terus memanggilnya.

"Mau pulang bareng gue ?"tanya Alvaro yang melihat Karin keluar dari gerbang sekolah

"Nggak, makasih"

"Lo lagi kenapa sih ?"tanya Alvaro sambil menarik tangan Karin hingga menipiskan jarak mereka.

"Lepasin. Gue nggak kenapa-napa"

Mata Alvaro berubah menjadi sorotan tajam.

"Pipi lo kenapa ?"

"Nggak kenapa-napa. Udah lepasin"

"Jawab dulu !"bentak Alvaro.

Air mata yang sedari tadi dirinya tahan agar tidak terjatuh sepertinya akan menetes didepan Alvaro.
Mata Karin mulai berkaca-kaca.
Sudah cukup dia diperlakukan seperti ini. Mungkin memang dia harus menjauh dari Alvaro.

"Lo ngerti bahasa Indonesia nggak sih ? gue bilang gue gak kenapa-napa. Lepasin gue !"

"Lo kenapa ?"tanya Alvaro lagi tetapi dengan sangat lembut.

Karin menghapus air matanya yang membasahi kedua pipinya."Gue minta sama lo jauhin gue ! tujuan gue buat sekolah itu buat belajar ! sebelum gue kenal sama lo, hidup gue normal-normal aja ! tapi setelah gue kenal sama lo, gue rasa gue bakal kena masalah. Dan hari ini, apa yang gue takutin itu benar-benar terjadi ! Gue mohon sama lo, jauhin gue ! anggap kita nggak saling kenal !"

Karin menghela nafas, kemudian pergi dengan sedikit berlari meninggalkan Alvaro yang diam mematung mencerna perkataan Karin.

---------------------------------------------------------
Makasih yang udah Vote dan komen 😭😘

Jujur author terharu, aku kira banyak yg gak suka 😭😘♥

Makasih yang udah ngasih semangat ke author.

ILY gaes 😘+++++♥

Dear BADBOY' (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang