Chapter 2

577K 17.1K 416
                                    

Abigail Meshash Pradipta, gadis berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA kelas XII. Cantik, energik, pintar dan merupakan siswa peraih beasiswa di sekolah Pelita International School, sekolah swasta paling elit di Indonesia. Abigail satu-satunya peraih beasiswa, dari kalangan atas di sekolah tersebut.

Abigail adalah putri bungsu dari keluarga Pradipta, yaitu dari pasangan Kenan Pradipta dan Sophia Pradipta. Kenan Pradipta merupakan pengusaha di bidang Perbankan, ia adalah pemilik salah satu perusahaan Bank swasta terbesar di Indonesia yang sekarang merambah bisnisnya di bidang properti.

Dan keluarga Pradipta masuk dalam jajaran 5 besar orang terkaya di Indonesia.

Abigail mempunyai 2 orang kakak. Kakak tertuanya adalah laki-laki, bernama Alexzander Pradipta. Wakil CEO dari Pradipta Group. Wajah tampannya sering wara-wiri di majalah bisnis sebagai pengusaha muda yang inspiratif.

Sedangkan kakak perempuannya, Maudy Larina Pradipta. Ia merupakan seorang model cantik yang merangkap sebagai designer terkenal di Indonesia bahkan Asia.

Berbeda dari kakak-kakaknya, Abigail adalah seorang yang paling malas disorot lampu kamera. Bahkan wajahnya hampir tidak ada disetiap majalah yang menampilkan keluarga Pradipta. Jika tidak ada nama Pradipta di belakang namanya, mungkin tidak ada yang tau kalau ia adalah bungsu dari Kenan Pradipta.

Namun begitu di sekolah, Abigail merupakan siswi populer yang banyak di incar oleh siswa Pelita. Tapi mereka harus berpikir 100 kali jika ingin mendekati seorang Abigail. Karena di balik sosoknya yang mengagumkan, Abigail mempunyai sifat yang buruk. Sombong, arogan, galak, sok berkuasa, dan mempunyai hobi membully bersama kedua sahabatnya yaitu Isabela dan Viola.

*****

"Pagi Papih, Mamih, kak Ody."

Abigail mendudukkan dirinya di sebelah kakaknya, Maudy untuk sarapan bersama.

"Kak Alex mana?"

"Baru saja berangkat ke bandara, kakak mu ada pekerjaan di Singapore."

Abigail hanya menganggukkan kepalanya mendengar penuturan dari Shopia, ibunya. Ia tau kakak laki-lakinya itu seorang workaholic melebihi ayahnya.

"Kok lemes, Dek? sakit?" tanya Maudy.

"Enggak kak, cuman masih ngantuk. Semalam ngebut ngerjain tugas."

"Memangnya sampai jam berapa kamu begadang, Bi?"

"Hampir jam 3, Mih."

"Kok tumben sih?" tanya Sophia dengan nada tidak suka.

"Abi lupa kalo ada tugas Mih."

Abigail memijat kepalanya yang pening akibat kurang tidur. Gara-gara kejadian yang menimpanya, akhir-akhir ini Abigail hampir melupakan semuanya termasuk tugas-tugas dari sekolahnya. Untung saja semalam Isabela dan Viola minta contekan di grup line-nya. Jadi Abigail mengingat kalau tugas-tugasnya ternyata sudah menumpuk dan belum sama sekali tersentuh olehnya. Sedangkan hari ini adalah deadline, tugas itu harus di kumpulkan.

"Ini minum jus saja, biar kamu segeran." Sophia menyodorkan orange jus pada Abigail.

"Thanks, Mih."

"Kalau kamu tidak enak badan, kamu tidak usah masuk sekolah, Bi." Kata Kenan yang sedari tadi hanya memperhatikan.

"Hari ini ada presentasi penting di sekolah, nilainya sangat berpengaruh buat beasiswa Abi. Kan sayang sebentar lagi mau lulus."

"Tanpa beasiswa pun papih masih sangat mampu menyekolahkan kamu. Tidak hanya di sekolah elit Indonesia, mau di Amerika sekalipun, Papih masih bisa bayarin."

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang