Chapter 34

317K 12.2K 386
                                    

Play list : Hymn for the weekend - Coldplay

*****


"Apa kamu sudah mendapatkan informasi yang kuperintahkan?"

"Sudah pak. Abigail Mechash Pradipta merupakan Putri bungsu dari pengusaha terkenal Kenan Pradipta. Usianya baru 18 tahun. Ia merupakan siswi pintar yang selalu mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya, Pelita Internasional School."

"Itu tidak penting. Bagaimana dia bisa menikah dengan Aldrich Maxston?"

"Saya tidak mendapatkan informasi secara detail. Tapi yang pasti pernikahannya dengan Aldrich karena Abigail terlanjur mengandung anak dari Aldrich Maxston."

"Luar biasa, seorang Maxston bisa bertanggung jawab terhadap wanita. Aldrich nampak begitu peduli pada gadis kecil itu. Dari sekian banyak wanita yang pernah bersamanya, ia memperlakukan Abigail dengan berbeda."

"Tapi pernikahan mereka nampak ada yang aneh. Hubungan keduanya tidak seharmonis seperti di depan publik."

"Maksudmu?"

"Saya berhasil mengabadikan ini." detektif itu memberikan beberapa lembar foto di mana Aldrich sedang bercumbu dengan Noura ketika pesta perusahaan Maxston group, Pelixest Global dan Carazon Group yang dilangsungkan beberapa minggu yang lalu.

"Dia ternyata tidak berubah." orang itu tersenyum miring sambil melempar lembaran foto tersebut ke atas meja.

"Kita bisa menggunakan foto-foto tersebut untuk membuat skandal besar bagi Aldrich dan Maxston Group, pak." ujar Asisten pribadi orang itu mengeluarkan pendapatnya.

"Jangan sekarang. Belum saatnya. Aku menemukan cara lain, mungkin dengan menggunakan memori lama. Aku ingin berjalan secara perlahan."

Orang itu menatap datar sebuah foto yang terpajang di atas meja kerjanya dengan penuh arti.

"Berikan semua data yang kamu dapat tentang Abigail Pradipta padaku."

"Saya akan kirim lewat e-mail anda, pak."

Ia menganggukan kepalanya dengan jari memijit kedua sudut matanya.

*****


Air mata Abigail mengucur deras di pipinya. Ia terisak begitu dalam.

"Omaa... Aku sudah tidak tahan..." isak Abigail merengek pada Oma Jane.

"Kamu memang gadis yang sangat manja. Baru mengiris bawang saja sudah mengeluh!"

"Kalau mengiris bawangnya cuman 10 biji tidak masalah, tapi ini lebih dari 100 biji. Tidak! Abi menyerah...."

Abigail melempar pisaunya dengan sedikit kasar ke meja pantry. Lalu Abigail berlari untuk mencuci tangannya, sedangkan matanya masih sangat perih dan tidak berhenti berair. Ini pertama kalinya ia masuk ke dapur .

Dasar Oma Bon cabe kejam. Lebih kejam dari ibu tiri cinderella. Abigail tau Omanya Aldrich hanya ingin mengerjainya saja untuk mengiris bawang-bawang tersebut, memangnya mau dimasak apa bawang sebanyak itu? Sayur bawang?
Abigail juga berusaha untuk tuli dengan gerutuan Oma Jane padanya sekarang.

"Ini ujian." gumam Abigail sambil mengelus perutnya yang semakin terlihat menonjol.

"Kemarilah."

Abigail menghela napasnya sabar, kemudian melangkahkan kakinya menuju Oma Jane yang sudah menunggunya di meja makan dengan enggan.
Abigail seharusnya menolak untuk datang ke rumah orang tua Aldrich, ia pikir Karina sedang ada di rumah tapi ternyata ibu mertuanya itu sedang pergi arisan. Dan alhasil, di rumah hanya tinggal Abigail dengan Omanya Aldrich.

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang