Chapter 49

241K 9.8K 890
                                    

Play list : Solo - Clean Bandit ft Demi Lavato

*****


Abigail sedang berada di dalam mobil bersama Aldrich. Keduanya sama-sama bungkam, tidak ada yang mengeluarkan suara. 

Namun Abigail bisa mencium bau alkohol dan parfum wanita di tubuh Aldrich. Abigail tidak mungkin salah, karena penciuman wanita hamil lebih tajam daripada manusia normal. Itu yang di katakan di internet dan Abigail merasakannnya sendiri.

Abigail sedikit melirikan matanya pada Aldrich yang sejak tadi memainkan ponselnya, 

Lalu Abigail segera melirikan kembali matanya keluar jendela mobil,  ketika ia menemukan kissmark di leher pria itu saat melewati lampu kota yang terang. Abigail menggelembungkan kedua pipinya, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. 

Tanpa ada penegasan dari Aldrich pun,  Abigail merasa Aldrich sudah memutuskan hubungan harmonis keduanya sebagai suami istri. Bukan Abigail yang melanggar, tapi Aldrich yang melanggarnya dengan bermain wanita lagi. Atau memang Aldrich sengaja melanggarnya?! Entahlah...
Jika itu keinginannya, Abigail hanya tinggal menuruti saja.

Abigail hanya merasa bodoh saja, selama ini ia malah terperosok dalam permainan pria itu. 

Abigail merasa kepalanya pusing, ia memutuskan untuk memejamkan matanya daripada kepalanya bertambah pusing karena memikirkan hubungan tidak jelasnya dengan Aldrich. 

________________________________

Abigail membuka matanya perlahan ketika ia merasakan sebuah tangan membelai pipinya.

"Bangunlah..." pinta suara serak yang lembut di telinga Abigail. 

Ketika mata Abigail terbuka dengan sempurna, ia mendapati wajah Aldrich yang hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya. Untuk beberapa saat keduanya saling bertatapan, sampai Abigail tersadar dan menepis tangan Aldrich yang berada di pipinya. 

"Sudah sampai." ujar Aldrich sambil menjauhkan dirinya dari tubuh Abigail, ia membuka pintu mobilnya sendiri sedangkan Ronald membuka pintu mobil untuk Abigail.

Abigail keluar dari mobil, ia melihat Aldrich menunggunya untuk masuk ke dalam rumah, namun Abigail berjalan cepat dengan mendahuluinya. 

"Kau bisa tidur di kamar kita, biar aku yang tidur di atas." cegah Aldrich ketika Abigail akan melangkahkan kakinya naik ke atas tangga. 

Tanpa kata, Abigail pun langsung melesakkan dirinya ke kamar mereka berdua, ia tidak menghiraukan Aldrich yang mengawasi Abigail dari belakang sampai ia benar-benar masuk ke dalam kamar. 

Abigail berjalan cepat, ia mencari vitamin miliknya di laci nakas karena tubuhnya yang tiba-tiba menggigil dan pusing yang tidak tertahan, mungkin efek dari hujan-hujan tadi.

Abigail meminum vitaminnya dengan cepat tanpa air, lalu ia segera merebahkan dirinya di tempat tidur dan membungkus dirinya dengan selimut tebal. 

Tubuh Abigail menggigil dengan suhu tubuh yang tiba-tiba panas, ia tidak berani meminum obat untuk menahan rasa sakitnya karena sedang mengandung. 

"Mamih, Abi sakit...." gumam Abigail dengan air mata keluar dari ujung matanya.

Abigail mencoba memejamkan matanya tapi tidak kunjung terlelap. Selain tubuh yang menggigil, demam dan pusing, Abigail juga merasakan sakit pinggang yang melandanya akhir-akhir ini akibat kehamilannya. Abigail terisak, ia sakit tapi dalam keadaan sendirian seperti ini, rasanya berkali lipat lebih menderita....

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang