Chapter 18

385K 12.7K 658
                                    

Play list : Dangerous Woman - Ariana Grande

******

"2 tahun?"

Abigail mendelik ke arah Aldrich meminta penjelasan.

"8 bulan kamu mengandung, sisanya kau merawat anak kita. Anak kita perlu asi dari ibunya, Abi."

"Bukannya aku tidak mau merawat anak kita, tapi aku ingin kuliah," rengek Abigail sambil menatap sebal kontrak nikah yang diajukan Aldrich.

Abigail, Aldrich dan pengacara Aldrich sedang berada diruangan kerja Aldrich, di kantor Maxston Group untuk membicarakan kontrak pernikahan mereka berdua.

"Kamu bisa kuliah di indonesia, di sini juga banyak universitas yang bagus."

"Gak! Aku pengennya di Harvard!"

"Tapi anak kita butuh ibunya saat lahir nanti Abi, minimal satu tahun ia membutuhkan asi."

"6 bulan atau tidak sama sekali!" tawar Abigail dengan ketus.

"Baiklah, 1,5 tahun kita menikah setelah itu kau bebas."

Abigail tersenyum sambil memperhatikan isi kontraknya kembali. Sedangkan sang pengacara mengetik sesuatu di laptopnya sesuai perintah Aldrich.

"Di sini tidak tertera hak asuh anak?"

"Kita berdua belum menginginkan seorang anak, jadi aku perlu berdiskusi dalam hal itu padamu."

"Kamu kan tau aku akan kuliah ke luar negeri, jadi aku tidak bisa mengasuh anak kita. Menurutku sebaiknya kamu saja dulu yang mengasuhnya selama aku pergi. Bagaimana pun ia harus berinteraksi langsung dengan salah satu orang tuanya. Setelah aku kembali dari sekolah dan sukses, kalau kamu tidak menginginkannya aku akan mengambilnya dan mengasuh anak kita dengan baik."

Aldrich menatap lekat Abigail dengan tatapan yang tidak terbaca. Pria itu seperti sedang memikirkan sesuatu,

"Anak kita bukan anak kucing Abi, biar aku saja yang mengambil hak asuh anak kita sepenuhnya. Tapi aku akan membebaskanmu untuk bertemu dengannya semaumu,"

Abigail mengerutkan dahi dengan heran tentang keputusan Aldrich,

"Bukankah kamu tidak menginginkan seorang anak?"

"Setelah ku pikir-pikir anak kita tidak akan membuat oma terus berusaha menjodohkanku lagi dengan wanita pilihannya jika kita berdua sudah bercerai nanti, karena ia sudah mendapatkan cicit dariku."

"Oh my gosh, kamu ternyata lebih jahat dariku. Kamu menjadikan anak kita sebagai alat? Oh c'mon Aldrich Maxston, selain pria bajingan kamu juga merangkap sebagai ayah berengsek."

Aldrich tertawa kecil sambil mengacak-ngacak rambut Abigail tanpa rasa bersalah sedikit pun atau tersinggung dengan cibiran Abigail untuknya.

"Yang terpenting aku tidak menelantarkannya, ia akan tetap menjadi pewaris utama Maxston Group. Bagaimana, kamu setuju?"

Abigail terdiam sebentar dengan mata memicing ke arah Aldrich mencoba melihat kesungguhan dari pria itu, 

"Terserah," jawab Abigail pada akhirnya. 

Aldrich memberikan isyarat pada pengacaranya untuk mengetikkan perjanjian hak asuh anak yang akan jatuh di tangannya.

Abigail kembali membaca sisa perjanjian kontrak selanjutnya.
Matanya begitu seksama memperhatikan satu persatu isi perjanjian di secarik kertas tersebut.

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang