Chapter 9

407K 15.2K 175
                                    

Play List : IDGAF - Dua Lipa

******


"Abi, apa kamu sakit?" tanya pak Aldo,  guru muda yang mengajar  matematika.

Guru itu menatap Abigail dengan khawatir, karena memang Abigail berdandan seperti orang sakit. Abigail memakai sweater dan sebuah syal untuk menutupi lehernya. 

Pak Aldo mendekat pada Abigail yang tidak menjawab sama sekali pertanyaannya.

"Kamu terlihat pucat, kalau kamu sakit istirahat saja di UKS."

"Terimakasih!"

Dengan santainya, Abigail beranjak dari kursi dan langsung keluar kelas menuju UKS.  Abigail sendiri kurang menyukai guru matematikanya yang terus saja mencari perhatian padanya, setiap saat. 

Tetapi Abigail tidak pergi ke UKS, ia menuju kantin sekolah. Sepanjang jalan menuju kantin, Abigail terus merutuki perbuatan Aldrich yang membuat kissmark di sepanjang lehernya.  Maka dari itu Abigail berdandan seperti orang sakit. 

Abigail memesan bakso dan jus jeruk. Sejak ia hamil, nafsu makannya terus bertambah. 

Ketika Abigail menikmati bakso, tiba-tiba genk Erin datang sambil tertawa berisik. 

"Kampungan!" cibir Abigail cukup keras dan bisa di dengar jelas oleh genknya Erin. 

"Lo ngatain gue?" Erin menghampiri Abigail yang masih terlihat santai memakan baksonya. 

"Yap!" jawab Abigail dengan jujur.

"Lo sirik sama gue?"

Abigail tidak menjawab, tapi ia memberi isyarat pada Iren dengan memutar telunjuk di pelipisnya, yang menandakan kalau hal tersebut adalah sesuatu yang 'Mustahil'.

Abigail bangkit dari kursi bermaksud pergi dari kantin karena makanannya sudah habis. 

Namun Erin menarik syal yang melilit di leher Abigail. 

"Wow! Abigail Pradipta habis melacur rupanya. Setau gue lo gak punya cowok. Jadi bener rumor itu?! lo suka jalan sama om-om? Termasuk pemilik sekolah kita, pak Aldrich."

"Jaga omongan lo!"

"Mulut gue bisa dijaga, tapi mata gue gak bisa dijaga kalo leher lo banyak cupang!"

"Masalah buat lo!"

"Gak juga sih Bi. Lo selalu bilang sama gue, kalo gue itu murahan. Tapi nyatanya lo lebih murahan dari gue! Ibarat maling teriak maling, pelacur teriak pel-----"

Byurr!!

Abigail menyiram wajah Iren dengan sisa kuah baksonya yang di pastikan panas karena pedas. 

"Simpen pidato lo!"

"AAAA...  PANASS,  MUKA GUE! DASAR PECUN!"

Erin bergerak membabi buta menyerang Abigail, dengan mencakar dan menjabaknya, Abigail pun membalas jambakan Erin. Mereka berdua kembali saling bergulat sampai tergeletak di lantai. 

"BANTUIN GUE!!!!" teriak Iren pada teman-temannya. 

Dan kedua teman Erin mengangkat tubuh Abigail dan memegangi kedua tangannya.

Erin bangun dari lantai, bersiap menyerang Abigail yang sedang di pegangi oleh kedua temannya. 

"Pengecut lo! Lo gak berani lawan gue sendiri?!"

"Gue bukan pengecut, tapi ini kesempatan gue buat bully lo abis-abisan!"

"Setan!"

Erin membuka kancing-kancing seragam sekolah Abigail.

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang