Chapter 10

412K 13.9K 225
                                    

Play List : No Tears left to cry - Ariana Grande

******

"Bisa jelaskan pada papih apa arti semua ini?"

___________________________________________

"Abi gak ngerti maksud Papih. Abi juga gak ngerti dengan barang-barang yang ada di tangan Papih." elak Abigail, 

"Jangan bohong! Kamu pasti tau maksud Papih! Ini milik kamu kan? Mamih yang menemukan ini di tas sekolah kamu?" cecar Kenan tidak mau kalah. 

Abigail memejamkan matanya,  percuma jika dirinya mengelak. Abigail membuka matanya, kemudian ia menarik napas sebelum melangkahkan kakinya untuk duduk di sofa di sebelah Alex yang menatap Abigail dengan raut kecewa. 

"Iya, itu punya Abi," aku Abigail dengan pasrah. 

"Ya Tuhan, Abigail Meshach Pradipta jadi sekarang kamu sedang hamil?"

Abigail menganggukkan kepalanya, tambah pasrah. 

"Dan obat ini...?! Mamih sudah mencari tau, obat ini penggugur kandungan. Kamu berencana menggugurkan kandunganmu? Ya Tuhan...." Shopia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya, wanita itu menangis. 

"Abigail gak mau punya anak."

"Tidak mau punya anak tapi kamu sekarang sedang hamil!"

"Itu kecelakaan, Pih!"

"Siapa yang sudah menghamilimu? Katakan!" turun Kenan.

Abigail mengedarkan pandangan pada seluruh anggota keluarganya yang menatap dirinya dengan berbagai ekspresi. Ada yang menuntut jawaban, ada yang menatap dirinya prihatin seperti yang di lakukan Maudy. 

Abigail menundukkan wajahnya, dia tidak mungkin mengatakan kalau yang menghamilinya adalah calon kakak iparnya sendiri, Aldrich Maxston.  Meskipun Abigail mengatakannya, dan tidak akan membuat Maudy kecewa atau patah hati, tapi bagaimana dengan orang tuanya dan orang tua Aldrich sendiri? Terlebih Aldrich sudah mengatakan kalau pria itu menolak mempunyai anak. 

Abigail bendesah pelan, kemudian ia menggelengkan kepalanya. 

"Abi gak tau!"

"APA MAKSUD KAMU TIDAK TAU?" bentak Kenan dengan menggebrak meja sangat keras, sampai membuat semua orang terlonjak kaget termasuk Abigail. 

Emosi Abigail mulai terpancing, ia bangkit dari sofa, menatap Kenan dengan tatapan tidak terima dan menantang. 

"SUDAH ABI BILANG, ABI GAK TAU SIAPA YANG NGEHAMILIN ABI! ABI DIPERKOSA DI KELAB MALAM! PUAS!!"

Kemudian Abigail melangkahkan kakinya untuk pergi dari rumahnya, ia tidak suka dibentak dan Kenan baru saja membentaknya karena kesalahan yang Abigail pun tidak mau melakukannya.  Siapa memangnya yang mau hamil diusia muda?! Apalagi dengan cara buruk seperti yang menimpa dirinya sekarang. 

"ABIGAIL KAMU MAU KEMANA?  PAPIH BELUM SELESAI BICARA!"

"DAN ABI GAK MAU BICARA SAMA PAPIH!"

Abigail melanjutkan langkahnya dengan tangan yang sengaja menyenggol sebuah guci besar yang menjadi salah satu koleksi sang ibu.

"Abi!" pekik Shopia ketika gucinya pecah berkeping-keping di lantai. 

"SATU LAGI!" Abigail membalikkan badannya menatap marah pada keluarganya.

"Abi gak mau hamil. Abi bakalan gugurin anak ini!"

Abigail melangkahkan kakinya kembali keluar dari rumah. Ia tidak menghiraukan teriakan Kenan. 

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang