Chapter 44

302K 10.1K 217
                                    

Play list : Sweet Creature - Aldrich Styles

*****


"Kau dimana?"

"Di bioskop, ada apa?"

"Aku----- di belakangmu."

"Apa?!---"

tut.

Aldrich memutuskan teleponnya, Abigail langsung memutar kepalanya ke belakang, dan ia mendapati Aldrich sedang berjalan ke arahnya dengan setelan jas kantornya, sedangkan Ronald dan dua bodyguard lainnya memperhatikan dari belakang. Abigail melirikan matanya pada jam dinding yang terpampang di dinding bioskop. Jam makan siang.

Aldrich menghampiri Abigail yang sedang antri membeli tiket bersama Isabela dan Viola.

Aldrich mengecup kening Abigail, mengabaikan tatapan orang-orang sekitar pada keduanya. Abigail cemberut karena kini mereka menjadi pusat perhatian atau lebih tepatnya Aldrich yang menjadi pusat perhatian, dengan banyak mendapatkan tatapan kagum dan genit dari para wanita yang sedang mengantri tiket.

"Kenapa nonton di saat penuh seperti ini?!" tanya Aldrich dengan cemas, karena memang antrian bioskop sangat panjang.

"Sedang ingin saja." Abigail membalikan tubuhnya kembali untuk mengantri tiket.

"Biar aku yang antri, kalian duduk saja."

"Bapak serius?" tanya Viola berbinar karena sudah sejak 15 menit ia mengantri, kakinya yang di balut sepatu hak tinggi sangat tidak menguntungkan untuknya.

"Iya, duduklah. Biar aku saja."

"Ayo---" ajak Isabela pada Abigail.

"Gak. Gue pengen beli tiketnya sendiri!" tolak Abigail dengan ketus.

"Bi, lo lagi hamil, kita udah berdiri disini selama 15 menit. Ayo."

"Cerewet banget sih! Kalian berdua kalo mau duduk ya duduk aja! Gue udah bilang gak mau!"

"Mulai ngegas." timpal Viola dengan berdecih.

Abigail mengabaikannya, ia memilih fokus menatap antrian di depannya.

Aldrich menghela napasnya dengan mata yang tidak lepas dari sosok istrinya yang raut wajahnya tiba-tiba dalam suasana tidak baik.

"Kalian berdua duduklah, biar aku dan Abigail yang antri membeli tiketnya."

"Ya sudah kalo begitu, makasih pak."

Isabela dan Viola pun segera keluar dari antrian untuk duduk di bangku yang tersedia di bioskop.

"Kau kenapa?" Aldrich melingkarkan tangannya pada dada Abigail yang berada dari belakang. "Kenapa tiba-tiba bete? Kau tidak suka aku menyusul hmm?" lanjut Aldrich sambil mengecup puncak kepala Abigail.

Abigail tidak menjawab. Abigail suka Aldrich ternyata menyusulnya, tapi Abigail bete ketika Aldrich di tatap tidak senonoh oleh para wanita yang ada disana, seakan mereka menatap Aldrich dengan pandangan memohon untuk di ajak berkencan oleh pria yang berstatus sebagai suaminya kini. Dan Abigail mencoba meyakinkan diri sendiri kalau itu bukan karena cemburu, tapi akibat hormon dan anak yang ada di perutnya yang protes.

"Aku hanya merindukanmu, makanya aku menyempatkan untuk menyusul kesini. Kalau tidak suka, aku akan kembali tapi setelah membelikanmu tiket. Padahal aku ingin menemanimu menonton." seru Aldrich selanjutnya dengan mengeratkan lingkaran tangannya di dada Abigail.

Wajah Abigail merona karena lagi-lagi Aldrich membuat ratusan ribu kupu-kupu keluar dari perutnya karena ucapannya. Abigail menggigit bibir bawahnya tersipu.

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang