Chapter 35

338K 11.7K 296
                                    

Play List : Hands to Myself - Selena Gomez

*****

"Apa wajahku seperti isi didalam dokumen mu?" sarkas Abigail pada Aldrich dengan mata masih tertuju pada majalah fashion yang sedang ia bulak-balik per-halamannya.

Aldrich terkekeh, kemudian ia memfokuskan kembali matanya pada dokumen yang sedang diperiksanya. Namun tak lama, Aldrich kembali mengalihkan perhatiannya lagi pada Abigail yang sedang duduk di sebrangnya. 

"Kamu sangat cantik hari ini, aku betah melihatnya. Benar-benar wanita hamil yang sangat seksi."

Abigail mendengkus mendengar pujian yang lebih mirip rayuan gombal baginya dari Aldrich. Hari ini Abigail memang tampak begitu cantik, ia mengenakan dress selutut berwarna merah menyala dengan potongan lebar, yang ia serasikan dengan bibir yang dipoles warna senada. Abigail sedang berada di kantor Aldrich. Ia sedang menunggu Aldrich menyelesaikan pekerjaannya karena setelah makan siang, keduanya akan memeriksakan kandungan Abigail yang sudah berusia 26 minggu ke dr. Veronika.

"Tapi badanku semakin membengkak." keluh Abigail sambil mengelus perutnya yang semakin membuncit.

Aldrich tersenyum geli melihat bibir Abigail yang mengerucut manja.

"Kemarilah."

Abigail menatap Aldrich dengan menaikan sebelah alisnya, seperti bertanya kenapa ia harus ke sana?!

"Ini perintah suami, kamu tidak perlu kuingatkan lagi kan tentang perjan---"

"Ya ya ya ya ya...." sela Abigail dengan malas jika Aldrich selalu menggunakan perjanjian pernikahan mereka yang aneh menjadi senjata agar Abigail menurut padanya, dan dengan bodohnya Abigail pun selalu menurut begitu saja. Seperti sekarang saja, kaki Abigail beranjak dengan sendirinya dari kursi tempat ia duduk untuk berjalan menuju Aldrich,

Setelah Abigail berada di samping Aldrich, Aldrich meraih pinggang Abigail dengan lembut dan membuat Abigail duduk di atas pahanya. Aldrich melingkarkan kedua tangannya pada perut Abigail.

"Kamu tetap terlihat cantik dalam keadaan apapun. Apalagi ketika sedang mengandung anak kita. Semakin hari kamu semakin bercahaya. Dan aku sangat tidak peduli dengan bentuk tubuhmu."

"Tentu saja kamu tidak akan peduli dengan bentuk tubuhku, karena kita hanya terikat selama setahun lagi."

"Kamu selalu mengacaukan kata-kataku." Aldrich menghela napasnya kasar dengan wajah masam. Abigail tergelak. Kemudian ia menangkup kedua pipi Aldrich.

"Maafkan aku." Abigail mengecup bibir Aldrich, tapi Aldrich malah menahan tengkuknya dan merubah kecupan itu menjadi sebuah lumatan yang panjang.

"Kebiasaan." protes Abigail dengan bibir melengkung ke atas ketika keduanya sudah melepaskan pangutannya masing-masing.

"Kamu kan tau aku selalu tidak tahan denganmu." balas Aldrich dengan mengelap bibir Abigail begitu juga dengan Abigail yang ikut menyapukan ibu jarinya pada bibir Aldrich. Kebiasaan mereka berdua setelah selesai berciuman.
"Apa kamu tidak merasakan di bawah sana ada yang menonjol?"

"AL!!!"

Aldrich terkekeh geli, ia mengecup bibir Abigail. Sudah hampir 2 bulan Abigail menjalani pernikahan normal dengan Aldrich. Namun selama itu juga ternyata Aldrich bisa bersikap baik selayaknya seorang suami. Dan yang terpenting Aldrich bisa menjaga komitmen mereka berdua untuk tidak melakukan hubungan yang lebih jauh. Aldrich masih menghormati keputusan Abigail untuk tidak melakukan hubungan intim,  meskipun Abigail tau Aldrich cukup tersiksa saat ia tidak bisa menyalurkan hasrat-nya dengan tuntas. Dan yang lebih membuat Abigail salut pada Aldrich,  Aldrich benar-benar meninggalkan kehidupannya yang dulu, dunia malam dan wanita. Meskipun Abigail tidak bisa memantau setiap saat, tapi ia cukup percaya pada Aldrich meskipun Abigail juga tetap waspada pada pria itu. Tapi sampai sekarang Abigail tidak mengerti dengan perubahan drastis dari sikap Aldrich terhadap sebuah komitmen, meskipun komitmen sementara. Itu masih tanda tanya di hati Abigail sampai sekarang. 

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang