Chapter 5

491K 16.6K 133
                                    

Play list : Delicate - Taylor Swift

*****

Abigail, Isabela dan Viola sedang berjalan menuju parkiran sekolah dengan saling tertawa satu sama lain.

Tiba-tiba Aldrich menghampiri, menahan tangan Abigail tanpa permisi.

"Boleh kita bicara sebentar?"

"Ogah!" Abigail menghempaskan cekalan tangan Aldrich pada lengannya dengan kasar.

"Sebentar saja."

"Gue bilang ogah!"

Isabela dan Viola saling menatap satu sama lain sejenak sebelum menatap penuh curiga pada Abigail dan Aldrich sang pemilik sekolah. Isabela dan Viola semakin penasaran pada hubungan antara Abigail dan Aldrich.

Ketika mereka berdua menanyakan tentang gosip miring yang menyebar di sekolah mengenai hubungan Aldrich dan Abigail, selalu dijawab dengan marah oleh Abigail, jadi lebih baik Isabela dan Viola  menunggu Abagail sendiri yang bercerita.

"Boleh saya pinjam teman kalian berdua?"

Abigail menatap horor pada Aldrich, namun Aldrich tidak menghiraukannya, dan lebih memilih menunggu jawaban dari Isabela dan Viola.

Isabela dan Viola pun mengangguk dengan patuh begitu saja karena terlalu terpana dengan ketampanan dan karisma sang pemilik sekolah mereka berdua, bahkan Isabela dan Viola mengabaikan tatapan membunuh dari Abigail.

"Thanks."

Aldrich pun merubah cekalan Abigail menjadi sebuah genggaman tangan yang lembut. Aldrich menarik Abigail untuk berjalan. Abigail pun akhirnya menurut dengan pasrah. Jika meronta mereka berdua akan semakin menjadi pusat perhatian.

Aldrich membawa Abigail ke ruangannya,

"Lo gak kunci pintunya?" sindir Abigail sembari berjalan menuju meja kerja Aldrich. Ia mendudukan dirinya di sana dengan kaki yang ia naikan ke atas meja.

"Tidak. Aku ingin milik-ku aman kali ini."

Abigail mendengkus sebal,
kemudian ia merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya dan mulai memainkan ponselnya tersebut.

"Lo tau gak? Gosip tentang kita di sekolah menyebar?

Aldrich duduk di atas meja, di samping kaki Abigail.

"Aku tidak tau, aku juga tidak peduli. Kenapa? Apa itu mengganggumu?"

"Gak." jawab Abigail singkat, fokusnya tetap pada ponselnya.

Aldrich tesenyum, pria itu menatap Abigail dengan lekat.

Tiba-tiba Aldrich mengambil ponsel Abigail.

"Apa-apa sih lo?!" bentak Abigail dengan mata melotot.

"Aku membawamu kemari untuk bicara denganmu, bukan menemanimu bermain ponsel." tegur Aldrich dengan tenang sembaru memasukan ponsel Abigail ke dalam saku jasnya.

"Ya udah cepet. Gue gak punya waktu banyak!"

Aldrich menghela napas sabar, menghadapi gadis bengal yang ada di hadapannya.

"Tentang perjodohanku dengan Maudy."

Abigail mendelik tidak suka pada Aldrich.

"Urusannya sama gue?"

"Kamu tidak keberatan aku akan menjadi kakak iparmu?"

"Yang pasti kak Ody masih bisa dapetin cowok yang lebih baik dari pada lo!"

My Little Girl √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang