[2]-Awal dari semuanya

4.1K 172 0
                                    

"Weyy!! Bengong aja lu, ngapa?!" ucap Rehan dari arah belakang dan langsung duduk di sebelah Septian yang sedang melamun itu.

Tapi Septian tidak menatap Rehan kembali. Rehan pun mengikuti arah pandang Septian dan ternyata sedang memperhatikan seorang gadis yang sedang memainkan bola basket. Rehan pun tersenyum dan menepuk bahu Septian sebanyak 2 kali

"Jadi dia, target lo?" Septian tidak menjawab melainkan terus melihat gadis itu.

"Pinter banget lu milih cewe. Inget dia cuman bantar doang" Rehan mengingatkan.

"Lo harus cepet cepet jadiin dia, kalau ngga dia bakalan di rebut sama orang. Lo tau kan Andre? Dia itu lagi ngincer dia juga." Rehan mengatakan faktanya kepada Septian. Tentu saja Septian mengetahui hal itu. Semenjak kejadian kantin, kemarin.

"Dan lo harus inget kalau dia itu cuman bantar doang. Gak lebih! Lo gaboleh terlalu sayang sama dia, kalau lo langgar lo bakalan kena hukuman. Lo ga lupa kan sama itu?" Rehan mengingatkan untuk yang kesekian kalinya.

"Iya iya gue tau. Inget juga gue"

"Jangan di lama-lamain inget pesen gue tadi!"

"Tapi, gimana caranya? Gue kan belum pernah pendekatan sebelumnya"

Rehan nampak berfikir lalu dia menyapu koridor yang sudah sepi, lalu matanya jatuh kepada seseorang yang sedang duduk di bangku sebelah kelasnya dengan memegang air mineral(*bukan iklan). Seulas senyum pun langsung terukir di wajah Rehan dan dia langsung mendapatkan ide cemerlang.

"Gue tau gimana caranya!" Septian menatap Rehan dengan alis yang di angkat sebelah, seolah bertanya.

-----

"Bil, kata bu Cahya tugas minggu kemarin di kumpulin sekarang!" perintah ketua kelas ketika baru memasuki kelas. Sontak itu pun membuat kelas yang tadinya sepi menjadi ramai dalam seketika.

"Woyy lu udah ngerjain belum?"

"Gila emang tu guru tua, kemarin bilang minggu ini gabisa hadir lah sekarang, php!"

"Gila, mana tugasnya banyak lagi!"

"Udin! Lo cepetan gih minjem buku ke kelas sebelah"

"Woyy kalau yang udah gue mau foto ya kalau ngga kirim grup oke?!"

"Nina! Nina! Lo jangan nonton drakor mulu, tu kuota terbuang percuma. Mendingan lo buka google buruan! Brainly!"

Teriakan sahut menyahut membuat kelas semakin ramai. Nabila pun sama paniknya karena ini kali pertamanya ia lupa akan tugas.

"Bil, lo udah ngerjain kan?!" Natasya tiba tiba menghampiri bangku Nabila. Yang Nabila lakukan hanya menggeleng lemah.

Dalam hitungan detik kelas yang tadinya sedang ramai mendadak menjadi sepi dan tegang. Nabila yang sedang mengeluarkan buku pun langsung menatap ke arah pintu kelas dan sama terkejutnya dengan teman-teman satu kelasnya.

"Kumpulkan tugas minggu lalu!"

Pernyataan keramat itu sontak membuat satu kelas saling pandang tanpa bersuara. Lalu mereka nampak pasrah

"Mati kita!"

-----

Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Membuat kegaduhan di tiap tiap kelas. Begitupun dengan kelas Nabila. Sejak pernyataan keramat itu di lontarkan, semua sontak menjawab 'ketinggalan'. Dan itu pun membuat bu Cahya berceramah panjang x lebar hingga jam istirahat.

"Bil, mau ke kantin ngga?" Natasya dan Rere menghampiri Nabila yang sedang mencatat sesuatu di buku hariannya.

"Ngga deh lo aja"

"Yaudah kalau gitu, gue sama rere duluan ya"

"Iya"

Sepeninggalan mereka berdua, Nabila menelusuri pandangannya di kelas dan di pojok anak laki-laki sedang bergerumbul. Entah membicarakan apa.

Nabila merasa bosan diam di kelas seperti ini. Dia pun keluar untuk sekedar mencari kesegaran. Ketika dia sedang melihat suasana lapangan yang ramai tiba-tiba, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Hei?!" Ucap lelaki dari belakang yang tadi menepuk pundak Nabila. Dia kenal orang ini! Badboy sekolahnya! Untuk apa dia menepuk pundak Nabila?

"Iya, kenapa?"

"Temen sekelas nya Nanda kan?"

"Iya, ada apa ya"

Sial! Mengapa Nabila menjadi gugup dan cara berbicaranya menjadi sopan seperti ini? Biasanya untuk orang yang ia tak kenal ia akan berbicara sewot. Sial!

"Nanda nya ada di kelas ngga?" ucapnya lagi.

"Ohh... Sebentar ya, di liat dulu" Nabila pun langsung memunculkan kepalanya di pintu kelasnya. Dia melihat Nanda sedang bersama teman-temannya.

"Ada kok. Mau di panggilin?"

"Boleh, maaf yaa" ujarnya sopan.

"Santai" sifat asli Nabila keluar sekarang. Dia berbicara tidak sebaku tadi.

"Sebentar" Nabila melakukan hal seperti tadi, hanya memunculkan kepalanya setengah.

"NANNNDAAAAAAA, ADA YANG NYAAARIIN LOO NIHHH!!!" sifat asli Nabila keluar sekarang. Dia tidak peduli siapa orang yang ada di hadapannya saat ini.

Tiba tiba kepala Nabila ditoyor dari belakang, membuat Nabila menoleh ke belakang dan melihat Rian berada tepat di belakangnya. Nabila pun melihat Rian dengan tatapan tajam.

"Ngapain lo pukul pukul kepala gue?"

"Berisik lo teriak teriak aja"

"Bodo. Ngapain lo disini? Masuk kelas sono sama panggilin tu si Nanda, lama bener keluarnya" titah Nabila kepada Rian. Rian pun hanya menatapnya dengan alis yang di naikkan sebelah.

"Suruh sendiri. Gue mau balik kantin" Ucapnya lalu meninggalkan Nabila sendirian di depan kelas.

Nabila pun melihat Septian dan langsung nyengir sembari mengucapkan kata maaf kepada Septian. Septian hanya tersenyum tipis melihat tingkah 'calon gebetannya ' yang satu ini. Cukup menantang menurut Septian

"Bentar ya tu! si Nanda di dalem ngapain aja sih?" Gerutu Nabila. Tak lama setelah itu Nanda pun keluar dari kelas dan langsung menghampiri Septian. Dan mereka pun ngobrol di koridor kelas.

Bersambung

Hallo semuanyaaaa!! Garing yeaaa part ini? Buntu gitu otak akutu tiba-tiba. Tapi gapapalah yaaa.

Jangan lupa voment dan follow instagram aku yaa

widymhrni.p

Salam

Widy 🍭

Annoying BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang