Septian mengajak Nabila ke taman yang berada di daerah permukaan elit. Setelah di tanya kepada Septian, ternyata komplek ini juga tempat dirinya tinggal.
Nabila turun dari motor Septian dan berjalan beriringan dengan Septian menuju kursi taman. Mereka duduk di kursi tamam.
Suasana taman tidak terlalu ramai untuk saat ini. Semilar angin sore menambah kesan indahnya taman pada sore itu.
Di tambah lagi bunga bunga yang bermekaran di sekitar taman membuat suasana jadi tambah pas untuk bersama.
"Bil" Septian membuka pembicaraan. Karena sedari tadi mereka hanya terdiam satu sama lain, tidak ada yang berani membuka obrolan satu sama lain.
Nabila menatap ke arah Septian, tetapi Septian tidak menatapnya balik, Septian hanya menatap kosong ke arah depan
"Ya?"
"Kalau gue bilang gue suka sama lo gimana?" pernyataan Septian membuat Nabila jadi terkejut. Dia tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Septian. Tidak bisa mencerna apa yang di ucapkan oleh Septian sepenuhnya.
"Maksud lo?" tanya Nabila kepada Septian. Masih tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Septian, meski ia bisa mencerna sedikit apa yang di ucapkan oleh Septian. Meski dari ucapan Septian ia bisa menebak bahwa Septian menungkapkan perasaan nya kepada Nabila.
Tetapi Nabila tidak ingin menebak nebak, karena ia takut kegeeran. Siapa tau Septian mengungkapkan perasaannya kepada Nabila hanya karena sekedar mengungkapkan apa yang ada di hatinya
"Gue suka sama lo, bukan sekedar suka, gue juga sayang sama lo" tegas Septian benar benar mengungkapkan perasaannya. Septian menatap ke arah Nabila yang juga sedang menatap ke arah Septian. Septian menatap ke arah Nabila dan mengenggam tangan Nabila dengan erat.
Septian menarik nafasnya pelan sebelum akhirnya ia melanjutkan ucapannya yang tadi sempat terpotong "Lo mau ngga jadi pacar gue" ungkap Septian yang membuat Nabila menjadi terkejut saat itu juga.
Nabila ingin sekali menerima Septian karena Septian selalu bisa membuat Nabila merasa nyaman berada di dekat Septian. Tapi ia juga masih ragu akan Septian. Karena belum lama juga mereka bertemu
"Kalau lo nolak juga gue gapapa kok, setidaknya gue ngerasa lega karena apa yang ada di hati dan pikiran gue selama ini udah gue ungkapin ke orang yang selama ini menganggu pikiran gue" ucap Septian bersungguh sungguh yang membuat Nabila menjadi tersenyum.
"Gue masih ragu sama lo" ungkap Nabila, dia melihat perubahan wajah Septian, wajah Septian berubah menjadi kecewa dan pasrah. Nabila tersenyum melihat wajah musam Septian, Nabila berbisik kecil di telinga Septian
"Tapi ngga ada salahnya aku mencoba buka hati aku buat kamu" bisik Nabila kepada Septian lalu dia menjauhkan bibirnya dari telinga Septian. Dia melihat wajah Septian yang kembali berseri seri. Itu juga membuat Nabila menjadi tersenyum bahagia.
Septian menarik tubuh Nabila kedalam dekapannya. Ia mengelus rambut Nabila dengan penuh sayang, dia bahagia memiliki Nabila. Sejenak ia melupakan niat nya mengapa ia mengklaim Nabila menjadi pasangannya
"Makasih bil, aku janji bakalan jadi yang terbaik dan jadi yang terakhir di hati kamu" ucap Septian dari balik dekapannya. Membuat Nabila diam diam menjadi menarik bibirnya ke atas.
Ketika mereka sedang asyik di dunianya tiba tiba, suara hp Nabila membuat mereka berhenti sejenak. Nabila melepaskan pelukannya dan mengambil ponsel miliknya dari tas sekolahnya. Nabila melihat Reina menelpon dirinya. Nabila pun menempelkan hp nya ke telinganya. Terdengar suara orang yang sangat ia kenal dari ujung sana.
"Hallo Bil?"
"Iya, kenapa Na?"
"Lo lagi diman?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...