Nabila memasuki kamarnya dengan lesu, kamar yang di desain dengan warna ungu ini pun menjadi saksi bisu seluruh kegiatan Nabila.
Nabila menghempaskan dirinya ke kasur, perkataan mamahnya tadi dan juga chat yang di kirimkan Reina masih saja terngiang di pikirannya. Nabila takut bila apa yang selama ini tidak ia inginkan akan terjadi sebentar lagi.
Nabila mengecek ponselnya takut takut ada notifikasi, ternyata benar ada satu pesan masuk dari Reina. Nabila takut untuk membukanya, tetapi ia juga penasaran dengan isinya. Dengan keberanian yang penuh, Nabila memberanikan diri membuka chat nya.
Reinaaaa
Ntsya msk rmh skit!
Nabila terdiam saat itu juga, tidak tahu harus berbuat apa. Di tambah kata kata Reina yang membuat nyalinya semakin menciut. Reina tidak biasanya mengetik pendek seperti ini.
Tanpa pikir panjang, Nabila mengganti pakaian seragamnya menjadi pakaian seperti ingin ke luar rumah. Dia menggunakan baju lengan pendek berwarna putih dan di balut dengan jaket warna putih juga tanpa di kancing jaketnya.
Setelah mendapat izin dari mamahnya, Nabila bergegas menuju rumah sakit dengan menggunakan taxi, mamahnya tidak mengizinkan Nabila mengenakan mobil karena ini sudah malam.
Selama perjalanan Nabila tidak henti hentinya melihat ke arah jendela. Ia ingin nangis saja, bagaimana bisa sahabatnya masuk rumah sakit tapi ia malahan tidak peduli.
Ketika sudah sampai di rumah sakit, dirinya langsung berlari menuju tempat Natasya di rawat setelah bertanya kepada suster di sana.
Nabila terdiam dan dengan kaki lemas ketika melihat Reina sedang menangis dan Rere sedang menenangkan Reina yang menangis. Nabila mengumpulkan keberanian yang sangat besar, ia sudah bisa menerima konsekuen yang harus ia terima sekarang.
"Na" Nabila berjalan mendekat ke arah Reina yang sedang menunduk dan bahunya berguncang hebat, sudah bisa di pastikan ia menangis dengan hebat.
Reina melihat Nabila yang baru datang, terlihat sorot kebencian di mata Reina ketika melihat Nabila datang. Nabila hanya bisa meneguk air liur nya dengan susah payah.
"Ngapain lo disini?" tanya Reina dengan penuh kebencian. Nabila maju satu langkah, dia mendekat ke arah keduanya.
"NGAPAIN LO DISINI?" amarah Reina memuncak, Rere yang berada di sampingnya menjadi kaget karena Reina marah seperti ini. Nabila menjadi terkejut, karena sebelumnya Reina belum pernah bisa marah kepada dirinya.
"Na, kontrol emosi lo. Ini rumah sakit" Rere menenangkan Reina, Rere melirik ke arah Nabila meskipun tidak ada sorot kebencian seperti Reina tadi. Tapi Rere menyimpan aura kecewa di matanya. Terlihat jelas oleh Nabila.
"Gu-gue mau liat keadaan Natasya, sahabat gue" ungkap Nabila. Reina yang mendengar Nabila berbicara pun terkekeh mengejek.
"Apa lo bilang? Sahabat?" tanya Raina kepada Nabila. Reina menoleh ke arah ruangan dimana Natasya di rawat. Orang tua Natasya menitipkan Natasya kepada Reina dan Rere karena mereka ingin mencari makan sebentar. Mengapa Reina dan Rere tidak masuk saja ke dalam? Dokter menyarankan bahwa Natasya harus sendiri dahulu. Dia harus banyak istirahat.
Sosok Natasya yang sangat ceria kini terbaring lemah tidak berdaya tak terasa air mata Reina menetes kembali. Ia menghapus air matanya dengan kasar lalu melihat ke arah Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...