"Bil dari mana aja? Kok baru masuk?"
Natasya melihat Nabila memasuki kelas dengan wajah yang di tekuk, hal itu justru membuat ketiga sahabat Nabila yang sedang berada di tempat yang sama jadi bertanya tanya.
Nabila duduk di sebelah Natasya, pandangan dirinya lurus ke arah depan dan juga ada pikiran yang mengganggu pikiran Nabila. Pandangan dan pikiran Nabila kosong.
Raga Nabila memang berada bersama mereka tetapi pikirannya tidak ada di sana.
"Bil"
Panggil Natasya sekali lagi, kali ini dengan sedikit sentuhan di pundak Nabila yang membuat Nabila tersadar dari lamunannya lalu menatap ke arah Natasya dengan tatapan bingung sekaligus terkejut mendapatkan tatapan tanya dari teman temannya.
"Kalian kenapa liatin gue kaya gitu?" tanya Nabila kepada teman temannya. Rere menarik nafas nya panjang lalu menghembuskannya lagi. Dia merasa ada yang beda sosok Nabila kali ini.
Sosok Nabila yang ceria dan juga humoris kini menjadi sosok yang pendiam dan juga menjadi banyak melamun. Semejak dirinya mengenal apa itu cinta.
Memang Nabila pernah berpacaran, tapi tidak sampai seperti ini. Sepertinya orang yang menganggu pikiran Nabila kali ini adalah orang yang sangat berharga di hidupnya.
"Lo yang kenapa, lo lagi ada masalah? Cerita sama gue kalau lu ada masalah" Ucap Reina bertanya kepada Nabila.
Sama halnya dengan Rere, Reina pun menjadi bingung dengan perubahan sikap Nabila. Reina merasa bahwa ada sesuatu yang membuat Nabila menjadi seperti ini.
"Ngga ada masalah apa apa kok, perasaan kalian doang palingan" Ucap Nabila sembari tersenyum menyakinkan ketiga teman yang tadi bertanya kepada Nabila.
Tapi, bukan Reina namanya kalau mudah percaya begitu saja. Kalau kedua temannya sudah bisa di pastikan bahwa mereka percaya dengan ucapan Nabila tapi tidak dengan Reina.
"Iya deh gue percaya" Ucap Natasya sembari mencubit pipi Nabila dengan gemas di bagian kiri, di susul oleh Rere yang mencubit pipi bagian kanan.
Sedangkan Reina? Dia hanya melihat tingkah ketiga Sahabatnya. Reina masih memikirkan mengapa Nabila menjadi seperti ini. Pasti ada sesuatu yang Nabila tutupi dari mereka.
"Bil, gue mau ke toilet dulu ya ntaran aja" Ucap Reina berdiri dari tempat duduknya, membenarkan sedikit rok nya yang kusut. Nabila menatap ke arah Reina lalu memberikan anggukan tak lupa dengan senyum yang selalu ia berikan.
Reina langsung ngacir menuju pintu kelas, sebenarnya dirinya sedang tidak ingin ke toilet, hanya saja dirinya ingin keluar saja sekedar menghirup udara segar.
Reina menyelusuri koridor yang sepi mungkin masih melakukan kegiatan belajar mengajar, kecuali kelas Reina karena guru yang harusnya mengajar mereka izin tidak bisa hadir mengajar mereka.
"Kenapa ya Nabila berubah kek gitu?" Tanya Reina kepada dirinya sendiri. Reina lalu teringat sesuatu yang membuat dirinya menjadi menegakkan tubuhnya
"Gini deh, tadi kan Nabila di panggil sama bu Cahya ke piket, awalnya Nabila ceria pas di panggil sama bu Cahya, tapi kok pas balik dia jadi nekuk wajahnya gitu" Ucap Reina kepada dirinya sendiri. Dirinya bingung tapi memang sepertinya salah satu alasannya adalah itu.
"Apa jangan jangan ini ada sangkut pautnya sama bu Cahya" tanya Reina lagi lagi tidak ada yang menyaut ucapannya.
Reina mengangkat kepalanya ke atas melihat lorong kelas yang sangat sepi. Dirinya sekarang dekat dengan kantin dan juga toilet, Reina hanya ingin sebatas mencuci wajahnya untuk menyegarkan kembali wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...