Nabila termenung menatap hamparan kota Bandung dari balkon kamarnya. Dirinya melamun, entah apa yang memenuhi pikirannya saat ini. Yang jelas pandangannya kosong, sangat kosong.
"Nunggu atau ngelupain?" Nabila bergumam sendiri, dirinya menggembungkan pipinya dengan gemas, siapapun yang melihat Nabila sekarang pasti akan gemas sendiri.
"Kalau gue nunggu, yaiya kalau dia nepatin janjinya, kalau ngga?"
"Yakali juga gue nunggu orang yang udah punya tunangan, bisa dikata autis gue" Nabila masih bergumam sendiri, melontarkan kalimat demi kalimat yang sangat mengganjal pikirannya.
"Tapi kalau gue lupain dia pun, ga segampang itu juga" Nabila bingung dengan dirinya sendiri, di hadapan Septian dirinya berbicara bahwa dirinya benar benar ingin melupakan Septian dan marah besar ketika melihat Septian dan Glo. Tetapi, sekarang, dirinya malah bingung dengan kebingungannya sendiri.
"Kenangan gue sama dia terlalu banyak, kalau gue lupain pun gaakan secepat itu" Nabila memutar ulang memori yang sudah ia kubur dalam dalam di dalam memori otaknya.
"Tapi, pilihannya cuman dua, nunggu atau lupain"
"Tapi kan hukum alam nya, cewe itu maunya di kejar, bukannya nunggu. Tengsin abis gue kalau nunggu cowo kayak dia, dikata cowo cuman dia doang gitu?" Nabila terkekeh sendiri mendengar ucapan absurd nya sendiri.
Nabila mengerucutkan bibirnya beberapa senti, dirinya juga nampak menjulingkan matanya. Serius, siapapun yang melihatnya akan langsung gemas karena ulahnya yang kelewat lucu.
"Lo harus bisa move on, bil!" Nabila menyemangati dirinya sendiri agar bisa melupakan orang yang menempati hatinya dengan singkat, namun memberikan kesan yang teramat dalam di hati Nabila.
"Move on ga harus cari pelarian juga" Nabila mengulang ngulang kata kata tersebut dengan menatap ke arah ponsel yang ada di genggamannya.
"Tapi, enak juga kayaknya kalau cari pelarian" Nabila tersenyum sinis, entah mengapa dirinya jadi terlihat jahat sekarang. Padahal, dahulu Nabila memiliki sebutan malaikat tak bersayap oleh orang orang terdekat.
"Gelo emang si Septian, kuman pikiran gue banget" Nabila memukul kepalanya dengan kedua tangan dengan sedikit keras. "Pikiran gue ternodai sudah gara gara cowo alay kek dia"
Nabila menggigit bibir bawahnya nampak berpikir apa yang harus ia lakukan agar bisa melupakan Septian tanpa harus mencari pelarian.
Nabila berdiri dari duduknya dengan sekali hentakan dan menggebrak meja dengan keras, matanya berbinar dan senyuman langsung terbit begitu indah di wajah cantik Nabila.
"Gue harus cari kesibukan" Ucap Nabila dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya. Tetepi, sayangnya Nabila tidak bisa mempertahankan kecantikan yang terpancar di wajahnya, di gantikan dengan wajah yang bingung.
"Tapi apa ya, kesibukan yang cocok buat lupain si kutu kupret itu?" Nabila bertanya kepada dirinya sendiri, Nabila memutar matanya beberapa kali, mencoba mencari kesibukan apa yang memang pas untuk dirinya.
"Apa gue ajak Rere, Reina, Natasya buat nyari cogan banyak banyak ya? Kan lumayan buat persediaan" otak gila Nabila kembali untuk saat ini, senyuman setannya langsung terbit begitu saja dan di susul dengan tawa yang terdengar sangat mengerikan.
"Astagfirullah, lo emang bener bener udah terkena virus bad girl dari Septian ini mah"
------
"NATASYAAA!!" Nabila langsung memeluk Natasya ketika melihat orang yang di maksud ada di dalam kelas sedang bermain handphone nya.
"Apa lo, setan?" Natasya tidak tahu apa setan yang bisa merubah sifat kalem Nabila menjadi sifat autis seperti ini.
"Bego" Nabila menoyor kepala Natasya ketika Nabila sudah ada di samping Natasya.
"Jauh jauh lo dari gue, kembaliin temen gue woi. Kalau mau nempel jangan di temen gue yang adem ayem gini" Natasya memegang kepala Nabila seolah olah menirukan adegan adegan paranormal yang sering Natasya tonton di televisi.
"Lu ngapain sih anjir" Nabila menyingkirkan tangan Natasya dari kepalanya dan langsung menatap Natasya marah.
"Ya lu kenapa? Kan gue kira lu kemasukan setan parkiran" Ucap Natasya tak kalah sewor dari Nabila.
"Geje lu" Nabila kembali menampilkan aura tenangnya kembali.
"Ehh...ehh Nat, gue ada kesibukan nih yang harus kita berdua ikutin. Karena, menurut gue ini bakalan jadi kesibukan yang sangat sangat penting bagi kehidupan kita semua" Nabila langsung semangat kembali, Nabila menatap Natasya dengan mata penuh kebahagiaan. Natasya yang di tatap seperti itu hanya menampilkan wajah datar dan ingin memakan Nabila hidup hidup.
"Banyak omong lu, buruan intinya aja" Natasya menatap Nabila dengan tatapan malas, dirinya tidak tahu siapa orang yang sudah meracuni pikiran teman nya yang satu ini.
"Gue punya kesibukan nih, lu mau ngga temenin gue nyari cogan di sekolah ini? Selama ini gue terlalu bodoamat sama sekitar gue. Dan tanpa gue sadarin, ternyata banyak banget cogan di sekolah ini" cerita Nabila dengan mata yang sangat menyorot aura kebahagiaan.
Nabila masih ingat ketika tadi dirinya berjalan dengan senyuman di arah koridor, banyak lelaki kece nan tampan yang menatap ke arahnya dengan tatapan memuja.
Selama ini, ketika Nabila berjalan di arah koridor selalu memasang wajah yang datar dan nampak cuek dengan keadaan.
Dan perlu di ingatkan, Nabila tadi hampir ngakak guling guling ketika ngeliat Septian yang jadi 1 diantara 1000 orang yang juga menatapnya dengan tatapan memuja. Namun ada sedikit penambahan ekspresi yang septian tunjukkan. Yaitu terkejut abang terheran terheran.
Nabila sih bodoamat ya, karena dari 1 dari 1000 orang itu, tidak ada yang kecenya di atas rata rata. Rata rata mukanya kaya Manu Rios, gaada yang kaya bapaknya Manu Rios.
Natasya hanya memutar matanya malas, Natasya masih menatap datar ke arah Nabila. Bisa bisanya Nabila peduli dengan lingkungan sekitar. Mau nyari cogan dia kata, Andre aja yang gantengnya kaya kakek Manu Rios dia tolak. Perlu yang kaya gimana lagi coba?
"Emang setres nih anak" gumam Natasya tidak jelas.
"Gue sebagai teman yang baik hati dan tidak sombong, gue akan membantu sahabat gue yang lagi dalam fase puber telat" Nabila mendatarkan wajahnya mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Natasya.
"Tapi, gue gaakan ikutan berburu cogan ya, karena bagi gue, Davino itu udah mewakili eyangnya Manu Rios, yang pasti ganteng buanget poll!"
"Eh, bentar deh" Nabila merasa ada keganjalan dalam percakapan mereka berdua.
"Kok dari tadi kita ngomong pasti arahhya Manu Rios lagi, Manu Rios lagi" Nabila terkekeh sendiri ketika menyadari arah pembicaraan mereka.
"Udah elah, masih gantengan juga eyang dari eyangnya Manu Rios" Ucap Reina yang tiba tiba datang dan langsung membuat seluruh murid kelas terdiam karena ucapan Reina yang terdengar keras dan juga kedatangannya yang tiba tiba.
Tbc.
Oke, gantengan juga eyang dari eyang nya eyang Manu Rios yea ga?
Gj kan si gue? Udah update kan, baik kan? Ato jahat? Jahat keknya HAHAHA. Part inimah cuman part yang dibuat asal asalan, melenceng dari konflik kaga ngapa ngapa kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...