[24]-Pergi dan maaf

2K 84 1
                                    

"Nabila, lo di panggil Septian di luar tuh!" Nabila sedang menulis sesuatu yang di suruh tadi oleh bu Cahya, Nabila melihat ke arah pintu, dirinya melihat Septian sedang ada di sana.

Nabila menatap Nanda lalu menaikkan alisnya sebelah, berusaha bertanya kepada nanda mengapa Septian mencari dirinya.

"Gatau" Ucap Nanda seolah peka terhadap apa yang di kode oleh Nabila

"Mendingan lo samperin gih sana!"Ucap Nanda, lalu dirinya menuju ke bangkunya sendirinya untuk berkumpul bersama teman temannya.

"Ngapain lagi sih tu orang!" Gerutu Nabila pelan, dengan malas malasan, dirinya berjalan menuju ke arah pintu dan menemukan Septian sedang duduk di bangku yang berada di samping kelas Nabila.

"Lo ngapain kesini lagi sih?!" Nabila terkejut ketika kata itu keluar dari dirinya sendiri, dirinya menutup mulutnya dengan tangan merutuki kebodohan nya sendiri.

"Ga boleh emang?" Septian berdiri dari kursinya, berjalan menuju arah Nabila, menyadari kedekatan mereka, Nabila menggeser tubuhnya sedikit lalu terduduk di bangku yang tadi di duduki oleh Septian.

"Langsung ke intinya aja napasi! Jangan berbelit belit, gada waktu gue!" Entah mengapa Nabila bisa berbicara seketus itu kepada Septian, dirinya sekarang berubah menyebalkan memang. Nabila menyadari itu.

"Kenapa jadi sinis?" Septian masih berusaha mengulur pembicaraan antara keduanya, Nabila tidak mau berada lama lama di dekat Septian, bukan apa apa, dirinya hanya takut bila tidak bisa melupakan Septian bila Septian pun selalu ada di dekatnya.

"Mau lo apa sih?! Kalau mau ngomong ke intinya aja! Gue banyak tugas yang belum gue kerjain" Nabila jadi kesal sendiri sekarang, dirinya tidak peduli tatapan di sekitarnya yang menatap mereka dengan tatapan penasaran dan juga terdengar bisik bisik.

"Lo beda ya sekarang" Septian duduk di sebelah Nabila, tapi Nabila seolah membuat jarak antara mereka berdua semakin menjauh.

"Bukan gitu! Gue lagi banyak tugas kalau lo kesini gada tujuan mendingan gue masuk ke kelas aja" Ucap Nabila berusaha memberikan perngertian kepada Septian. Dirinya tidak mau di sebut sombong atau apalah itu.

Nabila berniat untuk meninggalkan Septian saja, dirinya berdiri dari kursinya. Tetapi belum sempat Nabila berjalan, seseorang menarik tangan Nabila dengan pelan membuat Nabila menatap kembali ke belakang.

"Sebentar aja!" Terlihat ekspresi memohon di wajah Septian, dirinya sangat berharap Nabila berada di sampingnya. Nabila jadi bingung sendiri sekarang, di satu sisi dia ingin sekali berada di dekat Septian karena Nabila pun sama sama rindu kepada lelaki di hadapan nya ini.

Tapi di sisi lain dirinya tidak mau membuka luka lama yang sudah ia kubur dalam dalam, Nabila tidak mau dirinya akan semakin gagal untuk melupakan Septian.

"Yaudah sebentar aja! Gue gapunya banyak waktu" Ucap Nabila pasrah, dirinya menarik nafasnya pelan lalu terduduk di kursi tadi.

"Kangen gue sama lo" Septian berbicara dengan sangat tulus, meskipun Septian tidk menatap ke arah Nabila tapi Nabila tau itu sungguh sungguh dari lubuk hatinya paling dalam.

Selama beberapa detik mereka terdiam, Septian tersenyum kecut karena tidak ada balasan apapun dari Nabila. Mungkin Septian hanya berharap bahwa Nabila pun akan merasakan hal yang sama dengan dirinya.

"Mungkin gue aja kali ya yang ke geeran kalau lo juga bakalan kangen sama gue" Ucap Septian dengan tertawa rendah, dirinya menatap ke depan dengan tatapan kosong, Septian jadi semakin yakin untuk melepaskan Nabila sekarang. Dirinya tidak harus merasa takut bila Nabila akan tersakiti oleh Septian. Buktinya saja sekarang Nabila baik baik saja. Bahkan lebih baik dari sebelum nya.

Annoying BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang