"Assalamualaikum seseorang masuk ke dalam ruangan yang di dominan oleh warna putih ini.
Ketika masuk ke dalam ruangan tersebut, kedua orang yang tengah mengobrol pun menjadi menghentikan aktivitasnya dan menatap ke arah pintu.
Senyum keduanya merekah ketika melihat siapa yang datang.
"Bil, masuk sini" Natasya menyuruh Nabila untuk masuk ke dalam. Tentu saja Nabila langsung masuk ke dalam dan duduk di sebelah Natasya.
Nabila melihat wajah Natasya yang pucat tetapi masih bisa tersenyum. Nabila salut akan kekuatan Natasya.
Nabila mengalihkan pandangannya ke arah lain karena ia rasa matanya sangat pedih. Dan penglihatannya memburam.
"Kesini sama siapa?" Natasya bertanya seperti itu kepada Nabila. Nabila pun menatap ke arah Natasya dan tersenyum, seperti yang sedang di lakukan Natasya sekarang.
"Sendiri" jawab Natasya dengan sangat pendek.
Bukan berarti Nabila malas untuk berbicara dengan Natasya. Bukan! Tetapi ia tidak mau kalau Natasya mendengar suara Nabila yang serak dan parau itu.
Nabila sedang menahan tangisnya untuk saat ini.
"Rere kemana?" kali ini suara itu berasal dari Reina. Nabila mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Tadi Rere berbicara kepada dirinya bahwa ia ada urusan sebentar dan akan menyusul mereka ke sini.
"Ada urusan tadi sebentar" ujar Nabila yang langsung berdiri dan mengintari tempat tidur Natasya.
Sekarang Nabila berada di sebrang tempat tadi ia duduk. Nabila kembali menatap ke arah Natasya yang masih tersenyum.
"Udah makan?" Nabila menatap ke arah Natasya. Natasya hanya mengangguk yang membuat Nabila tersenyum.
Nabila sedikit membenarkan letak bantal Natasya yang menurut Nabila tidak enak. Dia pun merasa bahwa Natasya merasa tidak nyaman.
"Udah minum obat?" tanya Nabila sekali lagi. Ia begitu perhatian kepada Natasya karena menurut Nabila lebih besar penyebab Natasya sakit seperti ini adalah dirinya. Natasya hanya mengangguk
"Anak pinter" ucap Nabila terkekeh sebentar lalu mencubit pipi Natasya sedikit gemas. Tentu saja tidak memakai tenaga hanya pura pura.
Nabila melepaskan tangannya dari pipi Natasya. Dia melihat Natasya sedang mengobrol dengan Reina tetapi terlalu kecil suara mereka dan sedikit serius. Karena Nabila bosan, Nabila pun duduk di kursi yang tersedia sedikit jauh dari tempat Natasya tidur.
Ia memainkan hp nya. Tidak ada yang menarik untuk di perhatikan. Ia membuka aplikasi line, tapi tidak ada yang ngechat, dia membuka aplikasi instagram tapi dia ada yang menarik juga. Lalu kembali lagi ke menu awal.
Sampai akhirnya Nabila membuka galeri yang banyak sekali foto foto tidak penting. Dia pun menghapus beberapa foto yang menurutnya tidak berguna.
"Bil" suara panggilan dari Natasya membuat Nabila menjadi mengangkat kepalanya yang tadi fokus ke hp menjadi fokus ke arah Natasya.
"Kenapa?" tanya Nabila bingung. Lalu lagi dan lagi Natasya tersenyum dan mengibaskan tangannya seolah menyuruh Nabila untuk menghampiri dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...