[51]-Akhir sesungguhnya[End]

2.2K 55 6
                                    

Ini aku cepetin ya maaf banget, soalnya ide aku udah gatau mau gimana lagi.

Dan, sebenrnya ini udah aku tulis 2 bulan lalu bareng epilog dan extra part tapi tiba tiba part ini keapus padahal panjang banget, jadi bener bener harus ngumpulin niat lama banget buat nulis lagi.

Satu lagi, kalau respon kalian terhadap part ini rame dan baik, aku bakalan up epilog besok dan extra part hari minggu. Kalau nggak ada respon baik, ya suka suka aku up kapan aja.

---------------

5 tahun kemudian.

"Permisi pak, ini ada berkas yang harus bapak tanda tangani" lelaki berjas itu menatap sekretarisnya dengan tatapan tajam seperti biasa, membuat sekretaris itu menciut seketika.

"Simpan saja, nanti kamu bisa kembali lagi kesini" jawabnya dengan nada dingin, memang sudah bukan rahasia lagi jika bos di perusahaan ini memiliki sifat yang dingin tak tersentuh. Sampai saat ini masih belum ada yang tau apa yang membuat lelaki tampan ini begitu dingin kepada semua orang.

Hanya dirinyalah yang tahu jawabannya.

Selepas kepergian sekretaris itu, lelaki itu menyandarkan punggung tegapnya ke kursi dan memejamkan matanya.

Hidupnya gelap, kelam, dan hampa semenjak kepergian gadis itu beberapa tahun lalu.

Banyak yang berubah dalam dirinya setelah kehilangan gadis itu, semuanya berubah dan tidak akan lagi sama.

Pintu ruangan itu terbuka menampilkan seorang wanita berperawakan tinggi dengan tubuh berisi sempurna tengah menatap dirinya dengan kesal.

"Septian, kamu tuh ya kita kan ada janji hari ini tapi aku tunggu di cafe itu kamu malah ga dateng dateng. Yaudah aku susul kamu kesini" wanita itu terus nyerocos tanpa mengindahkan tatapan lelaki di hadapannya yang sepertinya sudah sangat kesal.

"Maaf Glo, gue lagi banyak pikiran"

Ya, lelaki itu adalah Septian, lelaki yang dulunya berkepribadian hangat berubah menjadi sosok dingin yang sedikit menyeramkan setelah kejadian beberapa tahun lalu.

"Kamu tuh, selalu aja lupa terus kalau ada janji sama aku. Sebenarnya kamu niat nggak sih ngajak kamu jalan"

Nggak

Ingin sekali septian mengatakan seperti itu, namun kata kata itu hanya mampu dia ucapkan dalam hati.

"Plis deh Glo, gue lagi pusing banget hari ini, banyak tamu yang bakalan dateng hari ini. Jangan ganggu gue dulu hari ini aja" Septian sudah sangat frustasi menghadapi Glo yang setiap hari selalu saja menganggu dirinya tanpa henti. Meskipun Glo saat ini adalah pacarnya.

"Kamu tuh ya keb-"

"Ini kartu atm aku, kamu bebas mau beli apa aja, asal jangan ganggu aku hari ini aja" Septian dengan wajah terpaksa mengeluarkan kartu atm dari dompetnya dan di berikan kepada Glo. Tentu saja Glo yang melihat itu langsung berbinar dan merampas kartu itu.

"Makasih sayang, aku nggak bakalan ganggu kamu hari ini. Janji" seru Glo dengan riang, dengan wajah penuh senyuman dirinya memberikan kecupan singkat di pipi Septian sebagai ucapan terima kasih.

Setelah itu Glo langsung pergi dari hadapan Septian dengan hati yang sangat senang.

"Tahan Sep tahan"

Masih dengan mood buruk, tiba tiba sekretaris tadi masuk kembali kedalam ruangan Septian.

"Maaf pak, saya hanya ingin menyampaikan bahwa tamu besar bapak sedang dalam perjalanan menuju kesini. Bapak di persilahkan menunggu di bawah untuk menyambut"

Annoying BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang