"Weeyy bro! Ngapa lo senyam-senyum gitu?" Salman mengagetkan Septian yang sedang melamun di pojok kelas
"Njing! Ngagetin gue aja lo" marah Septian kepada Salman. Sedangkan yang di marahi pun hanya cengengesan ngga jelas.
"Yaelah khusyu banget lo mikirin seseorang nya sampe sampe kaget gitu" ucap Salman, lalu mengambil bangku di sebelah Septian. "Sholat aja kalah khusyu nya daripada mikirin dia, yakan?" Sambung Salman. Septian melihat ke arah Salman dan melotot tajam. Kalau ingat ia bukan teman Septian, udah Septian lempar dia sekarang juga dari bumi ini. Ada ya spesies macem Salman ini. Aneh Septian
"Lah ngapa lu marah? Emang bener kan?! Lu kan kalau sholat ga bisa khusyu, sebentar sebentar benerin rambut, sebentar sebentar lirik jendela. Sholat aja lu ga punya tujuan. Apalagi hidup! Suram!" Ucap Salman tajam. Cowo tapi kok mulut nya kaya cewek.
"Bacot! Mulut lo kaya cewe" kesal Septian. Dia ingin sekali membuang Salman ke rawa-rawa dan jangan balik lagi aja sekalian.
"ASTAGHFIRULLAH HALAZIM KALIAN BERDUA NGAPAIN DIEM DI BELAKANG? MOJOK LAGI! LO JUGA MAN! LO MAU SELINGKUH DARI GUE?!" Teriakan Rehan membuat Septian bernafas lelah dan pasrah. Bagaimana bisa, ia memiliki teman macam mereka semua?
"Gausah teriak teriak dugong! Ini kelas bukan hutan!" marah Septian kepada Rehan. Di beri jitakan juga oleh Salman. "Sono kalau lo mau teriak teriak di rumah lo noh, bareng keluarga-keluarga lo yang biasa ada di pohon!" sarkas Septian dengan tidak memakai hati berbicara seperti itu kepada Rehan.
"Astaghfirullah haladzim, apa salah dan dosaku sayang, kenapa kalian jahat jahat, kenapa kalian jahat sama aku. Kalian jahat, kalian jahat" Ucap Rehan mendramatis. Dia berbicara sembari melafalkan lagu jaran goyang. Yang membuat Septian menatapnya dengan tatapan ingin menabok saja temannya yang satu ini.
"Njs lu bagong!"
"Kamu kasar ya! Papa ga suka, mulai besok uang jajan kamu papah potong!" Ucap Rehan kepada Septian. Sumpah! Septian ingin menendang mereka semua supaya tidak ada lagi disini! Gedeg septian lama-lama!
"Btw, gimana sama target lo?" Salman memulai pembicaraan serius di antara mereka. Mendengar nama Nabila, membuat Septian menatap ke arah Salman dan nampak berfikir.
Sebenarnya Nabila dan dirinya sudah dekat padahal belum lama kenal, pada dasarnya pun Bila orangnya sangat asik, tidak jaim dan tidak sok asik juga.
Tapi, satu pertanyaan yang masih terngiang di pikiran Septian dan masih belum terjawab sampai saat ini.
Apakah Nabila mau bersama dirinya?
Secara Nabila itu sekertaris kelas, anggota tim inti cheerleader, bukan hanya 1,2 orang yang mendekatinya tetapi banyak! Belum apa apa ia sudah harus berhadapan dengan ketua OSIS saja.
Bukannya Septian takut, tetapi ia hanya tau diri saja siapa dirinya, dia hanya seorang badboy dan Nabila adalah primadona. Dia merasa kalah bila bersanding dengan Nabila.
"Ngga tau tuh gue juga bingung" Ucap Septian menatap ke arah kedua temannya dan langsung menatap kosong ke arah pintu.
"Gue udah deket sama dia, alhamdulillah lah udah ada kemajuan, tapi" Septian menggantungkan ucapannya yang membuat Salman dan Rehan menatapnya penasaran. Menunggu kata selanjutnya yang akan di ucapkan oleh Septian
"Tapi?" tanya Rehan kepada Septian. Sebelum melanjutkan ucapannya Septian menarik nafasnya perlahan dan membuangnya secara perlahan lagi
"Gue ngga yakin Nabila mau sama gue" pasrah Septian dan membuat kedua temannya saling menatap satu sama lain sampai akhirnya mereka tertawa bersama. Septian yang merasa di tertawakan pun hanya menatap keduanya dengan tatapan benci.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...