Nabila masih menangis di kamar miliknya, keadaannya jauh dari kata baik baik saja. Seragam sekolah pun masih melekat di tubuh Nabila.
Sakit,
Rasanya Nabila ingin pergi menjauh dari sini, bila perlu menjauh dari dunia ini.
Mengapa rasanya semua jahat kepadanya? Mengapa Nabila tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan?
Mengapa dunia ini rasanya sangat kejam kepada dirinya? Jelas jelas Nabila hanya ingin merasakan yang namanya kebahagiaan, hanya itu saja.
Perlakuan manis Septian kembali berputar di otak Nabila, perkataan lelaki itu, perbuatan lelaki itu, senyuman lelaki itu, semuanya masih melekat dengan jelas di pikiran Nabila.
"NABILA!" di sela sela lamunannya, Nabila terkejut ketika mendengar teriakkan dari luar pintu kamarnya. Dan Nabila langsung mengetahui siapa orang yang berada di balik pintu rumahnya.
Dengan penampilan yang jauh dari kata rapih, Nabila berjalan dengan malas menuju pintu kamarnya. Sebelum membuka nya Nabila menghembuskan nafas berat dan langsung membuka pintu.
Nabila terhuyung ke belalang ketika mendapat serangan tiba tiba dari Natasya.
Ya, Natasya, Rere dan Reina ada di rumahnya. Dan posisi mereka sekarang adalah tengah memeluk Nabila sembari mengusap ngusap punggung nya.
"Lelaki itu emang brengsek Bil, lo jangan pikirin itu lagi ya?" Natasya mengurai pelukan mereka, langsung menatap penampilan Nabila yang berantakan.
"Lo kaya habis apa aja dah berantakan gini" Natasya merapihkan rambut Nabila yang berantakan sembari terkekeh, Nabila yang melihat itu tanpa sadar langsung tersenyum hangat. Meskipun tipis.
"Gue nggak mau ya lo jadi kaya orang gila gini hanya karena satu cowo yang menurut gue sampah. Ayolah Bil, masih banyak cowo di dunia ini nggak cuman dia aja" ucapan Reina langsung di beri anggukan oleh Rere.
"Bener apa kata Reina, cowo mah emang gitu Bil, jangan di ambil pusing"
"Malahan lo harus ngambil pelajaran dari kisah ini, kalau lo nggak boleh asal pilih lagi dalam urusan asmara kedepannya. Lo harus lebih waspada"
Natasya mengangguk, "iya, gue yakin Bil, suatu saat nanti lo pasti bakalan dapatin cowo yang bener bener tulus sayang sama lo, yang nggak akan buat hati lo sakit lagi. Dan cowo itu bukan Septian" mendengar ucapan Natasya, air mata Nabila langsung turun dengan sendirinya membuat ketiga gadis itu langsung memekik kaget.
"Loh kok malah nangis sih, aduh kita salah ngomong ya" ujar Rere dengan panik. Reina yang juga panik langsung bergerak cepat mencari tisu untuk Nabila, sedangkan Natasya langsung menepuk pelan punggung tangan Nabila.
"Gu...gue terharu punya temen kaya kalian, kalian selalu ada di saat kaya gini" dengan air mata yang masih mengalir dan nafas yang tersendat sendat, Nabila berusaha untuk tetap tersenyum.
"Iya Bil, maafin gue ya kemarin kemarin udah marah sama lo, gue maksa lo deket sama Septian padahal cowo itu nggak bener. Gue nggak tau, gue bener bener nyesel Bil" Nabila sedikit terenyuh ketika melihat Natasya yang menunduk dengan nafas yang terdengar gusar.
"Gue ngerti kok, lo ngelakuin itu karena lo care sama gue. Gue juga harusnya bisa nahan hati gue yang seketika luluh ngeliat penampilan dia tadi"
"Udah udah jangan jadi drama gini. Yang penting lo inget kata kata kita tadi ya Bil? Kita bukannya mau ngatur lo, kita cuman nggak mau lo sakit hati lagi" Nabila tersenyum tulus menatap sahabat sahabat nya. Dengan mata yang sudah berkaca kaca Nabila memeluk mereka bertiga dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...