"Kemarin kau ubah benci jadi cinta
Sekarang berubah, benci jadi kecewa
Ku kira cinta itu indah, tetapi
ternyata, tak seindah itu"Nabila menangis dalam diam, dirinya tidak siap jika harus membenci orang yang di cintai nya untuk kedua kali.
Nabila ingin membenci Septian, tetapi rasa cinta Nabila terlalu besar.
Rasa yang tumbuh dalam waktu yang sangat singkat. Nabila juga tidak tahu mengapa, sudah berkali kali dia dekat dengan lelaki. Tetapi, sangat sulit untuk Nabila bisa menumbuhkan rasa sayang.
Hanya rasa sayang saja, perlu waktu lama sekali untuk Nabila. Tetapi, ketika datang Septian, itu semua tidak berlaku lagi, dengan waktu yang singkat, Septian berusaha membuat Nabila mencintai lelaki itu.
Tetapi, akibat pertemuan singkat itu, Nabila juga menjadi sedikit menyesal sekarang.
Harusnya, Nabila lebih memantapkan hati lagi, tidak terburu buru seperti sekarang, karena ke--terburu-buruan nya itu, Nabila jadi lebih banyak kecewa.
Rasa kecewa yang Septian torehkan kepada Nabila terlalu dalam, terlalu sulit rasanya Nabila menghapusnya, mungkin juga, karena rasa cinta yang kian mendominasi daripada rasa kecewa nya.
"Kenapa kita harus kembali membuat janji, jika akhirnya kita sendiri yang mengingkari itu" Nabila menatap foto kecil yang terpampang di dinding kamarnya.
Foto tersebut memperlihatkan Nabila dengan Septian yang sedang tertawa bersama, foto tersebut juga di ambil diam diam oleh Reina.
"Lo ngga boleh keliatan lemah gini bil, kalau lo keliatan lemah, yang ada dia bakalan ngira kalau lo ngga bisa apa apa tanpa dia" Nabila memantapkan hatinya untuk membuang jauh jauh pikirannya tentang Septian.
------
Nabila berjalan di koridor dengan wajah yang di tekuk, Nabila memasang wajah dingin, bahkan sapaan orang orang pun tidak ia balas.
Nabila sedikit terkejut ketika pundaknya di rangkul oleh seseorang.
"Sendiri aja, doi belom dateng" Nabila bisa langsung mengenali suara itu tanpa menoleh sedikit pun. Nabila hanya terdiam, tidak menepis tangan itu.
"Happy birthday to you. Sorry, gue telat ngucapin nya, gue udah Line lo, ngga lu bales bales" Nabila menarik senyum tipis mendengar ucapan lelaki itu.
"Sorry vin, gue kemarin ngga sempet buka hape, keadaan genting" Nabila terkekeh kecil mengingat kejadian kemarin, kejadian yang membuatnya ketar ketir tak karuan.
"Lo harus di hukum" Nabila menatap lelaki yang ada di sampingnya. Posisi Kelvin yang sangat tinggi membuat Nabila harus mengangkat kepalanya agar bisa melihat Kelvin dengan jelas.
"Lah, gue kan ulang tahun. Harusnya, lo ngasih gue hadiah bukan malah ngasih gue hukuman" Kelvin mengacak ngacak rambut Nabila dengan gemas.
"Ngga ada. Pokoknya lo harus gue hukum!" putus Kelvin sangat mantap. Nabila hanya mendengus kesal, apa apaan lelaki di hadapannya ini?
"Serah"
"Sebagai hukuman nya, pulang sekolah, lo pulang bareng sama gue. Gue mau ajak lo jalan, lo ngga boleh nolak" satu fakta yang baru Nabila ketahui dari sosok Kelvin. Yaitu, pemaksa.
"Apaan, itu mah enak di elo"
"Ya ngga lah, nanti gue traktir semau lo deh, sekalian gue mau ngasih lo kado" Kelvin melepaskan rangkulan nya. Lelaki itu langsung mengacak rambut Nabila sangat lama, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Nabila sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...